Sukses

Warga Korea Selatan Tak Lama Lagi Bisa Belanja di Youtube

Saluran belanja di platform YouTube rencananya akan dirilis pada 30 Juni mendatang.

Liputan6.com, Jakarta Paltform video asal Amerika Serikat, YouTube dikabarkan akan meluncurkan saluran belanja resmi pertamanya untuk perdagangan langsung di Korea Selatan. 

Melansir Channel News Asia, Rabu (21/6/2023) saluran belanja ini rencananya akan dirilis pada 30 Juni mendatang.

Korea Selatan dikenal luas memiliki bisnis perdagangan streaming langsung yang berkembang pesat yang dipimpin oleh raksasa teknologi Naver, menjadikannya pasar uji coba utama untuk kelas global karena YouTube berfokus untuk memulai bisnis jual beli.

Saluran belanja baru YouTube itu akan beroperasi dalam bahasa Korea dan akan dimulai sebagai proyek 90 hari.

Pada awalnya, platform tersebut akan menyediakan tempat perdagangan langsung untuk perusahaan dan berencana untuk menyiarkan langsung konten belanja dari sekitar 30 merek, menurut laporan Yonhap dan media Korea Selatan lainnya.

"Kami dapat bereksperimen dengan berbagai fitur Belanja YouTube dari waktu ke waktu," kata juru bicara YouTube, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Dengan pendapatan iklan YouTube dipengaruhi oleh pengiklan yang membatasi pengeluaran dan persaingan dari platform seperti TikTok, Chief Business Officer Google Philipp Schindler mengatakan pada bulan Februari ada "banyak potensi untuk memudahkan orang berbelanja dari pembuat, merek, dan konten yang mereka sukai".

Saham di Naver turun 4 persen pada Rabu pagi, sementara pengecer Lotte Shopping turun 3,3 persen, dibandingkan penurunan 0,5 persen pasar yang lebih luas.

Pasar live E-Commerce Korea Selatan diproyeksikan tumbuh menjadi 10 triliun won (USD 7,7 miliar) tahun ini dari 2,8 triliun won pada tahun 2021, dengan Naver saat ini memegang sekitar 60 persen pangsa pasar, menurut Kyobo Securities.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Daftar E-Commerce Paling Populer di Indonesia, Siapa Jawaranya?

Meningkatnya penetrasi internet di Indonesia telah mendorong pesatnya pertumbuhan e-commerce. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA 2020, pasar e-commerce Indonesia juga diproyeksikan mencapai USD 53 miliar pada tahun 2025, dengan CAGR sebesar 29% dari tahun 2020 hingga 2025.

Guna meningkatkan daya tarik dan mengikuti perubahan perilaku belanja, adu strategi yang dihadirkan oleh para pemain e-commerce membuat peta persaingan industri e-commerce di Indonesia semakin menarik dalam beberapa tahun terakhir.

Dilansir dari Riset Snapcart: Tren Perilaku Belanja Online Jelang Ramadan 2023, mengungkap kondisi pasar e-commerce saat ini. Berdasarkan dua indikator utama yaitu Brand Use Most Often (BUMO) atau merk yang paling sering digunakan dan merk yang paling diingat atau Top Of Mind (TOM), Shopee menduduki posisi pertama, jauh di atas merk-merk e-commerce lainnya.

Dimana pada indikator merk yang paling sering digunakan, 61% responden memilih Shopee, diikuti dengan Tokopedia (22%), TikTok Shop (9%) dan Lazada (7%). Sedangkan untuk merk yang paling diingat, Shopee unggul di 70%, diikuti oleh Tokopedia (22%), Lazada (5%) dan TikTok Shop (2%).

Inisiatif hingga inovasi fitur kerap dihadirkan untuk meningkatkan pengalaman belanja online, baik untuk konsumen maupun perkembangan bisnis pelaku usaha, salah satunya live streaming.

Popularitas tren live shopping atau berbelanja dan berjualan melalui fitur live streaming yang terus meningkat dan menunjukan potensi besar, menjadikan tren ini disebut sebagai masa depan e-commerce.

3 dari 3 halaman

Interaksi Real-Time

Tidak hanya menjadi hiburan, interaksi real-time menjadi daya tarik utama dan meningkatkan keterlibatan proaktif saat berbelanja online. Membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut, Populix meluncurkan laporan “Understanding Live Streaming Shopping Ecosystem in Indonesia” yang membahas tentang perilaku dan sikap pengguna terhadap live streaming ketika berinteraksi dan berbelanja melalui live streaming agar dapat memaksimalkan strategi dan mempelajari hambatan yang ada.

Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix menjelaskan, berbagai konten atraktif, kreatif dan interaksi yang proaktif menjadi keunggulan dari tren Live Shopping melalui fitur streaming. Selain itu, promo menarik yang diberikan juga semakin meningkatkan daya beli masyarakat untuk berbelanja secara real-time.

"Para pelaku usaha pun juga merasakan dampak positif, sehingga untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas, terdapat berbagai aspek-aspek yang mereka harus didalami untuk mempelajari pergerakan perilaku konsumen saat berbelanja online khususnya melalui fitur live streaming," katanya, Minggu (11/6/2023).

"Tidak heran saat ini sebagian besar pemain e-commerce di Indonesia mengembangkan fitur ini. Sehingga kami ingin mengerucut terhadap tren itu sendiri, apakah posisi platform pada market e-commerce saat ini mempengaruhi preferensi konsumen terhadap fitur live streaming yang dihadirkan dari masing-masing pemain," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini