Sukses

Harga Emas Dunia Turun ke Level Terendah dalam 7 Bulan, Bakal Berlanjut Minggu Ini?

Sedangkan survei mingguan terbatu Kitco News mengenai harga emas memperlihatkan bahwa analis pasar di Wall Street dan investor ritel terbagi rata mengenai prospek logam mulia untuk pekan ini atau pekan yang berakhir Jumat 13 Oktober.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia melemah teratur sejak Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mengumumkan mempertahankan suku bunga di 20 September 2023 dan memberikan sinyal akan mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu yang lama.

Harga emas dunia di pasar spot turun ke level terendah baru dalam 7 bulan yakni di angka USD 1.810,46 per ounce.

Namun pada perdagangan Jumat pekan lalu sedikit cahaya cerah mulai terlihat. Harga emas ditutup positif di perdagangan Jumat dengan naik 0,6%.

Sedangkan survei mingguan terbatu Kitco News mengenai harga emas memperlihatkan bahwa analis pasar di Wall Street dan investor ritel terbagi rata mengenai prospek logam mulia untuk pekan ini atau pekan yang berakhir Jumat 13 Oktober.

Analis Senior Barchart.com Darin Newsom memperkirakan, harga emas akan naik pada minggu ini.

 

"Harga emas spot untuk pengiriman bulan Desember tampaknya berada dalam posisi untuk menyelesaikan pembalikan bullish pada grafik hariannya pada hari Jumat kemarin," kata Newsom.

"Ini bisa menjadi pembalikan penting jika berhasil menembus harga tertinggi di USD 1.843,50. Pembalikan penting cenderung menjadi pola yang lebih dapat diandalkan," tambah dia.

Jika itu terjadi, maka akan mengindikasikan tren jangka pendek penguatan harga emas telah muncul meskipun dolar AS sebenarnya juga menguat.

Menguji Harga Paling Bawah

Newsom tetap memperingatkan bahwa tren penurunan jangka panjang harga emas masih terjadi.

Michael Moor yang merupakan pencipta Moor Analytics, menyatakan sikap bearish terhadap harga emas. Namun logam mulia berada pada tingkat pembalikan yang penting dan mungkin ini saatnya untuk kembali ke pasar.

"Secara teknis, semuanya mengarah ke bawah," kata Moor.

"Tetapi tingkat kelelahan ini adalah saat dimana para pedagang harus menguji pasar. Jika ini bertahan, kita bisa melihat dimulainya struktur bullish jangka panjang yang baru." tambah dia.

ANalis senior Forex.com, James Stanley, yakin harga emas kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran harga yang sama pada minggu ini.

"Tidak berubah ke atas, meskipun kami mungkin menjajaki posisi terendah di awal minggu ini," katanya.

Stanley tidak berpikir bahwa penurunan yang terjadi saat ini sudah membawa harga emas di titik terendah, meskipun menurutnya hal itu bisa saja terjadi.

"Saya berpendapat ini lebih merupakan pemantulan oversold yang membuka peluang bagi penjual untuk menunjukkan resistensi yang lebih rendah-tinggi, terutama jika kita masih melihat dorongan dalam imbal hasil."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hasil Survei

Minggu ini, 13 analis Wall Street berpartisipasi dalam Survei Emas Kitco News. Lima analis atau atau 38% memperkirakan harga emas akan lebih tinggi pada minggu ini.

Sementara jumlah yang sama atau lima analis memperkirakan penurunan harga. Sedangkan tiga analis, atau 23%, bersikap netral terhadap emas untuk minggu mendatang.

Selain itu, 528 suara diberikan dalam jajak pendapat online. Dari jumlah tersebut, 227 investor ritel atau 43% memperkirakan emas akan naik minggu ini.

Sebanyak 222 responden atau 42%, memperkirakan harga emas akan bergerak lebih rendah. Sementara 79 responden atau 15% bersikap netral terhadap prospek jangka pendek logam mulia.

Survei terbaru menunjukkan bahwa investor ritel memperkirakan emas akan diperdagangkan sekitar USD 1.842 per ounce pada minggu ini, yaitu ISD 30 di bawah prediksi minggu lalu, dan menunjukkan kenaikan sebesar USD 11 dari harga spot saat ini.

 

3 dari 3 halaman

Data Inflasi

Broker Komoditas Senior RJO Futures, Daniel Pavilonis percaya bahwa kemungkinan besar emas akan mencapai titik terendahnya.

“Saya mungkin akan mulai membeli emas di sini,” katanya.

Pada minggu ini akan keluar data inflasi CPI. Pavilonis memperkirakan data CPI akan menunjukkan bahwa inflasi melemah, dan menurutnya hal tersebut akan berdampak baik bagi emas.

"Saya pikir kita bisa melihat rebound. Saya pikir emas mungkin bergerak lebih tinggi minggu ini." kata dia.

Marc Chandler, Managing Director Bannockburn Global Forex, mengatakan dia perlu melihat kekuatan berkelanjutan dari logam kuning untuk meyakinkannya bahwa ada kemungkinan bullish.

"Emas telah mencapai kisaran USD 1.813-1.815 dalam beberapa hari terakhir, namun pertumbuhan lapangan kerja AS yang kuat dan tak terduga, hampir dua kali lipat dari apa yang diperkirakan para ekonom dalam survei Bloomberg dan Dow Jones, membuat dolar AS dan suku bunganya lebih tinggi," katanya.

"Area support penting berikutnya berada di dekat USD 1.800 dan kemudian USD 1.787."

Chandler mengatakan pendorong utamanya tetap pada dolar AS dan suku bunga, bukan pembelian bank sentral. "Saya menduga akan diperlukan pergerakan di atas USD 1.833-1.835 untuk menstabilkan suasana saat ini."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini