Sukses

Daftar Kota Termahal bagi Perjalanan Bisnis di Asia hingga Dunia, Mana Saja?

Riset Tarif Harian terbaru dari ECA International tersebut memeringkat negara-negara berdasarkan biaya untuk perjalanan singkat, seperti kamar hotel bintang empat dan lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Menurut hasil penelitian ECA International, Hong Kong kembali dinobatkan sebagai lokasi termahal di Asia dalam hal perjalanan bisnis. Posisi ini disandangnya untuk tahun kedua berturut-turut.

Riset terbaru dari ECA International tersebut memeringkat negara-negara berdasarkan biaya untuk perjalanan bisnis yang singkat.

Mulai dari kamar hotel bintang empat, makanan, binatu, minuman beralkohol dan minuman ringan, perjalanan dengan taksi, dan biaya tak terduga.

Sementara itu, penelitian ini bertujuan untuk membantu organisasi mengantisipasi biaya perjalanan bisnis dan penugasan jangka pendek.

Sebab, perjalanan bisnis sekarang ini bisa menghabiskan biaya rata-rata hingga USD 520 per hari di Hong Kong, yang juga menempati peringkat ke-16 lokasi termahal untuk perjalanan bisnis di dunia.

Melansir CNBC, Kamis (30/3/2023), berikut ini daftar kota termahal untuk perjalanan bisnis di Asia berdasarkan biaya harian.

  1. Hong Kong: USD 520
  2. Singapura: USD 515
  3. Tokyo, Jepang: USD 424
  4. Shanghai, Cina: USD 392
  5. Seoul, Korea Selatan: USD 380
  6. Dhaka, Banglades: USD 376
  7. Taipei, Taiwan: USD 372
  8. Beijing, Cina: USD 371
  9.  Yokohama, Jepang: USD 350
  10. Hsinchu, Taiwan: USD 349

Itu terlepas dari rendahnya permintaan dari pelancong bisnis karena Hong Kong mengikuti aturan ketat terkait kebijakan keras nol Covid di Cina. Baru pada akhir 2022 negara ini mulai melonggarkan beberapa pembatasannya.

“Biaya hotel terus menjadi mayoritas dari keseluruhan biaya perjalanan bisnis meskipun tingkat hunian lebih rendah pada 2022, tarif kamar yang diiklankan di Hong Kong tidak turun secara signifikan,” tutur direktur regional ECA International untuk Asia Lee Quane.

“Ini mungkin karena permintaan dari penduduk setempat, sementara properti hotel mungkin juga perlu mempertahankan tarif kamar mereka untuk menutupi biaya tambahan yang terkait dengan pemeliharaan layanan selama pandemi Covid-19,” sambungnya.

Laporan tersebut terhimpun berdasarkan informasi yang dikumpulkan pada 2022, dari 457 lokasi di lebih dari 190 negara, kata ECA International.

Singapura Mengalahkan Tokyo

Singapura naik satu peringkat dalam peringkat ECA International, menyalip Tokyo untuk menjadi kota termahal kedua di Asia. Secara global, negara itu menempati urutan ke-19.

Menurut laporan ECA International, perjalanan bisnis ke Singapura sekarang menelan biaya rata-rata USD 515 per hari atau USD 34 lebih mahal dari tahun sebelumnya.

Hal ini disebabkan kenaikan biaya di Singapura dengan “pencabutan awal pembatasan perjalanan” dibandingkan dengan lokasi lain di Asia, yang memicu peningkatan permintaan untuk perjalanan ke kota tersebut.

“Peningkatan permintaan yang dihasilkan berkontribusi pada kenaikan biaya akomodasi hotel, sementara biaya yang terkait dengan kebutuhan sehari-hari lainnya ... juga meningkat lebih cepat daripada lokasi lain di kawasan ini,” kata Quane.

Sementara itu, Tokyo yang turun dari kota termahal kedua ke ketiga di Asia juga mengalami kenaikan biaya harian sebesar 5 persen untuk pelancong bisnis dalam mata uang lokal.

