Sukses

Mengenal Kehebatan R-Han 122B, Kendaraan Peluncur Roket Karya Anak Bangsa

R-Han 122B adalah merupakan kendaraan peluncur roket laras banyak atau multiple rocket launcher system-MRLS.

Liputan6.com, Jakarta R-Han 122B merupakan kendaraan yang patut dibanggakan. R-Han 122B merupakan kendaraan tempur karya anak bangsa. Dibuat oleh gabungan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN), R-Han 122B mampu melindungi Indonesia jika terjadi serangan. 

Dikutip dari laman instagram Kementerian BUMN, Minggu (14/2/2021), R-Han 122B adalah merupakan kendaraan peluncur roket laras banyak atau multiple rocket launcher system-MRLS.

Kelebihan kendaraan peluncur roket R-Han 122B yakni pada mekanisme pengisian roket ke peluncur yang didesain dapat dicapai dalam waktu operasi yang singkat.

Kendaraan tempur ini merupakan hasil dari sinergi antara PT Dahana (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero) serta Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN). 

Kendaraan tempur ini telah telah menghasilkan diuji dan dapat berfungsi dengan baik dan stabil sesuai spesifikasi yang diharapkan tanpa adanya kesalahan dan kerusakan baik saat endurance maupun penembakan.

Prototipe peluncur roket R-Han 122B, disampaikan pada Pameran Alursista yang berlangsung bersamaan dengan acara Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia tahun 2020 tanggal 22-23 Januari 2020 di Jakarta.

Yuk, dukung pengembangan Rencana Strategis Pertahanan Republik Indonesia dengan tetap bangga menggunakan Produk Buatan Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Intip Kecanggihan SS2, Senjata Produksi Pindad yang Dibeli KKP untuk Berantas Pencuri Ikan

Sebelumnya, Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) menyiapkan dana sekitar Rp 7 miliar untuk belanja senjata Senapan Serbu 2 (SS2) buatan PT Pindad (Persero) sebanyak 200 pucuk.

Senjata tersebut nantinya akan digunakan oleh Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP untuk memperkuat pengawasan dan memberantas kapal pencuri ikan yang masuk wilayah Indonesia.

Hingga saat ini, KKP baru melakukan down payment (DP) sebesar 20 persen untuk pengadaan senjata ini. Meski demikian, Menteri KKP Edhy Prabowo tidak menyebutkan secara spesifik jenis senjata yang akan dibeli KKP.

Lantas, seperti apa wujud SS2 yang dipilih Menteri Edhy untuk memperkuat pengawasan perairan dan kelautan Indonesia ini?

Mengutip laman resmi PT Pindad, Kamis (27/8/2020), SS2 dikenal sebagai senjata canggih andalan TNI yang memiliki setidaknya 9 varian, yaitu:

- SS2-V7 SUBSONIC

- SS2-V5 KAL. 5.56 MM

- SS2-V4 HB KAL. 5.56 MM

- SS2-V2 KAL. 5.56 MM

- SS2-V1 KAL. 5.56 MM

- SS2-V4 KAL. 5.56 MM

- SS2-V5 A1 KAL. 5.56 MM

- SS2-V1 HB KAL. 5.56 MM

- SS2-V2 HB KAL. 5.56 MM

Secara umum, SS2 memiliki kaliber peluru dengan ukuran sama, yaitu 5,56 x 45 mm dengan berat kosong kira-kira 4 kg hingga 4,5 kg. Makin baru variannya, beratnya makin ringan dan teknologi penembakannya semakin canggih.

Salah satu varian yang terkenal ialah SS2-V4 yang dipakai TNI Angkatan Darat (AD) dalam mengikuti lomba tembak di ajang bergengsi di AASAM di Australia dan ASEAN. Bahkan, Presiden Joko Widodo mengagumi kecanggihan senjata itu.

SS4 dikenal sebagai senapan terbaik kebanggaan Indonesia yang telah 11 kali memenangkan kompetisi menembak AASAM & AARM mempunyai akurasi tembakan yang jitu dengan menggunakan 6 ulir laras setebal 7 inch. SS2-V4 memiliki bodi yang lebih ringkas dilengkapi dengan picatiny rail dan fitur keamanan yang diperbaharui. Vaeian ini dilengkapi dengan teleskop ACOG.

Kemudian, varian terbaru dari line-up SS2, SS2-V7 Subsonic memiliki kemampuan untuk menembakan munisi dengan suara yang senyap. Kemampuan ini didukung oleh penggunaan peredam di bagian depan senjata untuk meredam suara keras yang keluar saat munisi ditembakan.

Kemampuan penembakan senyap dari SS2-V7 dapat ditingkatkan dengan penggunaan munisi khusus jenis subsonic yang memiliki jarak tembak efektif hingga 150 meter, dilengkapi dengan standar teleskop ACOG.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini