Sukses

Uang Elektronik OTTO Cash Layani QRIS dengan Thailand dan Malaysia

Uang elektronik OTTO Cash resmi menawarkan layanan pembayaran antarnegara dengan Malaysia

Liputan6.com, Jakarta Uang elektronik OTTO Cash resmi menawarkan layanan pembayaran antarnegara dengan Malaysia. Implementasi kerja sama pembayaran berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) merupakan kelanjutan dari implementasi cross border payment dengan Thailand yang sudah diresmikan sebelumnya pada Agustus 2022.

Adanya layanan ini memungkinkan pengguna OTTO Cash untuk bertransaksi dengan scan QR code yang terdapat di berbagai supermarket, restoran, hingga pusat belanja di Negeri Gajah Putih dan Negeri Jiran.

Setelah memindai QR code, pengguna dapat langsung melakukan pembayaran dengan saldo mata uang Rupiah yang terdapat pada uang elektronik OTTO Cash. Interkoneksi ini juga dapat memperluas pasar para pelaku usaha lokal yang tergabung sebagai merchant OTTO Cash dengan menerima transaksi langsung dari aplikasi pembayaran yang terdapat pada gawai turis asal Thailand dan Malaysia.

“Adanya perluasan kerja sama cross border payment yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan Bank sentral negara Thailand dan Malaysia telah membuka jalan baru. Hal ini pun sejalan dengan agenda prioritas presidensi G20 Indonesia tahun 2022, sebagai bagian dari penguatan Regional Payment Connectivity (RPC) untuk terciptanya sistem pembayaran yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif," kata Direktur PT Transaksi Artha Gemilang, Denny Dilham, dalam keterangan tertulis, Kamis (11/5/2023).

Melalui layanan ini, para pengguna mendapatkan keuntungan untuk bertransaksi secara non tunai dengan kurs yang lebih murah. Sementara bagi para merchant, kami optimis adanya kesempatan ini dapat membantu meningkatkan perekonomian di kawasan tersebut. 

“OTTO Cash hadir sebagai solusi kemudahan pembayaran transaksi non tunai. Menambah berbagai kemudahan yang ditawarkan dari fitur-fitur sebelumnya, kami berharap layanan pembayaran antarnegara ini juga dapat memberikan nilai tambah bagi para pengguna, khususnya para pekerja, pelajar dan wisatawan Indonesia di Thailand dan Malaysia,” jelas Denny. 

Pembayaran Interkoneksi

Ke depannya OTTO Cash akan berkomitmen sebagai uang elektronik pertama dalam implementasi pembayaran interkoneksi antarnegara ASEAN 5 (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura) dan menyusul negara Jepang, India dan Korea Selatan, yang diinisiasi oleh Bank Indonesia.

“Kami mendukung penerbit Uang Elektronik OTTO Cash dan juga Penyedia Jasa Pembayaran lainnya yang telah memenuhi standar QRIS, untuk memanfaatkan momentum kebangkitan ekonomi pasca pandemi COVID-19 sehingga dapat membantu pelaku usaha segmen UMKM di seluruh Indonesia untuk menerima pembayaran digital yang berasal dari sumber dana dengan mata uang asing, yaitu Baht Thailand dan Ringgit Malaysia," tutup Direktur Eksekutif Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Djamin Edison Nainggolan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BI Targetkan QRIS Bisa Dipakai di Singapura Akhir 2023

Bank Indonesia (BI) target melakukan kerjasama pembayaran lintas negara berbasis QR Code Indonesian Standard (QRIS) dengan Singapura pada akhir 2023. Dengan begitu, QRIS mulai bisa digunakan di Negeri Singa di penghujung tahun nanti.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan, Indonesia telah menjalin kerjasama pembayaran QR Code lintas negara dengan Thailand di 2022, dan Malaysia dalam waktu dekat ini.

"Sementara kerjasama pembayaran QR lintas negara antara Indonesia dan Singapura target diluncurkan pada akhir 2023," ujar Filianingsih dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023, Selasa (9/5/2023).

Selain dengan ketiga negara itu, Bank Indonesia juga sudah meneken MoU pemakaian QRIS dengan India, Korea Selatan, hingga Jepang.

Filianingsih menjelaskan, kerjasama pembayaran QR Code ini membuat para pengguna dari masing-masing negara melakukan pembayaran lewat mata uang lokal mereka. Pasalnya, BI juga sudah mencapai kesepakatan penggunaan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS) dengan bank sentral di negara tersebut.

Kesepakatan LCS ini dijalin guna mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Sehingga nilai tukar mata uang masing-masing negara tersebut juga bisa lebih kuat.

"Gebrakan ini memberikan opsi lebih banyak kepada pengguna di sistem pembayaran antar negara," imbuh Filianingsih.

"Itu juga mendongkrak transaksi lebih efektif, mempromosikan inklusi ekonomi dan keuangan digital, memperkuat stabilitas makro ekonomi dengan mempromosikan penggunaan mata uang lokal secara lebih ekstensif untuk transaksi bilateral," tuturnya.

3 dari 3 halaman

1.000 Pasar Ditargetkan Pakai QRIS, Wamendag: Sudah Hampir Setengahnya

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengungkap capaian dari target 1.000 pasar yang menerapkan digitalisasi dalam metode pembayarannya. Itu ditandai dengan penggunaan QR Indonesia Standard (QRIS).

Jerry menyebut, langkah ini jadi satu upaya digitalisasi pembayaran di lingkungan pasar tradisional. Dia mematok target sekitar 1.000 pasar menggunakan QRIS per tahunnya.

"Itu saya mesti lihat dulu angka persisnya berapa. Cuman setahu saya itu kita sudah hampir setengahnya ya," ujar dia saat ditemui di sela-sela Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), di JCC Senayan, Jakarta, Senin (8/5/2023).

Jerry menyebut penerapannya tak hanya bergantung di satu wilayah saja, tapi menyebar di seluruh pasar di seluruh Indonesia. Mengingat, ada peran Kemendag sebagai pengarah pusat kepada dinas-dinas di pemerintah daerah di tiap titik.

"Nah kami tentu koordinasi dengan pemda, provinsi, kabupaten/kota. Karena apapun domainnya dibawa mereka. Kami memberikan himbauan kami emmbuka jalan, kami membuka akses, tapi inplementasinya harus melalui pemerintah daerah," bebernya.

Jerry menerangkan, upaya digitalisasi pembayaran ini jadi langkah konkret yang dijalankan Kemendag dalam mendukung pemerintah menggenjot tingkat inklusi keuangan.

"Salah satu konkretnya kami menargetkan digitalisasi pasar 1.000 per tahun," katanya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.