Sukses

Malaysia Setop Ekspor Ayam, Singapura Panik

Pemerintah Malaysia menegaskan untuk menghentikan ekspor ayam hidup maupun produk olahannya mulai 1 Juni 2022.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Malaysia menegaskan untuk menghentikan ekspor ayam hidup maupun produk olahannya mulai 1 Juni 2022. Larangan ekspor ini mencakup unggas hidup, daging dingin dan beku, bagian ayam dan produk berbasis ayam.

"Kementerian Pertanian dan Industri Makanan Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu malam. Nugget ayam, roti, dan sosis juga akan dilarang," tulis Pemerintah Malaysia dikutip Bloomberg, Kamis (2/6).

Langkah Malaysia ini merupakan pukulan besar bagi Singapura, yang mengimpor sekitar sepertiga pasokannya dari tetangganya. Larangan itu membuat toko-toko di Singapura yang menjual produk ayam tidak bisa bergerak.

Alhasil, konsumen di Singapura khawatir apakah mereka masih bisa menikmati nasi ayam, yang merupakan salah satu makanan paling populer di Singapura.

Padahal, media Singapura termasuk Business Times dan CNA melaporkan sebelumnya bahwa pengiriman beberapa ayam dan produk turunannya masih akan diizinkan, mengutip juru bicara Aqina Farm, yang menjual ayam kampung dan ayam broiler biasa.

Perusahaan mengatakan, telah mengkonfirmasi ini melalui pertemuan virtual dengan otoritas terkait di Malaysia, menurut media lokal.

Situasi itu berubah Selasa malam dengan Business Times melaporkan bahwa produk-produk itu tidak akan diizinkan masuk, mengutip Aqina Farm.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Larangan Ekspor Ayam

Hal ini sejalan dengan Pernyataan Badan Pangan Singapura mengatakan pada hari Rabu bahwa Malaysia telah secara resmi mengatakan akan melarang ekspor ayam hidup, ayam utuh, potongan ayam dan bagian-bagiannya mulai 1 Juni hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Adapun, kebijakan larangan ekspor ayam dan produk turunannya itu merupakan tindakan Pemerintah Malaysia yang bertujuan untuk mengurangi harga domestik karena negara-negara di seluruh dunia berjuang melawan kenaikan biaya pangan. Hal ini sebagian didorong oleh perang di Ukraina yang membatasi pasokan makanan.

Sebelumnya, Indonesia baru-baru ini melarang ekspor minyak sawit untuk sementara, India membatasi ekspor gandum dan gula, dan Serbia dan Kazakhstan telah memberlakukan kuota pada pengiriman biji-bijian.

 

3 dari 4 halaman

Malaysia Setop Ekspor Ayam Mulai 1 Juni 2022, Penjual Nasi Ayam Hainan Singapura Panik

Malaysia memutuskan untuk menyetop ekspor ayam utuh ke Singapura mulai 1 Juni 2022. Dalam waktu yang tersisa, para pemasok ayam di Malaysia nekat bekerja lembur demi bisa mengirimkan sebanyak mungkin ayam sebelum pelarangan itu diberlakukan.

Dikutip dari laman Strait Times, Senin (30/5/2022), delapan eksportir, peternak, dan pemasok di Malaysia mengaku kaget dengan pelarangan ekspor ayam potong utuh ke Singapura. Selama ini, Malaysia mengirimkan 3,6 juta ayam utuh per bulan ke luar negeri. 

Pengumuman itu disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakoob pada Senin, 23 Mei 2022. Ia beralasan penghentian ekspor ke Singapura berlaku sampai produksi dan harga lebih stabil.  

Pemerintah juga berencana menambah pengakuan bagi lebih banyak rumah potong hewan di luar negeri untuk meningkatkan pasokan ayam di dalam negeri. Begitu pula dengan izin impor unggas akan dihapuskan.

"Pemerintah memandang serius persoalan pasokan ayam dan kenaikan harga yang berdampak pada masyarakat," kata PM Malaysia itu dalam keterangannya.

Malaysia saat ini mengalami lonjakan harga ayam akibat kurangnya pasokan di lapangan. Menurut data Departemen Layanan Kedokteran Hewan Kementerian Pertanian dan Industri Makanan setempat, Malaysia tercatat mengekspor lebih dari 49 juta ekor ayam hidup pada 2020, serta 42,3 ton daging ayam dan bebek.

Penghentian ekspor itu akan berdampak signifikan terhadap Singapura. The Red Dot itu mengimpor hampir 73ribu ton ayam pada 2021, dengan lebih dari sepertiga pasokan ayam didatangkan dari Malaysia. Daging ayam adalah jenis daging terbanyak yang dikonsumsi di Singapura dengan tingkat konsumsi 36 kilogram per kapita pada 2020, menurut data Badan Pangan Singapura.

4 dari 4 halaman

Skema Subsidi

Ismail mengatakan stok penyangga akan disimpan di fasilitas cold storage, sementara proses klaim subsidi oleh peternak akan disederhanakan. Pemerintah telah menetapkan harga pagu eceran 8,90 ringgit per kilogram, dan memberikan subsidi kepada peternak unggas sebesar 60 sen per kg dari 5 Februari hingga 4 Juni 2022.

Namun, baru 50 juta ringgit dari anggaran subsidi 729,43 juta ringgit yang telah dibayarkan kepada peternak sejauh ini. Ia beralasan, "Beberapa perusahaan besar tidak tertarik mengajukan subsidi dan ingin pemerintah membiarkan harga ayam ditentukan oleh pasar."

Rapat mingguan Kabinet yang biasanya berlangsung Rabu, dimajukan ke Senin guna membahas kelangkaan unggas yang menyebabkan harga ayam melambung. Harga grosir dilaporkan melonjak menjadi sekitar 13 ringgit per kilogram (sekitar Rp43 ribu) di pasar-pasar di Klang Valley, sementara beberapa kios dikatakan telah tutup karena kurangnya pasokan.

Pemerintah, kata dia, juga mendapatkan laporan bahwa mafia mengendalikan harga dan produksi ayam. Komisi Persaingan Malaysia (MyCC) sedang menyelidiki masalah ini dan penyelidikan diharapkan selesai pada Juni 2022. Advertisement

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.