Sukses

Perjalanan Minyakita, Solusi Kelangkaan Minyak Goreng tapi Kini Justru Ikut Menghilang

Belum genap 1 tahun, harga minyak goreng Minyakita yang semula dipatok Rp 14.000 per liter, kini sudah tembus di Rp 15.000-16.500 per liter.

Liputan6.com, Jakarta - Minyak goreng kemasan sederhana dengan merek Minyakita resmi diluncurkan pada 6 Juli 2022 lalu. Minyakita dirilis sebagai upaya untuk mengguyur minyak goreng di pasaran yang saat itu tengah langka sekaligus untuk memberikan minyak goreng dengan harga terjangkau ke masyarakat. 

Belum genap 1 tahun, harga minyak  goreng Minyakita yang semula dipatok Rp 14.000 per liter, kini sudah tembus di Rp 15.000-16.500 per liter di beberapa daerah atau mengalami kenaikan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Minyakita sendiri jadi salah satu terobosan yang dilakukan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Dia membawa inisiatif untuk mengemas minyak goreng curah agar proses distribusi ke masyarakat lebih mudah, sehingga dapat diserap.

Mulanya, Minyakita dirilis khusus untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah dan usaha mikro. Tujuannya, untuk meredam kenaikan harga pangan yang bergantung juga pada minyak goreng.

Terbaru, sejumlah daerah dikabarkan sulit mendapati Minyakita di pasaran, baik itu di pasar tradisional, maupun di pasar swalayan. Menurut temuan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), ada praktik bundling sebagai syarat pembelian Minyakita di beberapa daerah.

Sulit didapatnya Minyakita jadi satu penyebab naiknya harga jual di pasaran. Mendag Zulkifli mengklaim kalau menyempitnya stok disebabkan oleh banyaknya masyarakat. Selain itu, keperluan CPO untuk program B35 menjadi penyebab menurunnya pasokan untuk produksi minyak goreng Minyakita.

Dari sisi kuota sendiri, Mendag Zulkifli mengalokasikan 300 ribu ton per bulan untuk Minyakita. Pasca ada laporan kelangkaan, dia meminta pengusaha minyak goreng untuk menambah produksi Minyakita menjadi 450 ribu ton per bulan. Ini berlaku sejak Februari-April 2023 mendatang.

Diketahui, produksi dan distribusi Minyakita diserahkan sepenuhnya ke produsen minyak goreng. Ini sebagai salah satu pemenuhan Domestic Market Obligation (DMO) yang juga jadi syarat untuk melakukan ekspor. Skalanya, akan diubah menjadi 1:6. Pengusaha mendapat jatah ekspor 6 kali lipat lebih banyak dari pasokannya memenuhi DMO.

Berikut rangkuman perjalanan Minyakita sejak diluncurkan 6 Juli 2022 lalu:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 11 halaman

Diluncurkan Pertengahan 2022

Menteri Perdagangan atau Mendag Zulkifli Hasan meluncurkan produk minyak goreng curah kemasan Minyakita, yang masuk ke dalam program Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR).

Seremoni peluncuran minyak goreng curah kemasan ini dilakukan di Kantor Pusat Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/7/2022).

"Tentu kita bersyukur pagi ini kita melakukan sesuatu yang penting, yaitu peluncuran Minyakita, produk minyak goreng yang dikemas secara sederhana," ujar Mendag Zulkifli Hasan.

Dia pun berterimakasih terhadap seluruh stakeholder terkait, yang dalam beberapa waktu terakhir dinilainya ikut mengoarkan semangat untuk memperbaiki sistem harga minyak goreng yang belakangan jadi polemik.

"Ini berkah sebetulnya, kalau kita saksikan tetangga kita semua bahagia. Petani sawit bahagia, pengusaha bahagia, pemerintah bahagia, petani dapat harga bagus, pemerintah dapat pajak bagus, pengusaha dapat cuan banyak, masyarakat bisa beli harga murah," ucapnya.

Mendag Zulhas mengungkapkan, peluncuran Minyakita jadi solusi untuk memperbaiki mata rantai pasok minyak goreng yang dikeluhkan banyak pengusaha, petani sawit hingga masyarakat.

"Tentu pemerintah juga sulit sekali sebelumnya. Ibu-ibu juga ngamuk (sulit dapat minyak goreng). Jadi sekali lagi, mustinya semua pihak bahagia, tapi jadi bencana," keluhnya.

"Saya datang (sebagai Mendag), saya diminta pak Presiden untuk selesaikan soal-soal ini. Yang memang tidak terpikirkan. Tapi karena perintah, tugas, kita kerjakan. Makanya saya minta dukungannya agar ini bisa diurai dan diselesaikan cepat," tandasnya.

 

3 dari 11 halaman

Dijual di Toko Ritel Moderen

Mendag lantas mengajak pelaku usaha, termasuk pengusaha ritel untuk memasukan produk minyak goreng curah kemasan ini ke berbagai supermarket dan minimarket di Indonesia.

"Tentu kalau yang sudah seperti ini bisa logistiknya melalui jalur masing-masing, karena dia bisa masuk di supermarket, minimarket dan lain-lain," sebutnya.

Zulkifli Hasan pun menceritakan perjuangannya beserta tim untuk mengedarkan Minyakita sedari awal. Dia mengaku sempat mendapat penolakan dari pengusaha ritel untuk bisa menjual minyak goreng curah ke pasarnya.

"Saya kira kita bisa masuk ke market-market atau supermarket supermarket itu. Kalau sekarang kan di pasar-pasar, di warung-warung karena curah. Kalau curah di warung-warung, pasar pasar diterima," ungkapnya.

"Tetapi kalau supermarket dia nggak mau karena bisa kotor. Tapi dengan yang baru ini, kemasan yang sederhana, dan kalau pakai botol bisa lebih bagus," ujar Mendag Zulkifli Hasan.

 

4 dari 11 halaman

Mendag Bantah Ada Pengusaha Nakal

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membantah adanya praktik nakal dari pengusaha dalam produksi minyak goreng Minyakita. Dia menyebut, bukan faktor itu yang menyebut Minyakita langka di pasaran.

Diketahui, dalam beberapa waktu belakangan, Minyakita dikabarkan mulai sulit didapatkan di beberapa daerah. Sekalipun ditemukan, harganya berada diatas harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter.

"Bukan (pengusaha kurangi produksi), karena sekarang semua cari Minyakita barangnya bagus high quality tapi harganya Rp 14.000, kalau (minyak goreng) premium kan ada yang Rp 20 (ribu) lebih kan, ini sama (kualitasnya) harganya Rp 14.000 ya dicari orang," ungkapnya saat ditemui di Shangri-La Hotel, Jakarta, Senin (30/1/2023).

Dia menyebut kalau produksi untuk Minyakita memang terbatas, hanya dijatah 300 ribu ton per bulan. Namun, dengan permintaan yang banyak, membuat stok di pasaran lebih cepat habis.

"Jadi semua orang ibu-ibu carinya Minyakita, padahal jatahnya 300 ribu ton per bulan. Ya tentu di pasar jadi kurang," tegasnya.

Selain itu, penyebab lainnya adalah kurangnya pasokan CPO untuk bahan baku minyak goreng. Ini disebabkan adanya kebutuhan CPO untuk membuat bahan bakar B35. Menurutnya, kebutuhan untuk membuat B35 sebesar 13 juta ton.

"Kita merubah B20 jadi B35, B20 nyedot CPO 9 juta (ton), begitu berubah jadi B35, nambah 4 juta (ton), jadi 13 juta (ton) disedot," paparnya.

 

5 dari 11 halaman

Ulah Pengusaha Nakal

Sebelumnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bakal mendalami penyebab dari kelangkaan inyak goreng kemasan sederhana, Minyakita. Ada dugaan minimnya stok di pasaran karena sengaja dilakukan oleh pengusaha.

Untuk diketahui, produksi dan penyaluran Minyakita sendiri dibebankan ke pengusaha minyak goreng. Ini jadi salah satu cara untuk pemenuhan stok di dalam negeri.

Direktur Ekonomi, Kedeputian bidang Kajian dan Advokasi KPPU Mulyawan Ranamanggala menyampaikan ada kemungkinan tersebut. Namun, pihaknya masih akan mencari data-data tambahan, termasuk keterangan dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.

"Apakah benar pelaku usaha sekarang membatasi produksi minyak goreng curah maupun kemasan sederhana dengan tujuan untuk meningkatkan penyerapan minyak goreng kemasan premium yang saat ini kurang diminati oleh masyarakat karena selisih (harga) yang cukup jauh," kata dia dalam Forum Jurnalis KPPU, Senin (30/1/2022).

Menurut keterangan yang diterima KPPU saat ini, kelangkaan terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sehingga berdampak pada harga jual Minyakita di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter.

 

6 dari 11 halaman

Perbedaan Harga

Sementara itu, minyak goreng kemasan premium, di pasaran dipatok sekitar Rp 20.000 per liter. Artinya ada perbedaan harga yang cukup tinggi.

"Kalau kita lihat fakta dilapangan kita lihat ada selisih antara minyak goreng kesaman premium dan kemasan sederhana. Rp 5-10 ribu, itu selisihnya" kata dia.

"Ini yang memang bisa menduga menyebabkan pelaku usaha atau produsen (berpikir) 'kemasan premium ini belum terserap nih tapi Minyakita diserap masyarakat', jadi mungkin itu strategi. Tapi kita pelajari dulu. Kita masih harus klarifikasi diskusi stakeholder terkait untuk bisa simpulkan apakah ini prilaku dari pelaku usaha produsen yang mungkin menyimpang atau dari kebjakan pemerintah yang kurang tepat yang memberatkan pelaku usaha," bebernya.

 

7 dari 11 halaman

Panggil Kemendag dan Kemenperin

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) berencana memanggil Kemnterian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian menyikapi kenaikan harga minyak goreng kemasan sederhana Minyakita. KPPU mendapati kenaikan harga di 7 kantor wilyah seluruh Indonesia.

Direktur Ekonomi, Kedeputian bidang Kajian dan Advokasi KPPU Mulyawan Ranamanggala menyampaikan ada temuan kenaikan harga Minyakita yang dijual Rp 15.000-16.500 per liter. Pihaknya juga akan meminta keterangan dari Kemendag dan Kemenperin.

"Kami berencana memanggil Kemendag dan Kemenperin guna mengetahui posisi pasti bagaimana produksi dan distribusi Minyakita dan minyak goreng curah," kata dia dalam Forum Jurnalis KPPU, Senin (30/1/2023).

 

8 dari 11 halaman

Tambah Kuota Produksi

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bakal tambah produksi minyak goreng menjadi sebanyak 450 ribu ton perbulan. Tambahan produksi ini berlaku mulai Februari-April 2023.

Langkah ini diambil menyusul mulai menipisnya stok minyak goreng kemasan sederhana dengan merek Minyakita. Alhasil, harga Minyakita di pasaran banyak diatas harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter.

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, hal tersebut merupakan upaya agar kebutuhan masyarakat dapat tercukupi selama memasuki puasa hingga Lebaran 2023.

Keputusan ini diambil pasca Rapat Evaluasi Pendistribusian Minyak Goreng Rakyat dengan produsen minyak goreng di Jakarta. Rapat ini turut dihadiri Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Sementara itu, Mendag Zulkifli Hasan didampingi Sekretaris Jenderal Suhanto dan Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kasan.

“Untuk memenuhi kebutuhan migor menjelang puasa dan Lebaran yang kian meningkat, Pemerintah dan produsen migor akan meningkatkan pasokan minyak goreng program Domestic Market Obligation (DMO) sebanyak 450 ribu ton/bulan selama tiga bulan yaitu pada Februari—April 2023 atau terjadi peningkatan sebesar 50 persen dari DMO bulanan yang dialokasikan sebesar 300 ribu ton/bulan,” ungkap Mendag Zulkifli dalam keterangannya, Senin (30/1/2023).

Menurutnya, produsen minyak goreng juga telah menyatakan komitmennya meningkatkan pasokan DMO migor di dalam negeri. Disamping itu, pelaku usaha juga akan memastikan harga jual Minyakita sesuai dengan HET.

“Para pelaku usaha akan melaporkan realisasi di hari Jumat setiap minggunya dengan tembusan kepada Dirjen Perdagangan Dalam Negeri. Selain itu, pelaku usaha juga akan melakukan pembinaan kepada jaringan distribusi masing-masing agar HET diimplementasikan dengan baik," kata dia.

 

9 dari 11 halaman

Pastikan Cukup

Mendag Zulkifli juga menyampaikan akan memastikan kecukupan suplai migor ke pasar-pasar rakyat dan ritel-ritel modern di seluruh Indonesia.

“Kami akan memastikan pendistribusian dan pemenuhan sesuai harga eceran tertinggi (HET) dalam waktu satu minggu ke depan di seluruh wilayah Indonesia. Kami juga akan memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pendistribusian migor, baik kemasan merek MINYAKITA maupun curah di pasar rakyat maupun ritel modern di seluruh wilayah Indonesia,” urai Mendag Zulkifli Hasan.

HET migor di tingkat konsumen sebesar Rp14.000/liter untuk minyak goreng kemasan rakyat (Minyakita) atau Rp15.500/kg untuk minyak goreng curah.

Pada 27 Januari 2023, rata-rata harga eceran minyak goreng yaitu, curah sebesar Rp14.700/liter, naik 3,52 persen dan kemasan merek MINYAKITA sebesar Rp14.700/liter, naik 5 persen dibandingkan dengan bulan Desember 2022. Hargaini telah melampaui HET yang ditetapkan sebesar Rp14.000/liter atau Rp15.500/kg.

“Dengan pemenuhan stok sesuai kebutuhan, diharapkan harga migor akan terjaga dan terjangkau masyarakat,” pungkasnya.

 

10 dari 11 halaman

Dikawal Badan Pangan Nasional

Pemerintah dan pengusaha sepakat untuk menambah kuota produksi untuk minyak goreng Minyakita. Langkah ini merespons mulai berkurangnya stok Minyakita di pasaran, sehingga mengerrk harga jual diatas harga acara tertinggi (HET).

Kepala Badan Pangan Nasional atau NFA Arief Prasetyo Adi menegaskan pihaknya siap mengawal keputusan ini. Menurutnya, upaya ini juga jadi persiapan penguatan stok menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), bulan ramadan.

Arief menyebut kolaborasi antara pemerintah dan produsen melalui komitmen penambahan pendistribusian minyak goreng dapat menjaga agar kondisi kelangkaan yang terjadi di awal tahun lalu tidak terulang kembali. Diketahui, kelangkaan pernah terjadi di awal 2022 lalu karena menipisnya pasokan CPO ke dalam negeri.

“Hari ini (30/1/2023) di Kementerian Perdagangan, saya bersama pak Mendag membahas langkah-langkah untuk menjaga stabilisasi stok dan harga minyak goreng menjelang HBKN Puasa dan Lebaran. Kita bersama para produsen minyak goreng duduk bersama menyepakati komitmen penambahan pendistribusian minyak goreng untuk 3 bulan ke depan dan akan kita review serta evaluasi secara berkala,” ujar Arief dalam keterangannya, Selasa (31/1/2023).

Informasi, penambahan produksi dilakukan selama 3 bulan ke depan, para produsen diminta menyediakan dan mendistribusikan minyak goreng rakyat sebesar 450 ribu ton per bulan. Artinya ada peningkatan produksi 150 ribu ton dari jumlah sebelumnya, yaitu 300 ribu ton per bulan.

Selain itu, para pelaku usaha juga diminta melakukan pembinaan kepada jaringan distribusi yang dimiliki agar melakukan penjualan minyak goreng sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) di tingkat konsumen, yaitu sebesar Rp 14.000 per liter untuk minyak goreng kemasan rakyat (Minyakita) dan Rp 15.500 per kg untuk minyak goreng curah.

“Penambahan jumlah pendistribusian dari 300 ribu ke 450 ribu saya rasa cukup. Respon para produsen terhadap komitmen bersama ini juga baik dan positif, ditandai dengan penandatanganan Surat Pernyataan Komitmen oleh seluruh produsen yang hadir,” paparnya.

 

11 dari 11 halaman

Bisa Amankan Pasokan

Arief meyakini, komitmen ini merupakan langkah yang baik untuk mengamankan suplai minyak goreng jelang HBKN yang dipastikan akan mengalami lonjakan permintaan. Berdasarkan data Prognosa Neraca Pangan periode Januari-Maret 2023, pada akhir Maret ini stok minyak goreng nasional diperkirakan sekitar 808 ribu ton, sedangkan kebutuhan minyak goreng nasional perbulan rata-rata sebanyak 401 ribu ton.

“Pendistribusiannya di lapangan harus kita kawal bersama-sama oleh NFA, Kemendag, Satgas Pangan. Untuk memastikan pelaksanaannya, para produsen diminta melaporkan realisasi pendistribusiannya setiap minggu. Melalui kerja sama yang baik antara pemerintah dan pelaku usaha kita optimis komoditas minyak goreng jelang HBKN Puasa dan Lebaran pada tahun ini tidak mengalami gejolak seperti tahun lalu,” ungkapnya.

Pada forum tersebut, Arief juga menekankan pentingnya kontribusi para produsen minyak goreng dalam penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Minyak Goreng. Mengingat, tambahnya, ketersediaan CPP merupakan solusi jangka panjang untuk menjaga agar pasokan dan harga komoditas pangan tidak mengalami gejolak.

“Sesuai amanat Perpres No. 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan CPP, minyak goreng menjadi salah satu komoditas strategis yang harus ada dan dialokasikan sebagai CPP. Jadi kita minta kepada para produsen agar minyak goreng rakyat (Minyakita) itu bisa dialokasikan ke Bulog dan ID Food untuk kita kawal harga dan pendistribusiannya,” paparnya.

Menurut Arief, saat ini keberadaan Minyakita terbilang efektif dalam menjaga stok dan harga minyak goreng di tingkat konsumen. “Beberapa kali saya bersama pak Mendag kunjungan ke pasar tradisional dan modern market minyak tersebut ada dan tersedia, dan harganya tidak jauh berbeda sekitar 14.500 per kg. Maka kita dukung supaya para produsen mempercepat dan meningkatkan distribusi dan ada cadangan pemerintah yang bisa kita alokasikan bersama-sama,” ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.