Sukses

Kebijakan Devisa Hasil Ekspor Mampu Stabilkan Ekonomi Indonesia

MenkoPerekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, kebijakan yang sedang pemerintah dorong untuk menstabilkan ekonomi, dalam jangka pendek adalah penerapan devisa hasil ekspor.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah optimis bahwa ekonomi Indonesia mampu tumbuh 5,3 persen di akhir tahun 2023. Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Jumat (5/5/2023).

Menko Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa, kebijakan yang sedang pemerintah dorong untuk menstabilkan ekonomi, dalam jangka pendek adalah penerapan devisa hasil ekspor. 

"Kenapa ini diperlukan? karena kita lihat Amerika masih menaikkan tingkat suku bunga. Kalau kita tidak mengambil langkah, maka potensi capital flight tinggi," jelas Airlangga.

"Kalau potensi capital flight tinggi tentu akan berdampak pada stabilitas Rupiah, sehingga devisa hasil eksport ini dalam waktu dekat akan segera diluncurkan," lanjutnya.

Seperti diketahui, Federal Reserve (Fed) atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS) pada Kamis (4/5) kembali menaikkan suku bunga. 

The Fed meningkatkan suku bunga utamanya ke level tertinggi dalam 16 tahun, sebesar 0,25 persen. Ini adalah kenaikan ke-10 dalam 14 bulan.

Pergerakan tersebut telah mendorong suku bunga acuan The Fed antara 5 persen dan 5,25 persen.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Maluku dan Papua Anjlok, Gara-Gara Tambang Freeport Indonesia Longsor

Sementara itu, perekonomian di Provinsi Maluku dan Papua pada kuartal I-2023 menjadi yang paling rendah di antara provinsi Indonesia lainnya.

Wilayah timur Indonesia ini hanya mampu tumbuh 1,95 persen di awal tahun. Jauh lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2022 yang mampu tumbuh 10,39 persen. 

"Pertumbuhan ekonomi secara spasial di Papua dan Maluku tumbuh 1,95 persen yang sebelumnya tumbuh sampai 10,39 persen (kuartal I-2022)," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS), Moh. Edy Mahmud di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2023). 

Edy menjelaskan penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan dampak penurunan produksi pertambangan dan penggalian. Hal ini tidak terlepas dari adanya tanah longsor di area pertambangan akibat curah hujan yang tinggi di Papua. 

"Sebagai dampak penurunan produksi pertambangan dan penggalian yang disebabkan tanah longsor di area pertambangan," kata Edy. 

Akibatnya, pertambangan dan penggalian di Papua mengalami kontraksi pertumbuhan hingga 11,64 persen (yoy) pada kuartal I-2023. Sehingga aktivitas dan produksinya menurun karena longsor yang terjadi di area pertambangan. 

"Pada triwulan I produksi pertambangan dan penggalian ini menurun aktivitasnya, produknya menurun karena ada bencana di sana tanah longsor yang menyebabkan produksinya menurun," kata dia.

Provinsi Papua, kata Edy memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan Maluku dan Papua. Kontribusinya bahkan di atas 50 persen. 

"Provinsi Papua yang menyumbang 53,17 persen terhadap perekonomian di Kawasan Maluku dan Papua mengalami kontraksi 2,39 persen (yoy),” kata dia.

"Jadi provinsi Papua itu sumbang wilayah Maluku Papua lebih dari separuhnya dan yang paling banyak pertambangan Freeport ini," pungkasnya.

 

3 dari 4 halaman

Longsor di Tambang Freeport

Sebagai informasi, pada Februari 2023 lalu, PT Freeport Indonesia menghentikan sementara aktivitas tambangnya akibat banjir dan longsor. Banjir dan longsor menghantam Freeport Indonesia di Mile 74, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. 

Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, beberapa ruas jalan tambang juga mengalami kerusakan. Saat ini tim sedang memperbaiki kondisi tersebut. 

"Penambangan dan pengolahan dihentikan sementara untuk proses pemulihan," katanya, Minggu (12/2) dikutip dari Antara.

4 dari 4 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sentuh 5,03 Persen di Kuartal I 2023

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2023 terhadap triwulan I-2022 tumbuh sebesar 5,03 persen (y-on-y). Angka pertumbuhan ekonomi ini mengalami kontraksi 0,92 persen dibandingkan pada kuartal IV-2022.

"Secara year on year pertumbuhan ekonomi kita (kuartal I-2023) 5,03 persen," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS  Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers, Jumat (5/5/2023).

Edy menjelaskan, kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,92 persen kuartal I-2023 dibandingkan kuartal IV-2022 polanya sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, beberapa tahun sebelumnya pada kuartal I selalu mengalami kontraksi.

Misalnya pada kuartal I-2022 kontraksi sebesar 0,94 persen, kuartal I-2021 juga kontraksi 0,93 persen, dan kuartal I-2022 terkontraksi sebesar 2,41 persen.

"Jadi, memang secara Q to Q untuk triwulan I polanya memang demikian selalu terkontraksi," ujarnya.

Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2023 masih tumbuh diatas 5 persen yakni 5,03 persen dibandingkan kuartal yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini menandakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil.

Bisa dilihat dari kuartal IV-2021 sampai dengan kuartal I-2023 perekonomian Indonesia tumbuh pada level 5 persen ke atas.

Hitungan Berdasarkan PDB 

Sementara itu, ekonomi Indonesia bila dihitung berdasarkan PDB pada kuartal I-2023 atas dasar harga berlaku sebesar mencapai Rp 5.071,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp 2.961,2 triliun.

Adapun lapangan usaha dengan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut antara lain industri pengolahan, perdagangan dan pertambahan tumbuh moderat, sedangkan pertanian dan konstruksi tetap tumbuh meskipun relatif rendah.

Sementara, terdapat tiga lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi, diantaranya transportasi dan pergudangan tumbuh 15,93 persen, akomodasi dan makan minum 11,55 persen, serta jasa lainnya tumbuh 8,90 persen.

Pertumbuhan tiga sektor ini ditopang oleh peningkatan mobilitas masyarakat, peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara, serta terselenggaranya beberapa acara nasional dan internasional. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini