Sukses

Lewat Entepreneur Hub, Teten Masduki Ingin Perbanyak Wirausaha di Indonesia

Saat ini rasio kewirausahaan Indonesia baru mencapai 3,47 persen.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Koperasi dan UKM bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Kementerian Perdagangan meluncurkan Entepreneur Hub, di Solo, Jumat (11/8/2023).

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mengatakan diluncurkannya Entepreneur Hub untuk mencetak banyak entepreneur baru di Indonesia. Pasalnya, saat ini rasio kewirausahaan Indonesia baru mencapai 3,47 persen.

Rasio yang dimiliki Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan sesama negara ASEAN seperti Singapura yang mencapai 8,76 persen, Thailand 4,26 persen serta Malaysia 4,74 persen.

"Kita kan sedang mempersiapkan para entepreneur-entepreneur baru, karena kita hari ini entepreneur kita baru 3,47 persen," kata MenkopUKM Teten.

Syarat Penting Jadi Negara Maju

Teten menjelaskan untuk menjadi negara maju pada 2045, rasio kewirausahaan menjadi prasyarat penting untuk hal tersebut. Oleh karena itu, melalui Entepreneur Hub ini diharapkan Pemerintah bisa mendorong peningkatam rasio kewirausahaan Indonesia minimal menjadi 4 persen.

"Padahal untuk menjadi negara maju yang kita siapkan oleh pak Jokowi itu minimum 4 persen. Kan kalau negara maju rata-rata 12 persen entepreneurnya. Jadi kita ahrus mencetak banyak," katanya.

Menurut MenkopUKM, dibangunnya Entepreneur Hub sebenarnya untuk mempersiapkan para wirausaha baru yang lebih inovatif dan didorong untuk masuk kepada inovasi teknologi.

"Kita harus masuk pada inovasi teknologi. Jadi, tidak hanya lagi kerupuk, batu akik, batik, dan kosmetik. tapi kita ahrus mulai masuk pada produk-produk yang inovatif," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

24 Persen Peserta Kartu Prakerja yang Menganggur Sudah Kerja atau Jadi Wirausaha

Sebanyak 24 persen peserta Program Kartu Prakerja skema normal di 2023 mengalami peningkatan kebekerjaan setelah mengikuti pelatihan.

“Ini (terhitung) satu bulan setelah peserta mendapat insentif. Jadi ketika ditanya kepada mereka yang masih berstatus menganggur, apakah peserta sekarang sudah bekerja atau berwirausaha, yang menjawab sebanyak 24 persen,” ungkap Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari dalam konferensi pers Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja di Jakarta, Rabu, 31 Mei 2023.

“Ini merupakan angka yang menggembirakan karena menandai bahwa Kartu Prakerja dalam waktu yang relatif cukup singkat mampu mendorong kebekerjaan dari para peserta Program Kartu Prakerja,” sambung.

Dalam kesempatan itu, Denny juga mengungkapkan bahwa kualitas pelatihan Kartu Prakerja semakin meningkat. Hal itu ditandai dengan kepuasan peserta yang semakin meningkat.

 

3 dari 3 halaman

Pelatihan

Kartu Prakerja mencatat, Net Promotor Score (NPS) pelatihan Prakerja semi bansos pada tahun 2020-2022 mencapai 33 NPS. Ini menandai kemajuan yang signifikan karena memasuki kategori NPS yang tinggi.

Sebagai informasi, Net Promotor Score (NPS) merupakan skor yang hasilnya mencerminkan loyalitas konsumen. Skala angka NPS adalah dari 10 - 100.

Kemudian pada skema normal tahun 2023, NPS Pelatihan Prakerja berlanjut naik ke angka 33.

“Dari data ini, persepsi dari penerima Kartu Prakerja mengungkapkan puas terhadap pelatihan di Program Kartu Prakerja yang ditandai dengan Net Promotor Score (NPS),” jelas Denni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.