Sukses

Investasi di Ibu Kota Nusantara Banjir Peminat, Kini Swiss yang Kepincut

Pemerintah Swiss ingin datang langsung ke lokasi serta melihat pembangunan IKN.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono menerima kunjungan Duta Besar Swiss untuk Republik Indonesia Olivier Zehnder dan Head of Asia Pacific Kementerian Luar Negeri Swiss Heinrich Schallenberg di Kantor OIKN yang berada di area hunian pekerja konstruksi di Ibu kota Nusantara.

"Pemerintah Swiss merupakan mitra baik kami. Mereka juga ingin melihat kerja sama apa yang bisa dilakukan terkait dengan pembangunan IKN," kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Indonesia Umar Hadi dikutip dari Antara, Kamis (9/2/2023).

Menurut Umar Hadi, pemerintah Swiss ingin datang langsung ke lokasi serta melihat pembangunan IKN.

Kepala OIKN Bambang Susantono menyambut baik kedatangan Pemerintah Swiss ke IKN.

"Tentu kami sangat senang, seeing is believing," kata Bambang Susantono.

Bambang juga didampingi pejabat OIKN, di antaranya Wakil Kepala OIKN Dhony Rahajoe, Sekretaris OIKN Jaka Santos, Deputi Bidang Pengendalian Lingkungan Hidup dan SDA Myrna A. Safitiri, dan Juru Bicara OIKN Diani Sadiawati.

Bambang menjelaskan bahwa posisi IKN Nusantara kelak akan menjadi pendorong ekonomi dua kota besar terdekat, yakni Balikpapan dan Samarinda.

"Jadi, seperti segitiga ekonomi, Nusantara akan berkembang bersama dua kota tersebut," ujarnya.

Tujuannya, lanjut Bambang, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga akan naik, dan pada tahun 2045 Indonesia akan menjadi negara dengan penduduk yang memiliki penghasilan tinggi (high income countries).

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

9 Penggerak Ekonomi Nusantara

Bambang menyebutkan ada sembilan penggerak ekonomi Nusantara, di antaranya kawasan inti pemerintahan (6,671 hektare), Pusat Ekonomi dan Finansial (IKN Barat seluas 17,206 ha), Kawasan Energi Baru Terbarukan (IKN Selatan seluas 6,753 ha), Kawasan Wisata (IKN Timur seluas 9,671 ha), Kawasan Pendidikan (IKN Utara seluas 12,607 ha), Pusat Penelitian dan Inovasi (IKN Timur seluas 3,720 ha).

Menurut Bambang, IKN Nusantara dibangun dengan konsep Forest City. Ini merupakan langkah Indonesia untuk melakukan mitigasi perubahan iklim. Sebesar 65 persen wilayah IKN Nusantara akan menjadi hutan tropis melalui reforestasi, sebesar 10 persen menjadi area taman dan produksi pangan, dan 25 persen untuk area kota.

"Tujuannya Nusantara akan menjadi carbon-neutral city pada tahun 2045,” katanya.

Bambang juga menyampaikan ada banyak peluang investasi di IKN seperti jalan tol, ekosistem kota pintar, low carbon energy, pengembangan Bandara Sepinggan, serta ekowisata.

"Saat ini sudah ada tiga investor yang siap masuk untuk membangun hunian bagi aparat sipil negara, dan ada 90 investor yang sudah menandatangani LoI," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Kekaguman Swiss

Duta Besar Swiss untuk Indonesia Olivier Zehnder kagum dengan rencana serta visi dan misi IKN.

Mereka juga sangat antusias dengan konsep IKN, terutama sebagai forest city.

Zehnder juga mengungkapkan tertarik untuk menjajaki kerja sama di berbagai bidang, terutama kerja sama ekonomi terkait dengan pembangunan IKN.

"Saya akan membantu untuk membawa pengusaha kami ke IKN," kata Zehnder.

Selain itu, menurut Zehnder, pemerintah Swiss juga siap melakukan transfer pengalaman untuk penguatan di bidang pendidikan, termasuk di sektor wisata.

"Kami punya banyak akademisi, peneliti juga korporasi yang memiliki keahlian untuk membantu IKN. Setelah kunjungan ini, tentu kami akan segera menindaklanjuti," kata Zehnder.

Dalam kunjungannya ke IKN, rombongan Duta Besar Swiss juga berkeliling melihat berbagai perkembangan pembangunan di IKN.

Diketahui bahwa hunian pekerja konstruksi (HPK) sebanyak sembilan tower dari 22 tower sudah siap digunakan. Di area ini juga dilengkapi berbagai fasilitas seperti masjid, klinik, hingga tempat makan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.