Sukses

Mendag Lutfi Sebut Indonesia akan Masuk Periode Supercycle, Ini Penjelasannya

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, Indonesia akan memasuki periode supercycle dalam perekonomian dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, Indonesia akan memasuki periode supercycle dalam perekonomian dunia. Pada periode ini, harga beberapa komoditas akan naik secara signifikan.

"Indonesia akan memasuki periode supercycle, dimana harga beberapa komoditas akan naik secara signifikan, terutama komoditas dasar yang diakibatkan pertumbuhan ekonomi baru dari permintaan yang terjadi di masa pandemi dan setelah pandemi," kata Mendag Lutfi dalam keterangannya pada Rabu (7/4/2021).

Supercycle dapat didefinisikan sebagai periode lonjakan permintaan untuk beragam komoditas, yang menyebabkan lonjakan harga. Kondisi ini biasanya akan diikuti oleh jatuhnya permintaan.

Mendag Lutfi melanjutkan, beberapa komoditas yang harganya naik dalam periode supercycle adalah minyak bumi, gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG), bijih besi, dan tembaga.

Ini bukan kali pertama Indonesia menghadapi periode supercycle. "Beberapa tahun lalu, Indonesia telah mengalaminya. Seperti periode sebelumnya, periode supercycle kali ini diharapkan juga akan membawa keberuntungan dan dampak positif bagi perekonomian Indonesia," sambung Mendag Lutfi.

Selain supercycle, ada beberapa hal lain yang juga akan menjadi tren perdagangan Indonesia ke depan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tren Perdagangan

Tren pertama adalah munculnya investasi yang terjadi karena adanya pasar yang besar. Hal itu dapat dilihat melalui sektor otomotif dengan banyaknya kemunculan investasi yang disebabkan besarnya pasar otomotif di Indonesia.

Tren kedua, komoditas dasar Indonesia memberikan keunggulan komparatif (comparative advantage) yang baik. Berbekal keunggulan tersebut, maka Indonesia mampu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang sangat bersaing.

Hal ini dapat dilihat dari produksi stainless steel Indonesia yang merupakan produsen kedua terbesar di dunia.

Tren ketiga, Indonesia memiliki keunggulan komparatif yang tinggi. Salah satu contohnya, komoditas perhiasan yang merupakan komoditas unggulan ekspor nonmigas Indonesia. Lutfi mengungkapkan, dengan sumber daya alam dan manusia yang saling mendukung, Indonesia mampu menghasilkan produk perhiasan berdaya saing di pasar dunia.

Berbekal berbagai kelebihan yang dimiliki tersebut, lanjut Mendag Lutfi, diharapkan nantinya akan banyak negara yang menjadi mitra khusus Indonesia. Terutama Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok.

"Negara-negara tersebut tak hanya sekadar menjadi mitra dagang, namun juga menjadi sumber investasi perekonomian nasional dengan produk-produk yang menjadi pilar utama ekspor nonmigas Indonesia," ungkap Mendag Lutfi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.