“Namun, mereka diimbangi oleh depresiasi yen terhadap dolar AS, yang menyebabkan penurunan peringkat beberapa kota di seluruh Jepang pada tahun ini,” tutur Quane.

“Dengan biaya harian rata-rata USD 424 per hari di Tokyo, perjalanan bisnis ke kota sekarang hampir 20 persen lebih murah daripada Hong Kong di tempat pertama.”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Inflasi dan Depresiasi Mata Uang

Inflasi di banyak lokasi di seluruh Asia telah berkontribusi terhadap peningkatan yang signifikan dalam biaya perjalanan bisnis dalam mata uang lokal, menurut laporan ECA International.

Sri Lanka, Laos, dan Pakistan mengalami peningkatan terbesar dalam pengeluaran untuk para pelancong, kata laporan tersebut.

Misalnya, biaya perjalanan bisnis di Kolombo, Sri Lanka 75 persen lebih tinggi dalam mata uang lokal dibandingkan tahun sebelumnya.

“Ini terutama berasal dari inflasi tinggi dan depresiasi mata uang, karena beberapa biaya yang terkait dengan perjalanan bisnis … biasanya dikeluarkan dalam dolar AS oleh pelancong bisnis asing di sini.”

Namun tidak semua destinasi Asia mengalami lonjakan biaya perjalanan yang sama.

Tujuan wisata populer, misalnya, terlihat “relatif sedikit perubahan” dalam biaya perjalanan tahun lalu, kata ECA International.

Quane menuturkan, kota-kota seperti Pattaya dan Chiang Mai di Thailand, di samping Denpasar di Indonesia, semuanya menyaksikan tingkat pertumbuhan kecil dalam mata uang lokal pada tahun 2022, berkisar antara 1 dan 3 persen.

Itu karena permintaan yang lebih rendah di destinasi tersebut — dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi — telah menekan tarif hotel.

“Bahkan pusat wisata seperti Bangkok, yang biasanya menerima banyak pelancong bisnis, hanya mengalami peningkatan moderat dalam biaya perjalanan bisnis sebesar 4 persen,” tambah Quane.

Sebaliknya, Singapura mengalami kenaikan 10 persen dalam biaya harian perjalanan bisnis dalam mata uang lokal.

 

3 dari 3 halaman

Tempat Perjalanan Bisnis Termahal di Dunia

Untuk satu tahun lagi, New York menerima kehormatan yang meragukan sebagai tempat termahal di dunia untuk pelancong bisnis.

Rata-rata biaya harian perjalanan bisnis di New York sekarang adalah USD 796, menurut laporan tersebut.

Berikut ini daftar lokasi termahal untuk biaya perjalanan bisnsi secara global beserta biaya hariannya.

1. New York, AS: USD 796

2. Jenewa, Swiss: USD 700

3. Washington DC, AS: USD 658

4. Zurich, Swiss: USD 641

5. San Francisco, AS: USD 609

6. Tel Aviv, Israel: USD 595

7. Los Angeles, AS: USD 584

8. London, Inggris: USD 583

9. Luanda, Angola: USD 564

10. Paris, Prancis: USD 557

Biaya perjalanan telah “melambung kuat” di New York selama setahun terakhir, berkat “lonjakan pasca-pandemi” dalam permintaan untuk perjalanan bisnis dan pariwisata, kata Quane.

Seiring dengan “kenaikan harga barang yang didorong oleh inflasi” yang biasa dikonsumsi oleh pelancong bisnis, biaya perjalanan tumbuh sebesar 8 persen, tambahnya.

Kota-kota lain di AS juga mendominasi daftar 10 besar dunia, seperti Washington DC, San Francisco, dan Los Angeles.

Tiga tujuan Eropa masuk dalam daftar, dengan Swiss tetap menjadi rumah bagi dua kota termahal di kawasan ini untuk perjalanan bisnis.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.