Sukses

Pameran Panas Bumi Internasional Digelar September 2023, Kementerian ESDM Bidik Kerja Sama Strategis

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membidik kerja sama di sektor pengembangan panas bumi tanah air. Salah satunya melihat adanya peluang melalui pameran panas bumi berskala internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membidik kerja sama di sektor pengembangan panas bumi tanah air. Salah satunya melihat adanya peluang melalui pameran panas bumi berskala internasional.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menilai perlu adanya pemanfaatan potensi panas bumi di Indonesia. Kerja sama yang dimaksudnya, diharapkan bisa didapat melalui gelaran 9th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2023 yang digelar September 2023 mendatang.

"Mengundang stakeholder, partners, untuk ikut berpartisipasi dalam forum ini. InsyaaAllah jadi forum terbaik bagaimana stakeholder panas bumi bisa ada platform untuk bertemu, sharing dan komunikasi dan menignkatkan kerja sama dari korporasi maupun pengembangannya," ujar dia dalam Launching IIGCE 2023, di Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Gelaran ini merupakan kerja sama antara Kementerian ESDM, Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) hingga dukungan dari Asosiasi Panas Bumi Internasional. Dadan berharap mampu ada upaya dalam optimalisasi sektor panas bumi di dalam negeri lewat gelaran ini.

"Agar bagaimana kita dapat mengoptimalkan sumber daya ini, untuk memenuhi kebutuhan energi yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum API Prijandaru Effendi mengunkapkan ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan panas bumi di Indonesia. Pertama, soal harga keekonomian. Kedua, mengenai regulasi yang sedang dirembuk oleh pemerintah.

"Mudah-mudahan (melalui gelaran IIGCE 2023) dapat membantu pemerintah menggalakkan energi baru terbarukan di Indonesia, itu gunanya kita gelar setiap tahun untuk menarik investasi di Indonesia," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

IIGCE 2023

Informasi, 'The 9th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2023' bakal digelar pada 20-22 September 2023 mendatang. Acara ini bakal memuat konvensi, eksibisi, technical paper, pre-conference workshop, serta field trip yang akan dilaksanakan sebagai penutup.

Mengangkat tema 'A Call for Geothermal Resources Optimization', API mengajak setiap pihak untuk turut kembali memfokuskan pada pengoptimalan sumber daya panas bumi Indonesia.

Mengingat, kata Prijandaru, potensi panas bumi di Indonesia yang cukup besar yang dinilai belum secara maksimal dimanfaatkan.

"Kami bisa jamin panas bumi industri seksi buat kita dna kita siap investasi asalkan diberikan keyakinan dan (jaminan) investasi," kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Potensi Panas Bumi

Diberitakan sebelumnya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) siap menyambut pengembangan proyek Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang cerah. Potensi bisnis ini besar, karena Indonesia memiliki sumber daya melimpah.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi panas bumi di Tanah Air mencapai 23,7 GW. Dengan kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) sebesar 2.276 MW, pemanfaatan panas bumi di Indonesia juga menempati posisi kedua setelah Amerika Serikat (AS).

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno, optimistis unit usaha PT Pertamina ini bisa besar di industri energi panas bumi.

"Saya kira prospek bisnis yang dimiliki PGE cukup baik meskipun high risk dan high capital, tapi prospek bisnis EBT ke depan tinggi dan minat investor tinggi. Jadi prospeknya cerah ke depan," katanya dikutip Senin (20/3/2023).

 

4 dari 4 halaman

Butuh Modal Besar

Eddy Soeparno mengakui, proyek PLTP yang digarap PGE memang butuh modal besar. Total investasi yang disiapkan perusahaan sebesar USD 1,6 miliar dalam lima tahun ke depan atau hingga 2027. Nilai ini setara Rp 24,2 triliun (kurs Rp 15.133 per dolar AS).

Karenanya keputusan perusahaan melantai di bursa saham alias Initial Public Offering (IPO) belum lama ini, kata dia, jadi keputusan yang tepat. Sebab emiten berkode PGEO ini meraup dana jumbo sekitar Rp 9 triliun pada Februari 2023.

"Dengan IPO ini, sebagian besar untuk modal awal proyek, bisa dilaksanakan. Tinggal bagaimana PGE dan mitra bisa menjalankannya, baik [mitra] nasional atau swasta asing. Melihat tingginya minat EBT, saya kira PGE enggak akan kesulitan dapat partner, sehingga bank akan tertarik membiayai proyek PGE ke depannya," ujar Eddy Soeparno.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini