Sukses

Penampakan Artefak Kuno China di Proyek MRT Fase 2A

Temuan artefak China diperkirakan berasal dari abad 18 sampai 20 Masehi.

Liputan6.com, Jakarta Pembangunan proyek MRT Fase 2A yang membentang dari Bundaran HI hingga Kota Tua sedang berjalan. Ada hal menarik dari pembangunan proyek yang dikerjakan PT MRT Jakarta ini.

Di lokasi proyek selama proses ekskavasi, ditemukan artefak atau benda bersejarah. Puluhan artefak itu ditemukan di 14 titik penggalian sepanjang kawasan konstruksi MRT Fase 2A, yakni bawah tanah Jalan MH. Thamrin dan sebagian Jalan Medan Merdeka Barat.

Artefak yang ditemukan mulai dari tulang sendi dan gigi bovidae (hewan pemamah biak, seperti kerbau, antelop, bison).

Kemudian fragmen keramik cina, fragmen keramik Eropa, peluru, botol tembikar, hingga koin Belanda. Temuan artefak tersebut diperkirakan berasal dari abad 18 sampai 20 Masehi.

 

Menurut Ketua Tim Ekskavasi Pembangunan Stasiun MRT Thamrin dan Monas, Cecep Eka Permana, seperti melansir Antara, Minggu (1/6/2021), ragam artefak tersebut ditemukan dengan penggalian kedalaman 100--150 sentimeter.

Mendekati dua meter, sudah tidak ditemukan lagi artefak. Pameran artefakRagam artefak mulai dari tembikar, fragmen keramik hingga uang koin yang ditemukan pada proses ekskavasi menandakan bagaimana aktivitas perekonomian Batavia sekitar tahun 1930-an berlangsung.

 

Sentuhan artefak dalam pembangunan MRT ini tentunya akan menjadi daya tarik tidak hanya bagi penumpang, tetapi juga wisatawan Ibu Kota.

Hal itu pun ditangkap oleh MRT Jakarta untuk menginisiasi pembangunan pusat informasi (visitor center) di dua titik, salah satunya di kawasan Monas.

 

 

 

Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar mengakui jika proyek MRT Fase 2 melalui bangunan bernilai historis tinggi. 

 

Setidaknya ada 10 lokasi bernilai historis tinggi yang akan dilewati pada rute fase 2A. Bangunan-bangunan tersebut adalah Tugu Jam Thamrin, Bundaran Bank Indonesia, Bank Indonesia Thamrin, Monumen Nasional (Monas), Museum Nasional, Menara BTN, Istana Presiden RI, Gedung Arsip Nasional, Gedung Candra Naya, serta Museum Bank Mandiri.

Dengan melibatkan para arkeolog dari universitas ternama, seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung, MRT Jakarta berupaya merawat dan menjaga nilai sejarah lintasan cagar budaya selama pembangunan berlangsung.

Sebelum konstruksi dimulai, penggalian benda-benda bersejarah atau ekskavasi dilakukan selama dua bulan pada Agustus 2020 di kawasan Monas, Kebon Sirih hingga MH Thamrin.

Setidaknya 25 objek artefak tersebut kini sudah disimpan dalam sebuah meja etalase di ruang galeri visitor center yang letaknya akan berdekatan dengan akses masuk/keluar (entrance) Stasiun MRT Monas.

 

 

Namun demikian, pameran benda bersejarah untuk publik tersebut masih menunggu kebijakan dari Kawasan Monumen Nasional yang saat ini masih ditutup untuk masyarakat umum sejak pandemi COVID-19 melanda.

Ada pun pusat informasi bagi pengunjung ini tidak hanya menampilkan artefak sebagai daya tarik utama, tetapi juga seluruh informasi terkait proyek pembangunan MRT Fase 2, sehingga publik bisa mengetahui perkembangan konstruksi berlangsung.

"Apa yang bisa ditemukan di pusat informasi, semua mengenai info proyek, progres MRT Fase 2, di dalam situ bisa dilihat maketnya, ada pajangan temuan cagar budaya juga sebagai alat edukasi masyarakat," kata Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim.

Saksikan Video Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.