Sukses

Pertamina Dapat Izin Keruk Minyak di Algeria 35 Tahun

Blok migas di Algeria menjadi salah satu andalan penyumbang produksi migas dari luar negeri bagi Pertamina. Selain produksi minyak mentah, Pertamina juga diberikan ijin untuk membangun pabrik LPG dengan kapasitas 1 juta metric ton per tahun, dimana produknya akan dibawa ke Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Taring Pertamina di luar negeri semakin tajam. Baru saja Pertamina mendapatkan perpanjangan kontrak konsesi dalam pengelolaan blok Menzel Ledjmet Nord (MLN) di Algeria.

Dalam kontrak yang ditandatangani di Algiers pada Kamis 15 Juni lalu, Pemerintah Algeria mempercayakan pengelolaan blok migas tersebut kepada Pertamina hingga 35 tahun ke depan.

Perpanjangan ini menunjukkan kepercayaan pemerintah Algeria kepada kinerja Pertamina.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan blok migas di Algeria menjadi salah satu andalan penyumbang produksi migas dari luar negeri bagi Perseroan.

“Akuisisi blok migas di luar negeri dengan konsep bring the barrel home adalah langkah strategis Pertamina untuk menjaga ketahanan energi nasional,” ujar Nicke dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (17/6/2023).

Nicke menambahkan, dalam kontrak baru ini, selain produksi minyak mentah, Pertamina juga diberikan ijin untuk membangun pabrik LPG dengan kapasitas 1 juta metric ton per tahun, dimana produknya akan dibawa ke Indonesia.

 

“Dengan terobosan baru ini, diharapkan bisa mengurangi impor LPG dan memperkuat neraca perdagangan Indonesia,” imbuh Nicke.

Pada saat yang sama, blok migas Algeria ini juga memiliki potensi dalam pengembangan energi terbarukan khususnya Solar PV yang akan dimanfaatkan menjadi green electricity supply untuk operasional blok migas.

“Ini merupakan wujud komitmen Pertamina yang sangat kuat dalam menurunkan karbon emisi dalam seluruh kegiatan usahanya sejalan dengan penerapan ESG,” tandas Nicke.

 

Menzel Ledjmet Nord (MLN) Oil Field Algeria adalah salah satu lapangan migas di Gurun Sahara, Algeria yang telah beroperasi secara penuh oleh PT Pertamina (Persero) sejak Mei 2014, melalui subholding Hulu.

Blok ini memiliki kapasitas minyak sebesar 35.000 barrel of oil per day (BOPD) dan telah memiliki memiliki 58 solar panel yang menghasilkan 1,141 kilowatt hour (kWh) per tahun, sehingga berdampak pada penurunan emisi hingga 7.507 ton CO2 per tahunnya.

Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pertamina Teken Kontrak Baru Blok Migas di Aljazair Senilai USD 800 Juta

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya di Subholding Upstream, PT Pertamina Internasional EP (PIEP) yang beroperasi di Aljazair di bawah PT Pertamina Algeria EP (PAEP), berhasil memperpanjang kontrak baru hidrokarbon di Menzel Lejmat Nord (MLN), Blok 405.

Perjanjian itu dilaksanakan sesuai perundangan Aljazair Nomor 19-13 yang mengatur aktivitas kegiatan hidrokarbon. Penandatanganan dilakukan di kantor pusat Sonatrach, Kamis, 15 Juni 2023.

Penandatanganan kontrak ini disaksikan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi Wiko Migantoro, Direktur Utama PT Pertamina Internasional EP Jaffee A Suardin, CEO Grup Sonatrach Toufik Hakkar, serta mitra lainnya Repsol Aljazair dan pihak Otoritas Aljazair.

Penandatanganan kontrak ini diklaim sesuai dengan keinginan sejumlah mitra untuk merealisasikannya dalam ruang lingkup kontraktual MLN. Juga, untuk memperkuat kerjasama di bidang eksplorasi dan produksi hidrokarbon.

Jumlah total investasi yang direncanakan untuk pelaksanaan pengembangan ini diperkirakan lebih dari USD 800 juta. Adapun produksi migas yang dapat dihasilkan bisa mencapai hampir 150 juta barel setara minyak.

Dirut Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan apresiasinya terkait perjalanan baru operasi migas di Aljazair, yang dinilai telah melalui persiapan kontrak yang matang.

"Komitmen kami untuk jangka panjang akan menjadi perjalanan baru dan menarik, menegaskan kembali jejak langkah global kami bersama dengan Sonatrach dan Repsol," ujar Nicke dalam keterangan tertulis, Jumat (16/6/2023).

3 dari 4 halaman

Pengeboran 12 Sumur Minyak

PIEP bersama mitranya, Sonatrach dan Repsol Exploracion 405a SA terus menunjukkan kemampuan dalam mengoperasikan blok onshore minyak dan gas. Dengan kepercayaan ini, kontrak bagi hasil yang ditandatangani merupakan kelanjutan dari nota kesepahaman yang disepakati antara ketiga perusahaan pada 28 September 2022.

Kerjasama operasi di bawah kontrak tersebut, yakni lapangan MLN dan 9 lapangan lainnya yang mencakup unitisasi Ourhoud dan El Merk.

Program kerja tersebut khususnya meliputi pengeboran 12 sumur minyak dan sumur injeksi air, penyambungan sumur pengembangan baru, serta pembangunan unit ekstraksi LPG dan proyek akuisisi seismik 3D WAG (Water Alternating Gas), lalu proyek produksi energi tenaga surya.

4 dari 4 halaman

Produksi Puncak

Sementara Dirut PT Pertamina Internasional EP Jaffee A Suardin menyatakan, PIEP berpotensi menghasilkan produksi puncak di blok 405a sebesar 36.000 BOEPD. Kemudian juga dapat membuka peluang baru pengembangan di wilayah sekitar dalam 25 tahun ke depan, termasuk potensi tambahan 10 tahun perpanjangan kontrak.

"Hal ini mencerminkan proyeksi kami yang kuat ke depannya sejalan dengan strategi utama Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia," kata Jaffee.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini