Sukses

Reli Harga Minyak Dunia Terhenti karena Target Pertumbuhan Ekonomi China

Harga minyak melemah pada perdagangan Senin setelah China menetapkan target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen pada 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak melemah pada perdagangan Senin setelah China menetapkan target pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen pada 2023. Target pertumbuhan ekonomi China ini turun jika dibandingkan dengan target tahun lalu yang sebesar 5,5 persen dan juga lebih rendah jika dibanding perkiraan para analis di angkia 5,24 persen.

Di tahun lalu, Pertumbuhan ekonomi China hanya naik 3 persen tetapi para ahli optimis bahwa target tahun ini dapat ditetapkan setinggi 6 persen setelah negara itu melonggarkan aturan covid-19 yang ketat.

Selain itu, China menetapkan sasaran 3 persen untuk indeks harga konsumen (CPI) atau inflasi, dengan Beijing ingin mempertahankan kontrol harga yang ketat pada komoditas energi dan pertanian.

Mengutip oilprice.com, Selasa (7/3/2023), harga minyak juga berada di bawah tekanan karena investor dengan hati-hati menunggu kesaksian Gubernur Federal Reserve AS (the Fed) Jerome Powell minggu ini.

"minyak mentah tetap berada dalam tarik menarik antara optimisme atas pembukaan kembali China dan kegugupan atas Fed yang hawkish yang merugikan ekonomi AS," jelas pendiri perusahaan analisis pasar minyak Vanda Insights, Vandana Hari.

Hal ini berseberangan pekan lalu yang mengalami kenaikan. Pada Jumlat lalu, harga minyak mentah berjangka WTI dan Brent melonjak lebih dari 4 persen setelah output pabrik China mengalahkan perkiraan dan muncul laporan bahwa UEA tidak akan keluar dari OPEC seperti yang dikhawatirkan sebelumnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Outlook Komoditas Lemah

Harga komoditas melemah akan khawatir bahwa angka ekonomi yang disajikan oleh China memberikan sedikit harapan bahwa pasar komoditas akan menerima dorongan besar yang mereka terima sebelum pandemi ketika China mendorong pasar untuk bahan seperti tembaga dan bijih besi ke rekor tertinggi.

Penjualan obligasi pemerintah daerah di China dianggap sebagai tulang punggung investasi infrastruktur yang mendorong sebagian besar permintaan bahan baku negara tersebut. Sayangnya, target untuk sektor ini juga rendah, menunjukkan bahwa China bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara mendukung ekonomi dan juga berusaha mencegah inflasi komoditas yang tak terkendali.

Pemerintah daerah akan diizinkan untuk menjual 3,8 triliun yuan obligasi khusus baru, lebih dari target tahun lalu sebesar 3,8 triliun yuan tetapi lebih rendah dari penerbitan aktual tahun lalu sebesar 4,04 triliun yuan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.