Sukses

Kemenperin Dorong Industri Kreatif Berkelanjutan Melalui Bali Creative Industry Center (BCIC)

BCIC diharapkan bisa melahirkan ide-ide inovatif, kreator-kreator baru sehingga terciptalah suatu produk berkualitas yang mampu bersaing.

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka mengembangkan potensi yang dimiliki industri kreatif di Indonesia, Kementerian Perindustrian mendirikan Bali Creative Industry Center (BCIC) pada tahun 2014 sebagai center of excellence industri kreatif nasional. BCIC berlokasi di Jalan WR Supratman 302 Tohpati, Denpasar, Bali, dilengkapi dengan prasarana dan sarana untuk membangun industri kreatif.

Sebagai “rumahnya” orang kreatif, BCIC diharapkan bisa melahirkan ide-ide inovatif, kreator-kreator baru sehingga terciptalah suatu produk berkualitas yang mampu bersaing. Terdapat beberapa program utama BCIC diantaranya adalah Creative Talk, Creative Business Incubator, Indonesia Fashion and Craft Awards dan Design Laboratory.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Creative Talk

Untuk mendorong sebuah ekosistem kreatif maka diperlukan sebuah media untuk bisa saling berdiskusi dan bertukar pengalaman antar pelaku. BCIC memberikan ruang diskusi melalui Creative Talk dimana BCIC mengundang pelaku Industri Kreatif yang sudah dianggap sukses untuk berbagi pengalaman dalam mengelola bisnis Industri Kreatif di Indonesia.

Karena kondisi Covid-19, Creative Talk dilaksanakan secara digital dimana pada periode April-Juni terdapat 14 kali webinar dengan tema utama Industri Kreatif Bertahan menghadapi Covid-19 dan menyambut New Normal. Berbagai pembicara di antaranya dari Universitas Prasetiya Mulya, CEO Cloth-Inc, Bigissimo, Faarisa.id, Studio Dapur, Plepah, Eboni Watch, Sagara Bootmaker, Amazara, BLP Beauty, Maison Elmesa, Kiyobo dan Inventure Knowledge.

3 dari 6 halaman

Creative Business Incubator

Melalui program Inkubator Bisnis Kreatif, BCIC mengembangkan wirausaha kreatif dalam suatu sistim inkubator yang dapat secara efektif menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan, jejaring (network) dan kemandirian. Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menyatakan, melalui program ini, para pelaku IKM kreatif pemula bidang kriya dan fesyen akan diberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan bisnis (scalling-up). Tahapan ini cukup krusial mengingat banyak pelaku usaha kreatif pemula yang sudah mampu menjalankan usahanya tetapi mengalami kendala ketika akan meningkatkan kapasitas usahanya.

Program CBI terdiri dari dua tahap yaitu Program Kelas/Camp yang bertujuan untuk menciptakan pengusaha baru yang akan terus menjalankan dan mengembangkan bisnisnya (birth stage to breakthrough stage). Kemudian program lanjutannya adalah program coaching yang bertujuan untuk Memberikan pendampingan kepada tenant alumni BCIC tahun 2019 untuk dapat mengelola dan  mengembangkan bisnis mereka (breakthrough stage).

Pada tahun 2019, terdapat 20 Brand yang berhasil menyelesaikan program Coaching dimana semuanya berhasil meningkatkan kapasitas produksi dan memperbaiki system bisnis, 50% berhasil meningkatkan jumlah karyawan, sebanyak 5 (lima) brand berhasil naik kelas dari skala mikro ke kecil dan sebanyak 4 (empat) brand berhasil naik kelas dari kecil ke menengah.

Kemudian pada tahun 2020 ini, peserta mengalami peningkatan omset rata-rata sebesar 64% pada periode coaching bulan Juli-November dibandingkan periode sebelum coaching yaitu bulan Januari-uni. Hasil tersebut tidak lepas dari usaha keras berbagai pihak yaitu tenant coaching Creative Business Incubator tahun 2020, tim coach dari Universitas Prasetiya Mulya, Kementerian Perindustrian dan tentu saja dukungan masyarakat yang mengkonsumsi produk Buatan Indonesia.

Selain itu, BCIC juga tetap melaksanakan program Camp CBI yang dilaksanakan secara digital mulai dari bulan September-November 2020 dan diikuti oleh 54 Brand Fesyen dan Kriya dari Seluruh Indonesia. Materi Pembelajaran diberikan oleh Tim Mentor dari Universitas Prasetiya Mulya dan Praktisi diantaranya Handoko Hendroyono (Founder Mbloc Space), Arto Biantoro (Gambaran Brand), Uma Hapsari (Amazara.id) dan Fajar (Adorable Project).

Selain itu pada sesi akhir dipilih 30 peserta terbaik untuk mengikuti Bisnis Pitching di hadapan Investor dan Stakeholders lain dengan melibatkan KADIN Indonesia, ANGIN, BRI Venture, Bappenas, Angel Investor, Patamar Capital dan PNM Venture.

4 dari 6 halaman

Design Lab

Untuk mendukung keberlanjutan makers / produsen di Sentra-sentra produksi di Seluruh Indonesia, BCIC melaksanakan program Design Laboratory. Tujuan dari Program Design Laboratory adalah Membangun Ekosistem Industri Di Sentra IKM, Meningkatkan Value Added Bisnis Berbasis Pasar (Market Based) dan Mendukung Pengembangan Pariwisata. Program ini dilaksanakan melalui kolaborasi berbagai pihak diantaranya Desainer Produk, Akademisi, Praktisi, Anthropolog dan Stakeholders terkait.

Pada tahun 2019 program dilaksanakan di Yogyakarta dengan target Sentra IKM Perak Kotagede dan Sentra IKM Batik di Lendah Kulon Progo. Program ini melibatkan 7 Desainer dan diikuti oleh 16 IKM, selain itu juga melibatkan Creative Hub Fisipol Universitas Gadjah Mada dan juga Universitas Prasetiya Mulya. Tahapan program adalah workshop bersama IKM dan Desainer terkait Pengembangan Desain dan Bisnis dimana di akhir program IKM dan Desainer mempresentasikan prototype produk baru hasil kolaborasi dan juga Bisnis Plan.

Presentasi dilakukan di depan team Coach yang kemudian memberikan masukan untuk pengembangan lebih lanjut. Pada tahun 2020 sebagai kelanjutan dari program tersebut, para pelaku IKM di sentra diberikan pendampingan untuk melakukan uji pasar dan pemasaran produk secara digital. Hal ini juga sebagai bentuk dukungan Kementerian Perindustrian terhadap pelaku IKM di masa Covid-19.

5 dari 6 halaman

Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA)

Program lain dari BCIC adalah Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) yang bertujuan untuk menjaring desainer muda potensial dalam bidang kriya dan fesyen yang memiliki visi Sustainability dan bisa menjadi motor penggerak industri Kriya dan Fesyen pada masa yang akan datang. Melalui program ini diharapkan akan menghasilkan Desainer Muda yang mampu memberikan nilai tambah suatu produk dari sisi penampilan maupun fungsi, namun juga dari sisi efisiensi produksi dan meminimalisir dampak negatif ke lingkungan.

“Sehingga, dengan desain yang baik, bukan hanya akan meningkatkan daya saing produk Industri, namun juga mendorong peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia seutuhnya,” ungkap Gati Wibawaningsih selaku Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian.

Gati menambahkan, “Perkembangan Industri Kreatif yang sangat baik ini jangan sampai memberikan kontribusi negatif terhadap keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, kami berusaha untuk menghadirkan kompetisi Indonesia Fesyen dan Craft Awards dimana sejak tahun 2019, kami secara konsisten mendorong desainer muda untuk melakukan eksplorasi desain produk yang ramah lingkungan dan kemudian menjadikannya sebagai bisnis yang berkelanjutan melalui kemitraan dengan Industri Kecil dan Menengah. Kami berharap di masa depan, mereka bisa menjadi ujung tombak dalam membangun Industri yang lebih ramah lingkungan dan inklusif. Hal ini sejalan dengan resolusi PBB yang di inisiasi oleh Indonesia dimana pada tahun 2021 menjadi “International Year of Creative Economy for Sustainable Development.”

Pada tahun 2020, IFCA mengambil tema “The Challenge in Uncertainty Era: Responsible Design for Sustainability”. Kompetisi ini diikuti oleh 954 orang pendaftar dan 223 orang telah mengirimkan karya yang terdiri atas 130 peserta kategori Fesyen dan 93 kategori Kriya. Proses penjurian dilakukan melalui melalui 3 (tiga) tahap, dimana penjurian final dilakukan pada tanggal 4 Desember 2020 untuk memilih 3 (tiga) karya terbaik kategori Fesyen dan 3 (tiga) karya terbaik Kriya.

Tim juri IFCA 2020 terdiri dari praktisi dan akademisi di bidang kriya dan fesyen. Para penerima penghargaan IFCA mendapatkan piala, sertifikat dan hadiah uang pembinaan dengan nominal sebagai berikut Juara I mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp30.000.000, Juara II mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp20.000.000, dan Juara III mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp15.000.000.

6 dari 6 halaman

Creative Fest

Sebagai rangkaian puncak dari program BCIC tahun 2020, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) melaksanakan acara ‘Creative Fest Bali Creative Industry Center (BCIC)’ pada 3-5 Desember 2020 yang dilaksanakan secara Online.  Creative Fest 2020 kali ini mengambil tema “The Challenge for Uncertainty Era” di mana tema tersebut sesuai dengan tema ajang penghargaan yang diberikan Kemenperin kepada pelaku desain industri kreatif yakni Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) 2020. Dalam Acara creative Fest dilaksanakan Awarding IFCA 2020, Graduation Creative Business Incubator 2020, Creative Talkshow, Creative Workshop dan juga Pameran Produk Online melalui platform Tokopedia.

Selain itu, terdapat beberapa acara lain yang bertujuan untuk mendukung pelaku industri kreatif dalam negeri, di antaranya Business Pitching Inkubator Bisnis Kreatif yang dilanjutkan dengan acara kelulusan dengan memilih tiga peserta terbaik.

Tiga peserta terbaik Creative Business Incubator adalah Dian Tri Finanti dengan Brand Seminyak Leather yang memproduksi produk Kulit berkualitas dari Bali, Rengkuh Banyu Mahandaru dengan Brand Plepah yang memproduksi Food Container dari Plepah Pinang dan Nurina Lestarianingrum dengan Brand Tugu Mas yang memproduksi Lurik khas Yogyakarta.

Selain itu, Penjurian final IFCA 2020 yang dilanjutkan dengan Penyerahan Penghargaan kepada tiga Desainer Terbaik IFCA yaitu Seruni Sekarputri dengan karya Salayung yang terinspirasi dari suku Baduy melalui Kolaborasi antara pewarna alami, artisan lokal, warisan teknik turun temurun, serta cita-cita untuk terus mengembangkan kebaruan dalam motif dan kualitas tenun.

Pemenang ke II IFCA 2020 Kategori Fesyen diraih oleh Nikolas Jem dengan karya Saparo yang fokus merespon limbah denim sebagai media eksplorasi dalam berkarya dan eksperimen, dengan memadukan konsep karya seni ke dalam produk fesyen.

Pemenang ketiga kategori Fesyen diraih oleh Yohannes Arya dengan karya Sepatokimin yang merupakan inisiasi gerakan sosial pemberdayaaan warga penyintas kusta di Desa Liposos, Pakunam, Singkawang, Kalimantan Barat melalui produk ecoprint.

Pemenang Kategori Karya adalah IFCA 2020 diraih FebryanTricahyo dengan karya Nyalira Stool yang fokus pada pengembangan material beton kedalam unsur estetik desain produk. Pada produk Nyalira Stool ini, Febryan berhasil menjadikan limbah puntung rokok sebagai bahan dasarnya. Pemenang kedua IFCA Kategori Kriya diraih Johan Aris dengan karya Terra yang merupakan Produk filter air keramik untuk menyediakan air bersih bagi semua orang secara alami.

Memiliki wadah dengan design yang Terinspirasi dari “Tri Hita Karana”, sebuah filosofi dari Bali yang berarti “Tiga Kunci Kebahagiaan” yang sangat dekat dengan konsep “sustainability”. Pemenang Ketiga Kategori Kriya diraih oleh William Vijadhammo dengan karyanya Terra Buana Kara, dimana produk ini memanfaatkan kembali limbah keramik (hasil olahan tanah) menjadi kepingan batu terrazzo yang kemudian dikombinasikan dengan kuningan.

Selain itu dalam Creative Fest juga dilaksanakan Talkshow Creative secara online dengan menghadirkan pembicara Ibu E. Ratna Utarianingrum (Direktur IKM Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka, Kementerian Perindustrian), Teguh Sambodo (Direktur Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bappenas), Singgih Susilo (Radio Magno dan Spedagi), Maria N Radyati (Founder MM-Sustainability), Alvint T (Founder & Creative Director Alvin T), Dwi Purnomo (Founder Local Enabler), Zaky Gufron (Founder Hijack Sandals), Putera Dwi Karunia (Co Founder Brodo).

Selain talkshow, juga dilaksanakan Creative Workshop dengan tema Natural Dye dengan pembicara  Bintang Azizu (By Binzu), Manual Embroidery dengan pembicara Deya Ayu (Seratan Studio) dan Kerajinan Perak dengan pembicara Surya dari Sweda Silver.

Dalam rangkaian Creative Fest juga dilaksanakan Pop-Up Market bekerjasama dengan Tokopedia. Melalui Pop Up Market ini, produk Tenant BCIC diberikan kesempatan untuk mengikuti Pameran Produk secara online melalui platform Tokopedia.

Proses kurasi dilakukan oleh Tokopedia dimana kemudian diberikan fasilitasi dari Tokopedia melalui halaman Khusus Creative Fest BCIC dalam Halaman Bangga Buatan Indonesia sebagai bentuk dukungan terhadap Gerakan Bangga Buatan Indonesia.

BCIC akan kembali hadir pada tahun depan dengan berbagai program yang bertujuan untuk mendukung perkembangan Industri Kreatif di Indonesia. Menarik untuk menantikan karya-karya kreatif apa lagi yang akan ditampilkan para desainer muda Indonesia. Apakah karya Anda salah satunya?

 

(Adv)

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.