Sukses

Pemerintah Waspadai Ancaman Inflasi Jelang Ramadan

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu, mengatakan menjaga inflasi pada level bawah menjadi tantangan Pemerintah memasuki Ramadan

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu, mengatakan menjaga inflasi pada level bawah menjadi tantangan Pemerintah dalam jangka pendek, terutama menjelang ramadhan dan idul fitri 2023.

"Inflasi menjadi tantangan jangka pendek. Memang ada tantangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri, harus kita pastikan inflasi bahan makanan dengan segala kolaborasi pemerintah pusat dan daerah sehingga inflasi hingga akhir tahun kita harapkan menuju di bawah 4 persen," kata Febrio Executive Forum Media Indonesia yang tayang secara virtual, Kamis (9/3/2023).

Kendati demikian, Pemerintah telah menyiapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 untuk ketahanan pangan tahun ini sebesar Rp104,2 triliun. Adapun alokasi anggaran tersebut ditujukan untuk belanja pemerintah pusat (BPP) sebesar Rp81,7 triliun dan Rp22,5 triliun untuk transfer ke daerah (TKD).

"Ketahanan pangan ini menjadi sangat penting, tahun ini Rp104,2 triliun," ujarnya.

Waspada Kenaikan Inflasi

Sejalan dengan paparan Febrio, Badan Pusat Statistik (BPS) jua mengingatkan potensi kenaikan inflasi. Hal ini merujuk pada data inflasi BPS dari tahun ke tahun yang mencatatkan kenaikan saat bulan Ramadan.

Misalnya, pada 2019 bulan Ramadhan jatuh pada bulan Mei. Saat itu, tingkat inflasi sebesar 0,68 persen yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai merah dan daging ayam ras, bawang putih, ikan segar, angkutan antar kota, dan telur ayam ras.

Kemudian, Ramadhan tahun 2020 jatuh di bulan April. Saat itu terjadi inflasi sebesar 0,08 persen yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas bawang merah, emas perhiasan, gula pasar, bahan bakar rumah tangga, pepaya dan juga rokok kretek filter.

Pada tahun 2021, bulan Ramadan bertepatan dengan bulan April. Kala itu terjadi inflasi sebesar 0,13 persen yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, dan anggur.

Di tahun berikutnya, Ramadhan tahun 2022 bertepatan dengan bulan April. Saat itu terjadi inflasi sebesar 0,95 persen. Tingkat inflasi tersebut didorong oleh kenaikan harga komoditas minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras.

Berdasarkan data-data tersebut, BPS menilai Pemerintah perlu mewaspadai harga-harga selama bulan Ramadan tahun ini. Sehingga perlu dikelola agar tidak berdampak langsung mengalami lonjakan inflasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Waspada, Harga BBM Hingga Minyak Goreng Bisa Kerek Inflasi Jelang Ramadan

Badan Pusat Statistik (BPS) mewanti-wanti sejumlah komoditas yang bakal berpengaruh pada tingkat inflasi pada Ramadan mendatang. Harga BBM hingga minyak goreng diprediksi bisa menjadi pengerek besaran inflasi nantinya.

Hal ini disampaikan Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini. Bukan tanpa alasan, dia merujuk pada tren andil dari komoditas yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan.

Sebut saja, bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, bawang, minyak goreng, hingga telur memiliki andil dalam besaran tingkat inflasi di ramadan tahun-tahun lalu.

"Jadi ramadan tahun ini berada di bulan April Kemudian pada Ramadan bulan April tahun lalu terjadi inflasi sebesar 0,95 persen yang utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga dan telur," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (1/3/2023).

"Dengan demikian berdasarkan tren beberapa tahun terakhir ini, terlihat bahwa inflasi pada bulan Ramadan perlu dikelola dengan mengendalikan harga-harga komoditas yang kemungkinan akan dominan mendorong inflasi. Diantaranya adalah bahan bakar bahan bakar rumah tangga ya kemudian minyak goreng daging ayam ras dan beberapa komoditas lainnya," sambung dia.

3 dari 3 halaman

Mendag Jamin Stok Pangan Aman di Ramadan 2023, Bagaimana Harganya?

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menjamin ketersediaan stok komoditas pangan jelang Ramadan 2023. Sejumlah izin impor komoditas pun telah dikeluarkannya guna menjaga pasokan pangan di bulan suci nanti.

Kendati begitu, ia menyoroti sejumlah harga pangan yang saat ini masih terpantau tinggi di pasaran. Menurut dia, itu jadi PR bersama yang harus segera diselesaikan.

"Pangan, Ramadhan sebentar lagi, kita sedang kerja keras agar persediaan apapun ada lebih banyak," ujar Mendag Zulkifli Hasan saat dijumpai di sela-sela acara Bulan Literasi Perdagangan Berjangka Komoditi 2023 di JS Luwansa, Jakarta, Selasa (7/3/2023).

"Kita harap masyarakat enggah usah khawatir, segala hal ada. Tinggal sekarang harganya harus bisa terjangkau, itu yang sedang kita persiapkan," tegas dia.

Mendag lantas menyebut izin impor sejumlah komoditas pangan dasar yang telah dikeluarkan. Dia juga meyakini itu bisa segera dieksekusi sebelum bulan Ramadhan 2023 yang tinggal menunggu beberapa hari lagi.

"Ya semua kan sudah. Kedelai, ya itu. Terus terigu, gula, apa lagi ya, daging. Semua lah sudah siap, mudah-mudahan, Insya Allah," ungkap Mendag.

Lebih khusus, ia menyoroti izin impor gula yang di pasar internasional terus mengalami kenaikan harga.

"Impor gula udah ada banyak, siap. Mungkin harganya ya sekarang. Harganya kan saya dapat informasi harga internasionalnya naik. Kalau harga internasional naik tentu pengusaha kita kan lihat," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.