Sukses

Masih Jadi Ancaman, Isu Illegal Fishing Bakal Dibahas di KTT AIS Forum Oktober 2023

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kepulauan dan Pulau Kecil atau Archipelagic and Island States Forum (AIS) akan segera digelar pada 11 Oktober 2023 di Bali.

Liputan6.com, Jakarta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kepulauan dan Pulau Kecil atau Archipelagic and Island States Forum atau AIS Forum akan segera digelar pada 11 Oktober 2023 di Bali.

Dalam pertemuan tersebut akan dihadiri oleh 51 perwakilan negara, termasuk Indonesia yang akan memimpin pelaksanaan KTT.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ayodhia G. L. Kalake, mengungkapkan pertemuan itu akan membahas mengenai implementasi ekonomi biru, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, sampah laut yang masuk dalam penanggulangan polusi laut, serta tata kelautan dan kemaritiman.

Menariknya,  illegal fishingjuga akan dibahas dalam KTT AIS forum 2023. Kendati demikian, ia menegaskan sebenarnya pembahasan tidak difokuskan pada illegal fishing, melainkan kepada penangkapan ikan yang aman.

"Tetapi ini menjadi perhatian kita bersama bagaimana kita melakukan penangkapan ikan yang berkelanjutan. Kita harapan semunya secara bersama bahu membahu mengatasi tantangan dan ancaman terhadap laut tersebut," kata Ayodhi dalam Media Gathering, di Jakarta, Jumat (21/7/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Senior Advisor for Climate and Environmental Governance, AIS Program Manager, Abdul Wahib Situmorang (Ucok) mengatakan, terkait mengenai illegal fishing pembahasannya akan lebih dominan pada solusi.

"Yang kita omongin akar masalah illegal fishing-nya. Nah oleh karena itu, akar masalahnya pasti karena masalah kemiskinan, tata kelola. Oleh karena itu yang kita mau dorong yang tadi sudah disampaikan soal ecotourism dan bagaimana ecotourism tulang punggunya masyarakat di pesisir," pungkas Ucok. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sederet Manfaat Gelaran KTT AIS Forum bagi Nelayan Indonesia

Sebelumnya, Archipelagic and Island States (AIS) Forum memaparkan manfaat untuk para nelayan atas diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS yang pertama, yang akan berlangsung pada 11 Oktober 2023 di Bali mendatang

Senior Advisor for Climate and Environmental Governance, AIS Program Manager, Abdul Wahib Situmorang (Ucok) mengatakan, para nelayan tradisional sekarang tidak bisa lagi mengandalkan petunjuk-petunjuk alam, karena ada perubahan iklim. Maka petunjuk-petunjuk alam itu harus dikombinasikan dengan petunjuk-petunjuk ilmu pengetahuan.

"Nah, salah satu yang didorong melalui forum ini adalah mendorong sebanyak mungkin teknologi yang berbasis ilmu pengetahuan yang bisa dipergunakan nelayan-nelayan tradisional kita," kata Pria yang akrab di sapa Ucok dalam Media Briefing: Road to the 1st High Level Meeting, di Jakarta, Kamis (220/7/2023).

Lebih lanjut, Ucok menjelaskan sebenarnya di Indonesia sudah ada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang rutin menyampaikan informasi mengenai cuaca, yang sangat penting untuk nelayan ketahui sebelum menangkap ikan ke laut.

Namun, hal itu saja tidak cukup. Diperlukan teknologi pendukung lainnya guna memberikan informasi kepada nelayan dimana letak yang tepat untuk menjala ikan di laut dan lainnya.

"Kejadian penting yang nelayan kita perlu tahu, mengenai teknologi yang bisa dipergunakan nelayan-nelayan kita untuk tahu ikannya ada di mana, jenisnya apa, berapa banyak volumenya, itu ada teknologi sekarang ini," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Penggunaan Teknologi

Menurutnya, dengan adanya pengunaan teknologi diharapkan bisa menghemat waktu para nelayan dalam menangkap ikan di laut.

"Itu beberapa manfaat-manfaat yang bisa dirasakan langsung nelyan kita, melalui forum AIS ini karena taglinenya dalah mendorong sebanyak mungkin inovasi-inovasi sebanyak mungkin cara baru mengatasi tantangan mengoptimalkan potensi ekonomi laut yang ada," ujarnya.

Selain itu, kata Ucok, forum ini juga sudah menginisiasi pengalaman dari berbagai negara yang telah sukses menerapkan teknologi untuk membantu para nelayan menangkap ikan. "AIS forum memfasilitasi tukar menukar informasi keahlian tersebut, kita bisa mendatangkan ahli dan juga masyarakat tersebut yang terbukti ke negara lain yang bisa diimplementasikan ke negara kita, people to people, approache itu kan lebih efektif dibandingkan pemerintah yang datang," pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.