Sukses

Harga Minyak Naik Dipicu Perkembangan Vaksin Covid-19 Pfizer

Harga minyak naik pada hari Selasa karena harapan bahwa vaksin COVID-19 dapat melampaui perkiraan

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik pada hari Selasa karena harapan bahwa vaksin COVID-19 dapat melampaui perkiraan dampak negatif pada permintaan bahan bakar dari penguncian baru untuk mengekang virus.

Dikutip dari CNBC, Rabu (11/11/2020), harga minyak mentah berjangka Brent naik 53 sen, atau 1,3 persen menjadi USD 42,93. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup naik USD 1,07 sen, atau 2,7 persen, menjadi USD 41,36.

Kedua kontrak melonjak 8 persen pada hari Senin, kenaikan harian terbesar mereka dalam lebih dari lima bulan, setelah pembuat obat Pfizer dan BioNTech mengatakan pengobatan COVID-19 eksperimental lebih dari 90 persen efektif berdasarkan hasil uji coba awal.

Peluncuran massal, bagaimanapun, kemungkinan akan berbulan-bulan lagi dan tunduk pada persetujuan peraturan.

"Vaksin yang layak benar-benar mengubah permainan untuk minyak - pasar dimana setengah dari permintaan datang dari pemindahan orang dan barang," kata JP Morgan dalam sebuah catatan.

"Tapi seperti yang telah kami tulis sebelumnya, minyak adalah aset spot yang pertama-tama harus mengatasi ketidakseimbangan penawaran dan permintaan saat ini sebelum harga keluar satu hingga dua tahun dapat naik," tambahnya.

Harga minyak juga didorong oleh komentar dari menteri energi Arab Saudi, yang mengatakan pada hari Senin bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC +, dapat mengubah pakta pengurangan pasokan mereka jika permintaan merosot sebelum vaksin tersedia.

OPEC + setuju untuk memotong pasokan sebesar 7,7 juta barel per hari dari Agustus hingga Desember dan kemudian mengurangi pemotongan sekitar 2 juta barel per hari pada Januari.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembatasan di Eropa

Tetapi dampak negatif dari penguncian baru di Eropa terhadap permintaan bahan bakar, serta peningkatan produksi Libya, membuat harga tetap terkendali.

Lalu lintas di London, Paris dan Madrid turun tajam pada November setelah puncaknya pada Oktober, menurut data yang diberikan kepada Reuters oleh perusahaan teknologi lokasi TomTom, yang mencakup mobilitas hingga Minggu malam.

Prancis, Inggris Raya, Spanyol, dan Polandia berada di bawah penguncian ketat di Eropa, menurut indeks ketat Oxford yang menilai indikator seperti penutupan sekolah dan tempat kerja, serta larangan perjalanan.

Sementara produksi Libya telah meningkat di atas 1 juta bpd dalam beberapa hari terakhir dari 100.000 bpd pada awal September.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.