Sukses

Minim Sentimen, Harga Emas Dunia Stabil di Level USD 1,651.50 per Ounce

Harga emas masih stabil dan bertahan di level USD 1,651.50 per ounce

Liputan6.com, Jakarta Harga emas di pasar spot naik 0,1 persen ke USD 1,651.50 per ounce. Sementara untuk harga emas berjangka AS turun 0,4 persen menjadi USD 1,656.60.

"Pergerakan harga emas mendapatkan bantuan dalam imbal hasil (dan) reli dolar pasti telah mencapai rintangan besar. Emas, setidaknya, belum melihat tekanan jual kembali, ini agak stabil," kata Edward Moya, analis senior OANDA seperti dikutip dari CNBC, Rabu (19/10/2022).

Dolar AS mencapai level terendah sejak 6 Oktober, membuat emas batangan lebih murah untuk pembeli luar negeri. Hasil Treasury juga lebih rendah.

"Tetapi pada akhirnya, katalis utama (untuk emas) adalah siklus kenaikan suku bunga Fed," kata Moya.

Ekspektasi kenaikan suku bunga Fed yang besar disemen menyusul angka inflasi konsumen AS yang panas minggu lalu, dengan pasar memperkirakan kenaikan 75 basis poin pada November.

Kenaikan suku bunga meredupkan daya tarik emas karena meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harga Silver dan Platinum

Sementara itu, wakil gubernur bank sentral Rusia, Alexei Zabotkin, mengatakan pada hari Selasa bahwa peningkatan lebih lanjut dalam cadangan emas dan valas tidak tepat untuk saat ini, karena akan memberikan dorongan untuk pertumbuhan jumlah uang beredar.

Di tempat lain, perak spot naik 0,1 persen menjadi USD 18,69 per ounce.

"Fiksasi utama pedagang emas dan perak tetap menjadi arah harga harian dari indeks dolar AS," Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, mengatakan dalam sebuah catatan.

Platinum turun 1,3 persen menjadi USD 903,57 setelah mencapai level tertinggi 1-1/2 minggu sebelumnya, sementara paladium bertambah 0,8 persen menjadi USD 2.015,28.

Platinum "terus mendapat manfaat dari pemulihan yang kuat dalam permintaan otomotif di seluruh dunia, dengan pendaftaran kendaraan baru Uni Eropa naik 9,6 persen dari tahun ke tahun," kata TD Securities dalam sebuah catatan.

3 dari 4 halaman

Dibayangi Resesi, Harga Emas Bakal Melambung di 2023?

 Harga emas turun 8 peren year-to-date, dan mungkin tidak ada cukup momentum untuk membalikkan harga emas tahun ini. Kepala penelitian Pepperstone, Chris Weston, mengatakan tapi itu hanya berlaku untuk emas yang dihargai dalam dolar AS.

Ada perdebatan besar tentang emas sebagai pelindung nilai inflasi, terutama setelah ditarik kembali dari level USD 2.000 per ons yang diposting pada bulan Maret. Namun aksi harga yang mengecewakan tidak berarti emas gagal. Ini semua tentang ekspektasi inflasi untuk emas, yang telah rendah, sementara angka CPI berada di level tertinggi 40 tahun.

"Emas adalah lindung nilai terhadap inflasi yang diharapkan daripada inflasi yang direalisasikan. Emas bertahan cukup baik relatif terhadap tingkat riil. Orang-orang melihat jenis inflasi yang salah. Ini lebih tentang ekspektasi inflasi dan tingkat impas. Jika Anda melihat tingkat impas lima tahun, mereka mencapai tertinggi sekitar 3,76 persen pada bulan Maret dan kemudian kembali menjadi 2,43 persen,” kata Weston, dikutip dari Kitco News, Senin (17/10/2022).

Dengan menggunakan korelasi antara emas dan tingkat impas ini, Weston melihat nilai wajar emas di bawah USD 1.600 per ounce. Tercatat harga emas berjangka Comex Desember 2021 diperdagangkan pada USD 1,679,70, turun 0,37 persen dibanding hari ini.

Tidak banyak yang akan berubah sampai tahun depan ketika datang harga emas dalam dolar AS. Weston meramal, tahun 2023 kinerja dolar akan semakin memburuk dan hal itu berpengaruh ke harga emas.

"Emas adalah cerita 2023. Saya melihat tanda-tanda bahwa dolar akan berkinerja buruk pada 2023. Tahun depan, kita akan melihat dolar yang lebih lemah yang dapat mengatur panggung untuk suku bunga riil untuk memiliki sedikit perubahan. Di situlah kita akan melihat emas dengan cukup baik,” ujarnya.

4 dari 4 halaman

Suku Bunga The Fed

Hal pertama yang harus diperhatikan tahun depan adalah tingkat bunga The Fed. Pada pertemuan September, pejabat Fed mengatakan mereka melihat tingkat dana federal naik menjadi 4,6 persen tahun depan setelah naik menjadi 4,4 persen pada akhir 2022.

Bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 300 basis poin tahun ini, mengambil kisaran saat ini antara 3 persen dan 3,25 persen.

"Secara teori, kami ingin melihat tarif terminal turun. Jika Anda melihat setahun penuh untuk tahun depan, kami mendapat pemotongan sekitar 24 basis poin. Namun, The Fed telah memperjelas bahwa mereka tidak akan menurunkan suku bunga tahun depan,” jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.