Sukses

Bank Ternama Keroyokan Pangkas Ramalan Ekonomi China 2023

UBS, Standard Chartered, Bank of America (BoA) dan JPMorgan sekarang meramal pertumbuhan PDB China antara 5,2 persen dan 5,7 persen untuk 2023.

Liputan6.com, Jakarta Empat bank besar di negara Barat ramai-ramai memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China untuk tahun 2023.

Dilansir dari Channel News Asia, Jumat (16/6/2023) UBS, Standard Chartered, Bank of America (BoA) dan JPMorgan sekarang meramal pertumbuhan ekonomi China antara 5,2 persen dan 5,7 persen untuk 2023.

Ini menandai penurunan dari proyeksi di kisaran sebelumnya sebesar 6,3 persen. Data menunjukkan ekonomi China per bulan Mei terpengaruh dengan produksi industri dan pertumbuhan penjualan ritel yang meleset dari perkiraan, menambah ekspektasi bahwa Beijing perlu bekerja lebih keras untuk menopang pemulihan pasca-pandemi yang goyah.

China sendiri telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang sederhana sekitar 5 persen untuk tahun ini setelah gagal mencapai target di 2022 lalu.

Bank sentral China juga memangkas suku bunga pada fasilitas pinjaman jangka menengah, pelonggaran pertama dalam 10 bulan, membuka jalan bagi pemotongan suku bunga acuan pinjaman utama (LPR) minggu depan.

Ekonom UBS memangkas perkiraan PDB China menjadi 5,2 persen dari 5,7 persen dan mengatakan dalam sebuah catatan bahwa mereka melihat masih akan ada lebih banyak dukungan kebijakan yang akan datang.

Sedangkan ekonom di Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi China menjadi 5,4 persen dari 5,8 persen sebelumnya.

"Stimulus tambahan kemungkinan akan diukur, karena China memprioritaskan peningkatan iklim bisnis dan kepercayaan diri," kata para ekonom dalam sebuah catatan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Standard Chartered dan BofA Ikut Pangkas Ramalan Ekonomi China

Adapun Standard Chartered yang menurunkan perkiraan pertumbuhan kuartal kedua China menjadi 5,8 persen dari 7 persen.

Pertumbuhan ekonomi China pada periode April-Juni secara luas diperkirakan akan didorong oleh basis perbandingan yang rendah mengingat lockdown COVID-19 yang meluas setahun sebelumnya.

BofA juga menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB China 2023 menjadi 5,7 persen dari 6,3 persen, sementara JPMorgan sebelumnya memangkas prospeknya menjadi 5,5 persen dari 5,9 persen.

China akan meluncurkan lebih banyak stimulus untuk mendukung ekonomi yang melambat tahun ini, tetapi pihak berwenang nnegara itu cenderung fokus untuk menopang permintaan yang lemah di sektor konsumen dan swasta, menurut sumber yang terlibat dalam diskusi kebijakan.

3 dari 4 halaman

Ekonomi China Tumbuh 4,5 Persen di Kuartal I 2023, Laju Tercepat Setahun

Produk domestik bruto atau PDB China naik tajam di kuartal pertama 2023. Ekonomi China di mana PDB tumbuh sebesar 4,5 persen pada kuartal pertama 2023, menurut data dari Biro Statistik Nasional China.

Ini menandai  pertumbuhan ekonomi tertinggi China sejak kuartal pertama tahun lalu, yang tumbuh sebesar 2,2 persen dan kuartal keempat tahun 2022 sebesar 2,9 persen.

Penjualan ritel di China melonjak 10,6 persen pada bulan Maret 2023, melebihi ekspektasi untuk pertumbuhan 7,4 persen sementara hasil industri naik 3,9 persen.

Adapun investasi aset tetap year-to-date China yang naik 5,1 persen dibandingkan dengan tahun lalu, namun di bawah estimasi pertumbuhan sebesar 5,7 persen.

Di bulan yang sama, ekspor China secara tak terduga pulih, tumbuh sebesar 14,8 persen setelah turun 6,8 persen di bulan sebelumnya. 

Selain itu, China juga melihat surplus perdagangan senilai USD 88 miliar, melampaui ekspektasi untuk surplus USD 39 miliar.

Dalam beberapa waktu terakhir, pertumbuhan China menjadi sorotan setelah membuka kembali kegiatan ekonominya, mengakhiri sebagian besar pembatasan Covid yang ketat yang diberlakukan selama hampir tiga tahun.

Untuk tahun 2023, China bulan lalu menetapkan target pertumbuhan moderat sekitar 5 persen.

Kepala ekonom China di ING, Iris Pang sbelumnya mengatakan bahwa PDB kuartal pertama China tidak akan mencapai target pertumbuhan yang ditetapkan pemerintah untuk setahun penuh karena faktor eksternal yang melambat.

"Pertumbuhan permintaan eksternal yang melambat ... kemungkinan merugikan ekspor dan aktivitas manufaktur," tulis Pang dalam sebuah catatan menjelang laporan PDB China. 

4 dari 4 halaman

Sektor Jasa Bisa jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi China

Pang menambahkan bahwa sektor jasa bisa menjadi "mesin pertumbuhan" bagi ekonomi China, menunjuk pada aktivitas kuat yang terlihat dalam data terbaru.

Indeks manajer pembelian layanan Caixin naik menjadi 57,8 pada bulan Maret, pembacaan tertinggi dalam lebih dari dua tahun.

Selain itu, Pang juga memperkirakan pemerintah China akan mengeluarkan stimulus tambahan untuk meningkatkan investasi dan konsumsi infrastrukturnya mengikuti laporan PDB.

"Untuk menjaga target pertumbuhan 5% pada 2023, pemerintah perlu mendorong investasi infrastruktur, yang sebagian besar harus membangun jalur metro dan menambah jumlah menara 5G karena ini sudah dalam rencana tahun ini," tulisnya dalam catatan menjelang laporan PDB.

"Oleh karena itu, kami memperkirakan PDB tumbuh lebih cepat di 6,0 persen YoY di kuartal kedua. Kami mempertahankan perkiraan PDB setahun penuh di 5% karena permintaan eksternal harus menjadi perhatian untuk tahun ini,” ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.