Sukses

Harga Minyak Dunia Anjlok ke Posisi Terendah dalam 15 Bulan karena Kekhawatiran Kejatuhan Industri Perbankan

Semula, harga minyak dunia naik USD 1 per barel tetapi kemudian pada penutupan harga minyak dunia jatuh lebih dari USD 3 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia merosot pada perdagangan di hari Jumat, membalikkkan kenaikan di awal perdagangan. Semula, harga minyak dunia naik USD 1 per barel tetapi kemudian pada penutupan harga minyak dunia jatuh lebih dari USD 3 per barel.

Ambruknya harga minyak dunia ini karena karena kekhawatiran para pelaku pasar mengenai keruntuhan sektor perbankan. Hinyak minyak mentah berada di jalur penurunan mingguan terbesar dalam beberapa bulan.

Pada Sabtu (18/3/2023), harga minyak mentah Brent berjangka turun USD 1,59, atau 2,1 persen menjadi USD 73,11 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun USD 1,43 atau 2,1 persen menjadi USD 66,92 per barel.

Pada sesi terendahnya, kedua patokan harga minyak dunia turun lebih dari USD 3 per barel. Minyak Brent berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak Desember di lebih dari 10 persen, sedangkan WTI menuju kerugian lebih dari 11 persen terbesar sejak April lalu.

"Fundamental yang mendasarinya tidak seburuk apa yang diperkirakan di sini, tetapi ada kekhawatiran bahwa minyak tidak seaman uang tunai atau emas," kata John Kilduff, analis di Again Capital di New York.

Penyebab Runtuhnya Harga Minyak Dunia

Tekanan minggu ini mengikuti runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank dan masalah yang terjadi pada Credit Suisse dan First Republic Bank.

Harga pulih pada hari Jumat setelah langkah-langkah dukungan dari Bank Sentral Eropa dan pemberi pinjaman AS, tetapi turun lagi ketika SVB Financial Group mengatakan telah mengajukan reorganisasi.

kepala analis komoditas Saxo Bank Ole Hansen menjelaskan, penurunan harga ini merupakan dampak dari keadaan pasar yang terus rapuh. Analis masih mengharapkan pasokan global yang terbatas untuk mendukung harga di masa mendatang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

OPEC+

Anggota OPEC+ mengaitkan pelemahan harga minggu ini dengan pendorong keuangan daripada ketidakseimbangan penawaran dan permintaan, menambahkan bahwa mereka memperkirakan pasar akan stabil.

Penurunan WTI minggu ini menjadi kurang dari USD 70 per barel untuk pertama kalinya sejak Desember 2021 dapat memacu pemerintah AS untuk mulai mengisi Cadangan Minyak Strategis, meningkatkan permintaan.

Dan analis memperkirakan pemulihan permintaan China untuk menambah dukungan harga, dengan ekspor minyak mentah AS ke China pada bulan Maret menuju ke level tertinggi dalam hampir dua setengah tahun.

Arab Saudi dan Rusia dalam pertemuan pada Kamis menegaskan komitmen mereka terhadap keputusan OPEC+ Oktober lalu untuk memangkas target produksi sebesar dua juta barel per hari hingga akhir 2023.

Panel pemantauan OPEC+ akan bertemu pada 3 April.

3 dari 3 halaman

Harga Kemarin

Harga minyak bergerak 1 persen lebih tinggi pada hari Kamis, mengakhiri penurunan beruntun tiga sesi, setelah laporan bahwa Arab Saudi dan Rusia membahas cara untuk meningkatkan stabilitas pasar harga minyak.

Dikutip dari CNBC, Jumat (17/3/2023), harga minyak mentah Brent berjangka naik USD 1,37, atau 1 persen, menjadi menetap di USD 74,70 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 74 sen, atau 1,1 persen, menjadi menetap di USD 68,35 per barel.

Media pemerintah Saudi melaporkan bahwa menteri energi negara itu Pangeran Abdulaziz bin Salman dan wakil perdana menteri Rusia Alexander Novak bertemu di ibu kota Saudi untuk membahas upaya kelompok OPEC+ untuk menjaga keseimbangan pasar.

Kedua negara tetap berkomitmen pada keputusan OPEC + Oktober lalu untuk memangkas target produksi sebesar dua juta barel per hari hingga akhir 2023, kata laporan tersebut.

“Berita itu membangunkan bulls di pasar, dan itu diharapkan dengan aksi jual yang telah kita lihat selama beberapa sesi terakhir,” kata John Kilduff, partner di Again Capital.

Di awal sesi Kamis, kedua kontrak turun lebih dari USD 1 per barel mendekati posisi terendah 15 bulan. Pada hari Rabu, A.S. minyak mentah turun di bawah USD 70 per barel untuk pertama kalinya sejak 20 Desember 2021.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.