Sukses

OJK Ramal Pemulihan Ekonomi Global Lebih Cepat

OJK menilai perbaikan ekonomi di Amerika Serikat berlangsung lebih cepat karena didorong oleh stimulus fiskal

Liputan6.com, Jakarta Hasil Rapat Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, pemulihan ekonomi global diperkirakan lebih cepat. Hal ini tercermin dari akselerasi proses vaksinasi Covid-19 secara global dan membaiknya sektor manufaktur.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan perbaikan ekonomi di Amerika Serikat berlangsung lebih cepat karena didorong oleh stimulus fiskal senilai USD 1,9 triliun dan tingginya laju vaksinasi yang dilakukan.

"Tingginya laju vaksinasi diperkirakan akan menciptakan herd immunity di semester II-2021," kata Wimboh dalam keterangan persnya, Jakarta, Jumat (26/3/2021).

Optimisme pemulihan ekonomi di AS mendorong kenaikan yield US Treasury dan meningkatkan volatilitas pasar keuangan global. Terutama di pasar obligasi dan nilai tukar negara Emerging Markets. Perkembangan positif dari sisi perekonomian dan progres vaksinasi tersebut mendorong pasar saham global menguat di bulan Maret.

Sampai dengan 19 Maret 2021, IHSG menguat sebesar 1,8 persen mtd. Namun demikian, peningkatan volatilitas di pasar keuangan global mendorong yield obligasi domestik meningkat dan nilai tukar Rupiah melemah 1,1 persen mtd ke Rp14.400/dolar AS.

Pelemahan tersebut diiringi dengan outflow investor non residen sebesar Rp0,12 triliun mtd dan Rp1,01 triliun mtd. Lebih rinci ytd pasar saham: net buy Rp 920 miliar dan ytd pasar SBN: net sell Rp1,3 triliun).

Di sektor perbankan, OJK juga mencatat, dukungan Pemerintah dalam bentuk PMN kepada BUMN mendorong Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh double digit sebesar 10,11 persen (yoy) di Februari 2021. Terutama didorong oleh pertumbuhan giro yang signifikan sebesar 19,98 persen (yoy).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kredit

Sementara itu, pada Februari 2021 kredit perbankan terkontraksi sebesar -2,15 persen (yoy). Ini sejalan dengan tingginya tren pelunasan kredit serta belum pulihnya permintaan sektor usaha.

Di industri keuangan non bank, piutang Perusahaan Pembiayaan terkontraksi sebesar -19,8 persen (yoy) dikarenakan belum pulihnya permintaan dari sektor rumah tangga.

Industri asuransi tercatat menghimpun pertambahan premi sebesar Rp 22,8 triliun dengan rincian Asuransi Jiwa sebesar Rp15,5 triliun, Asuransi Umum dan Reasuransi sebesar Rp 7,3 triliun. Sedangkan dari fintech P2P Lending Februari 2021 mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp16,96 triliun atau tumbuh sebesar 17 persen (yoy).

Hingga 23 Maret 2021, jumlah penawaran umum yang dilakukan di pasar modal mencapai 30 emiten, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp 33,7 triliun.

Dari jumlah penawaran umum tersebut, 7 di antaranya dilakukan oleh emiten baru. Dalam pipeline saat ini terdapat 66 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi penawaran sebesar Rp 25,33 triliun.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.