Sukses

Sampah Plastik di Laut Indonesia Berkurang 70 Persen pada 2025

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir mengungkap target pemerintah dalam menekan jumlah sampah plastik di laut

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir mengungkap target pemerintah dalam menekan jumlah sampah plastik di laut. Dia membidik 70 persen sampah di laut bisa direduksi pada 2025 mendatang.

Erick mengaku, pemerintah telah menyadari sulitnya penanganan sampah plastik di laut. Maka, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah sejak 2018 lalu.

"Mengingat kompleksitas permasalahan penanganan polusi plastik laut sejak tahun 2018 pemerintah Indonesia telah menetapkan komitmen yang kuat. Komitmen nasional untuk mengurangi sampah plastik laut sebesar 70 persen pada tahun 2025," ungkap Erick dalam ASEAN Conference in Combating Plastic Polution (ACCPP), di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (17/10/2023).

Dia menjelaskan, sebagian besar dari target itu sudah bisa dicapai. Dalam 4 tahun terakhir sejak 2018-2022, pemerintah disebut telah berhasil mengurangi sumbangan sampah plastik ke laut sebesar 36 persen.

"Dan upaya kami berada pada jalur yang tepat untuk mencapai pengurangan sebesar 40 persen pada akhir tahun 2023," jelasnya.

Butuh Kerja Keras

Erick menyadari, untuk mengejar 34 persen sisanya dalam 2 tahun kedepan memerlukan kerja keras. Maka, diharapkan ada upaya untu berkolaborasi dengan sejumlah pihak, termasuk komunitas negara ASEAN.

"Untuk itu, memperkuat kolaborasi berbagai pihak dan dukungan negara mitra merupakan hal yang sangat penting. Melalui kerja sama antar negara-negara Asean, saya sangat optimis bahwa kita dapat menyediakan lingkungan yang sehat bagi generasi masa depan untuk hidup. Bersama-sama kita dapat membuat perbedaan yang berarti," pungkas Erick Thohir.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

ASEAN Sumbang 243 Juta Ton Sampah Plastik

Menteri Korodonator bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim Erick Thohir mengungkap, negara anggota ASEAN menyumbang sampah padat ke laut dengan jumlah besar. Angkanya mencapai 234 juta ton sampah ke laut.

Dia mengatakan, volume limbah padat dan sampah laut yang dihasilkan negara di Asia Tenggara terus meningkat setiap tahun.

"Menurut perkiraan, hanya dari enam negara anggota, Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Singapura yang menghasilkan total 243 juta ton sampah pada tahun 2016," ujarnya dalam ASEAN Conference in Combating Plastic Polution (ACCPP), di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (17/10/2023).

Hadapi Tantangan

Dia mengatakan, dengan jumlah sumbangan sampah plastik ke laut ini, negara-negara ASEAN masih menghadapi sejumlah tantangan. Utamanya untuk mengurangi kontribusi dari sampah yang dihasilkan yang mencemari laut.

"Sementara itu, saat ini kapasitas negara-negara anggota Asean dalam menangani sampah masih menghadapi kendala, seperti kapasitas pembiayaan dan infrastruktur," ujarnya.

"Namun, saya yakin kita semua sedang bekerja keras untuk mencari solusi permasalahan sampah ini," sambung Erick.

Menteri BUMN ini juga mengatakan kalau komunitas ASEAN memiliki rencana aksi tingkat regional untuk penanganan sampah laut. Termasuk juga kerangka ekonomi sirkular bagi komunitas ekonomi ASEAN.

"Inisiatif ini juga harus menjadi kekuatan bagi Asean untuk bekerja secara kolaboratif dalam menangani polusi plastik sepanjang siklus hidupnya," urainya.

 

3 dari 3 halaman

Tak Mau Disetir

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, ingin mengurangi angka polusi sampah plastik yang makin bertebaran di lautan. Inisiatif ini akan dibahas dalam agenda ASEAN Conference for Combating Plastic Pollutuon (ACCPP) di Shangri-La Hotel, Jakarta pada Selasa (17/10/2023) besok.

Namun, Menko Luhut dan jajarannya tak ingin Indonesia dan negara ASEAN justru disetir oleh negara maju dalam penggunaan plastik, yang masih jadi bagian dalam perputaran roda ekonomi.

Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah Kemenko Marinves Rofi Alhanif mengatakan, gelaran ACCPP besok akan menghadirkan banyak kepentingan, termasuk dari negara maju. Namun, ia ingin Indonesia dan ASEAN juga punya sikap tegas dalam manajemen sampah plastik.

"Kita sebagai negara ASEAN harus punya posisi juga, dan harus kuat. Kita juga jangan disetir oleh negara maju, jangan pakai plastik segala macam, atau apapun lah. Kita belum tahu nih arahnya ke mana," ujarnya dalam sesi media briefing di Kantor Kemenko Marinves, Jakarta, Senin (16/10/2023).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini