Sukses

SMF Bangun Rumah Buat MBR di Surakarta

Program pembangunan rumah untuk MBR merupakan wujud dari komitmen SMF sebagai Special Mission Vehicle dalam pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

Liputan6.com, Jakarta PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakata dan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Dinas Cipta Karya, Kementerian PUPR merealisasikan pembangunan Rumah Layak Huni (RLH) di Surakarta. Program ini ditujukan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Kawasan Semanggi, Kelurahan Mojo, Surakarta.

Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengapresiasi langkah pembangunan rumah bagi MBR  di Solo tersebut.

“Terima kasih, kami merasa senang dan merasa terbantu dengan program ini, dan hari Ini hari rumah-rumahnya sudah selesai, warga sudah menerima kuncinya dan bisa segera pindah hari ini, jadi rumahnya bisa segera ditempati, direlokasi,” tuturnya seperti mengutip keterangan SMF, Jumat (18/11/2022).

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menjelaskan, program tersebut merupakan wujud dari komitmen Perseroan sebagai Special Mission Vehicle dalam pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs khususnya dalam hal pembangunan kota dan permukiman berkelanjutan. Program ini diharapkan dapat menciptakan multiplier effect yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ananta berharap Program Pembangunan Rumah Layak Huni di Kawasan Semanggi ini menjadi salah satu upaya mengurangi kekumuhan di bantaran sungai, juga turut membantu penanganan kemiskinan ekstrim, dengan merelokasi warga ke permukiman yang lebih layak sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.

“Sebagai BUMN dibawah Kementerian Keuangan salah satu tugas kami adalah membantu pendanaan infrastruktur perumahan, salah satunya membantu masyarakat untuk mendapatkan rumah layak huni. Sumber dana SMF berasal dari APBN dan pasar modal, dan Program Kotaku ini merupakan program jangka panjang yang kami lakukan dari Sabang sampai Merauke, kami berharap masyarakat dapat memanfaatkannya bantuan ini dengan sebaik-baiknya dengan terus menjaga dan merawat rumahnya agar dapat memberikan manfaat jangka panjang,” kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Strategi SMF

SMF melalui program inisiatif strategisnya yaitu Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh mendirikan bangunan rumah baru bagi MBR di Kawasan Semanggi. Kawasan tersebut merupakan wilayah relokasi yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah Surakarta bagi warga yang sebelumnya bermukim di kawasan kumuh bantaran Sungai Pemulung Bengawan Solo.

Sebanyak 47 rumah layak huni telah rampung dibangun di wilayah RW 1 Kelurahan Mojo yang memiliki luas 3,72 Ha, yang merupakan bagian dari Kawasan Semanggi yang memiliki total luas 15.368 Ha. Pembangunan RLH tersebut diawali dengan penandatanganan perjanjian kerja sama pada 17 Desember 2021 antara antara SMF, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Kementerian PUPR, serta Pemerintah Kota Surakarta yang dikoordinir oleh kementerian koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Hal tersebut kemudian ditindak lanjuti dengan proses pembangunan yang intensif sejak 25 Januari 2022, dengan menerapkan standar rumah layak huni yang merujuk pada standar Sustainability Development Goals (SDGs).

Warga Mojo yang mayoritas bermata pencaharian tidak tetap seperti buruh bangunan, petugas parkir, serta buruh serabutan kini bisa memiliki hunian yang layak dan sehat dibandingkan hunian sebelumnya, di mana warga tinggal di sekitar Tanggul Parapet Sungai Pemulung Bengawan Solo yang memiliki karateristik permukiman yang tidak layak, tidak sehat dan tidak teratur yang memadati sepanjang drainase sabuk tanggul Sungai Pemulung Bengawan Solo.

Melalui program ini SMF mengalirkan bantuan dana hibah sebesar Rp 3,2 miliar dengan menggunakan anggaran Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang disalurkan melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Surakarta menjadi kota ke-13 yang diresmikan, dari total 16 lokasi yang sudah terealisasi di Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan hingga NTT. Sejak tahun 2019 hingga saat ini Perseroan telah merealisasikan program peningkatan kualitas rumah di daerah kumuh sebanyak 370 rumah di 16 lokasi dengan serapan anggaran mencapai Rp 27,64 miliar. 

3 dari 3 halaman

Warga Bersyukur

Salah satu warga penerima manfaat yaitu Suranto (52) merasa terharu dan mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan rumah tersebut. Ia beserta istri dan empat orang anaknya kini bisa tinggal di hunian yang lebih layak dibanding sebelumnya.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada SMF, Kementerian Keuangan, Kementrian PUPR, Kotaku dan Pemerintah Surakarta. Rasa bangga saya hari ini tidak bisa terucapkan, karena kini saya bisa punya rumah sendiri yang lebih manusiawi, kalau mau beli kan nggak bisa, kami tidak mampu,” ungkap Suratno.

Suranto sudah lama memimpikan rumah sendiri yang layak, dimana sebelumnya ia sudah tinggal selama lebih dari 20 tahun di pemukiman kumuh samping Sungai Pemulung Bengawan Solo. Sebelumnya ia sempat tinggal di rumah kontakan yang lokasinya tidak jauh dari sungai, namun kondisi ekonomi keluarga yang serba berkekurangan membuat ia tidak bisa membayar uang sewa rumah yang semakin melambung. Upah harian Suratno berkeja yang berkeja harian sebesar Rp 70 ribu masih belum cukup untuk menutupi kebutuhan keluarganya, terlebih anak pertamanya kini ada di bangku kelas 3 Sekolah Menangah Atas. Ia mengaku banyak pinjam sana-sini, gali lobang tutup lobang untuk menutupi kebutuhan keluarganya.

Adanya rumah baru ini memunculkan harapan baru baginya untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya.

“InsyaAllah saya merasa optimis sekarang, ekonomi saya akan berkembang dan bisa mengangkat taraf hidup keluarga saya. Selain bekerja saya rencananya mau jualan wedangan, kan modalnya kecil, jadi saya masih bisa, Alhamdulillah,” ucapnya sumringah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.