Sukses

Bentrok Pekerja Makan Korban Jiwa, PT GNI: Kami Sangat Prihatin

PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) buka suara atas peristiwa unjuk rasa berujung bentrok maut di lokasi proyek Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (14/1).

Liputan6.com, Jakarta PT Gunbuster Nickel Industry atau PT GNI buka suara atas peristiwa unjuk rasa berujung bentrok maut di lokasi proyek Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (14/1). Diketahui, dalam peristiwa tersebut 2 orang pekerja tewas.

PT GNI menyatakan sangat prihatin atas peristiwa demonstrasi yang berakhir ricuh tersebut. Sebab, peristiwa nahas itu tidak hanya berdampak bagi perusahaan melainkan juga bagi masyarakat sekitar.

"Kami atas nama perusahaan menyatakan sangat prihatin atas peristiwa demonstrasi yang berakhir ricuh yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2023 di lokasi proyek PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), karena tidak hanya berdampak bagi perusahaan melainkan juga bagi masyarakat sekitar," tulis PT GNI melalui gunbusternickleindustry.com, dikutip Senin (16/1).

Saat ini, perusahaan bersama-sama dengan aparat penegak hukum tengah melakukan investigasi untuk mengusut tuntas peristiwa bentrokan maut yang menimbulkan kerugian bagi semua pihak baik kerugian materiel, imateriel, hingga jatuhnya korban jiwa.

Selama investigasi berlangsung, PT GNI meminta agar seluruh pihak dapat menahan diri dan berpikir jernih dalam mengolah informasi yang beredar. Khususnya mengenai pemberitaan yang simpang siur, yang berpotensi menimbulkan persepsi yang keliru atas peristiwa yang terjadi.

"Perusahaan mengajak semua pihak untuk menjaga keberlangsungan investasi GNI, yang merupakan usaha yang memberikan manfaat bukan hanya untuk kepentingan perusahaan, namun juga untuk masyarakat sekitar dan negara," kata PT GNI.

PT GNI berharap agar ke depannya hal-hal seperti ini tidak terulang lagi. Dengan ini, perusahaan dapat terus memberikan manfaat bagi semua pihak.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Unjuk Rasa Anarkis

Diketahui, aksi unjuk rasa anarkistis berujung bentrok terjadi di lokasi industri pengolahan nikel (smelter) PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, pada Sabtu (14/1/2023) siang sampai malam hari.

Kerusuhan yang terjadi di lingkungan PT GNI tersebut dilaporkan menimbulkan dua orang korban tewas, seorang TKI dan seorang TKA serta kerugian material yang cukup besar.

Dilaporkan pula terjadi penjarahan di asrama putri TKI serta pembakaran aset perusahaan. Sekitar 70 orang telah ditahan kepolisian untuk diusut tuntas terkait aksi anarkistis tersebut.

"Saya sangat menyesalkan bahkan mengecam keras aksi yang ditengarai dipicu oleh para provokator dari luar yang membawa agenda-agenda lain," kata Bupati Morowali Utara (Morut) Delis Julkasson Hehi usai bertemu Kapolda Sulteng Irjen Pol Rudy Sufahriadi di kediaman Kapolda Sulteng di Kota Palu, dikutip dari Antara, Senin (16/1/2023).

 

3 dari 4 halaman

Kronologi Bentrok Pekerja PT GNI di Morowali Utara Berujung Maut

Kerusuhan pecah di Pabrik Smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Hal ini bermula dari aksi unjuk rasa anarkis yang berujung bentrok antara pekerja.

Awalnya, pada Jumat (13/1/2023) muncul aksi unjuk rasa dari serikat buruh yang terjadi di dua lokasi yakni, di pos 4 dan pos 5 kantor PT GNI  Para pekerja juga melakukan mogok kerja karena sejumlah tuntutan mereka tak dipenuhi pihak perusahaan. 

"Sempat dimediasi di kantor Disnakertrans Morowali Utara tapi tidak menemui kesepakatan antara pihak pekerja dengan pihak perusahaan," imbuh Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto kepada wartawan, dikutip Senin (16/1/2023). 

Setelah mediasi tersebut, terang Didik pihak perusahaan kemudian hanya menyetujui tujuh dari delapan tuntutan para pekerja. Sementara satu poin tuntutan pekerja, pihak perusahaan masih menunggu hasil mediasi dengan pihak Disnaker Morowali Utara tanggal 16 Januari mendatang.

"Tapi, pada Sabtu kemarin sekitar pukul 19.40 WITA, area jalan masuk pos 4 terjadi tindakan anarkis yang dilakukan karyawan. Sekitar 500 orang pekerja melempar dan merusak area jalan masuk pos 4," bebernya.

Bentrok itu dipicu karena pihak keamanan perusahaan menghalangi jalan para pekerja untuk masuk ke pos 4 PT GNI. Sehingga terjadilah perlawanan para pekerja dan merusak kantor security.

"Jalan mereka dihalangi diduga inilah yang menjadi pemicu kerusuhan dan kantor security pun dirusak massa yang ingin masuk ke pos 4," jelasnya.

Sedikitnya 69 pekerja di Pabrik Smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah diamankan pihak kepolisian. Mereka diamankan usai terlibat bentrok hebat yang mengakibatkan seorang TKA dan dua pekerja lokal meninggal dunia. 

"Iya benar, saat ini sebanyak 69 orang sudah kita amankan," kata dia.

4 dari 4 halaman

Tewaskan TKA Dan TKI

Bentrokan hebat terjadi di area smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah pada Sabtu (14/1/2023). Akibatnya satu orang pekerja asing dan dua pekerja lokal meninggal dunia. 

"Iya ada korban meninggal 2 orang TKI dan 1 orang TKA. Kemudian ada tiga orang pekerja yang mengalami luka-luka," kata Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto kepada wartawan, Minggu (15/1/2023).

Kejadian itu bermula saat pihak keamanan PT GNI menahan sediktinya 500 pekerja untuk masuk ke dalam pos4 pabrik smelter untuk menggelar aksi mogok kerja. Aksi mogok kerja itu sendiri dilakukan karena 7 dari 8 tuntutan para pekerja tak kunjung dipenuhi oleh pihak PT GNI. 

"Karena dihalangi masuk sehingga ratusan pekerja itu melempari dan merusak kantor security. Kemudian mereka menerobos masuk di pos 4 lalu menuju ke mes karyawan dan membakar sebuah mes karyawan hingga rata dengan tanah," ungkapnya.

Aparat gabungan TNI-Polri yang berada di lokasi sempat berusaha menenangkan para pekerja. Namun hal tersebut tidak diterima sehingga para pekerja dan aparat gabungan terlibat adu mulut yang berujung pelemparan ke arah petugas, bentrok pun tak terelakkan. 

"Aparat gabungan tetap berusaha mengawal mereka," ucapnya 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.