Sukses

Indonesia, Filipina dan Jepang Kompak Halau Tumpahan Minyak di Laut

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi rencana latihan penanganan tumpahan minyak di laut yang melibatkan tiga negara. Menurutnya, menjaga keamanan laut bakal bermanfaat bagi masyarakat global.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi rencana latihan penanganan tumpahan minyak di laut yang melibatkan tiga negara. Menurutnya, menjaga keamanan laut bakal bermanfaat bagi masyarakat global.

Tiga negara yang terlibat dalam latihan ini adalah Indonesia, Filipina, dan Jepang. Unit penjaga pantai dan laut ketiga negara itu akan latihan menangani tumpahan minyak di laut skala regional atau Regional Marine Pollution Exercise (Marpolex) yang akan dilaksanakan di Bacolod, Filipina, tahun depan.

Menhub Budi mengapresiasi Philippine Coast Guard dan Japan Coast Guard atas kerja sama yang telah terjalin baik selama bertahun-tahun sejak tahun 1986 dan juga atas kerja keras yang memungkinkan terselenggaranya Regional Marpolex. Memurutnya, Regional Marpolex juga merupakan bukti kepedulian Indonesia dengan berpartisipasi dan berbagi tanggung jawab untuk menjaga dan mendukung perlindungan lingkungan laut.

"Bagi Indonesia sebagai negara kepulauan, laut adalah kehidupan kita, laut adalah nafas kita, laut sangat penting bagi kita, bagi rakyat kita. Melindungi lingkungan laut kita tidak hanya bermanfaat bagi bangsa, tetapi juga masyarakat global," ungkapnya, mengutip keterangan resmi, Rabu (26/7/2023).

Tak hanya itu, Menhub Budi juga mengapresiasi keterlibatan Japan Coast Guard dalam melindungi perairan Sulu-Sulawesi. Khususnya terkait penanggulangan pencemaran minyak dan aktif mengikuti setiap latihan regional yang dilakukan antara Indonesia, Filipina dan Jepang.

Latihan Penanggulangan Pencemaran Laut Regional didasarkan pada rencana jaringan tanggapan tumpahan minyak Sulu- Sulawesi pada tahun 1981.

Tujuan utamanya untuk menguji dan mengevaluasi kemampuan cepat tanggap tumpahan minyak Republik Filipina, Republik Indonesia khususnya selama tumpahan minyak besar yang terjadi di dekat atau di sepanjang garis pantai Filipina atau Indonesia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Banyak Kasus

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha, mengatakan Indonesia telah mengalami beberapa peristiwa tumpahan minyak yang tidak hanya memakan korban kerusakan lingkungan dan kerugian finansial tetapi juga nyawa manusia.

"Dan dari banyak pengalaman itu, kami belajar bahwa kunci keberhasilan operasi tanggap tumpahan minyak adalah koordinasi dan kerja sama," ujar Arif.

Oleh karena itu, dia berharap kerjasama antara tiga negara ini akan semakin kuat di masa mendatang. Alasannya karena mengemban tugas untuk memastikan lingkungan laut tetap terjaga dan menjadi warisan kita untuk generasi selanjutnya.

Informasi, penandatanganan dokumen rencana latihan bersama dilakukan di Bali, Rabu (26/7/2023) oleh Direktur KPLP, Rivolindo mewakili Indonesia, Ketua Delegasi dari Philippine Coast Guard, Vice Admiral Robert Patrimonio mewakili Filipina dan Ketua Delegasi dari Japan Coast Guard, Capt. Sase Koichi yang. Kesepakatan ini disaksikan langsung oleh Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO) terpilih, Arsenio Antonio Dominguez Velasco.

Sebagai informasi, Kedatangan Arsenio ke Indonesia merupakan kunjungan perdananya ke Indonesia sejak ia terpilih sebagai Sekjen IMO periode 2024-2028 pada Sidang IMO Council ke 129 di London, Inggris.

 

3 dari 4 halaman

Pantai Tercemar

Sebelumnya, Limbah hitam mencemari perairan laut di Kampung Melayu, Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Dari hasil pantauan Liputan6.com, Rabu (3/5/2023), limbah hitam mencemari perairan laut seluas 13,70 km persegi.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Batam membenarkan adanya pencemaran minyak hitam sejak Rabu pagi.

"Benar ada pencemaran laut, bedasarkan foto satelit dari BRIN yang kami terima tanggal 30 April di OPL Timur, " kata Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan DLHK, IP, saat meninjau lokasi kejadian, Pantai Melayu Nongsa.

Menurut IP limbah ini merupakan kategori satu yang sangat membahayakan dan pemulihannya cukup lama. Dari hasil verifikasi lapangan, IP menjelaskan:

1. Lokasi tumpahan berada di area lokasi han kang seafood batu besar kecamatan nongsa.

2. Garis pantai tercemar berat dengan garis pantai 300 meter

3. Dugaan berasal dari opl timur berdasarkan hasil citra satelit sentinel 2 pada 30 April 2023 pukul10.15 dengan luasan tumpahan 13,70 km2, sumber pencemar belum diketahui.

4. Verifikasi lapangan bersama polda kepri, ksop, kplp batam di han kang seafood.

5. Telah dilakukan pengambilan sampel pada koordinat N 018'52.55" dan E 1048'28.28"6. Telah dilakukan upaya penanganan oleh KSOP dengan menggunakan absorban.

 

4 dari 4 halaman

Kronologi

Sementara itu masyarakat nelayan Kapung Melayu Nongsa, Khairul Bahri mengatakan pencemaran mulai tampak sekitar pukul 07.00 Rabu pagi.

"Sejak pukul tujuh tadi air pantai sudah mulai pekat," katanya.

Khairul mengaku sangat terganggu aktivitasnya dengan adanya limbah hitam itu. Terlebih, daerah itu merupakan kawasan wisata yang mengandalkan alam sebagai daya tarik utamanya.

Selain itu, lingkungan sekitar sangat tercemar sehingga pasti mempengaruhi ekosistem yang ada. Ia mengaku, tak mengetahui pasti asal atau sumber dari limbah tersebut.

"Kami berharap ini agar segera ditindaklanjuti karena sangat merugikan," katanya.

Dirinya berharap akan ada kompensasi untuk masyarakat sekitar khususnya para nelayan yang mencari ikan di perairan sekitar. Kemudian, aparat terkait segera melakukan penyelidikan terkait penyebab limbah tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini