Sukses

Pupuk Indonesia Siap Penuhi Tambahan Alokasi Subsidi 1 Juta Ton

Pemerintah telah menambah total alokasi subsidi pupuk tahun 2020 menjadi 8,9 juta ton dari semula sebanyak 7,9 juta ton.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman memastikan kesiapan produksi pabrik-pabrik pupuk guna mendukung kebijakan Pemerintah yang menambah alokasi subsidi pupuk sebanyak 1 juta ton.

Seperti diketahui, Kementerian Pertanian melalui Permentan No. 27 tahun 2020 telah menambah total alokasi subsidi pupuk tahun 2020 menjadi 8,9 juta ton dari semula sebanyak 7,9 juta ton.

Bakir menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk selalu menjaga produksi dan ketersediaan pupuk bagi petani dengan jumlah volume yang selalu di atas ketentuan. Bahkan, saat ini produksi pupuk masih tetap terjaga di atas target meski tengah dihantui pandemik COVID-19.

Tercatat volume produksi pupuk Januari sampai dengan Agustus 2020 telah mencapai 8.421.836 ton. Angka tersebut terdiri dari 5.485.857 ton Urea, 2.037.981 ton NPK, 330.598 ton SP-36, 560.203 ton ZA, dan 6.597 ton ZK.

"Total produksi tersebut sudah mencapai 80 persen dari target tahunan di 2020, dimana tahun ini kami menargetkan volume produksi mencapai 10,4 juta ton. Sehingga cukup untuk memenuhi adanya tambahan alokasi pupuk bersubsidi sebesar 1 juta ton" kata Bakir.

"Produksi pun kami prioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, khususnya untuk sektor tanaman pangan," imbuhnya.

Bakir menambahkan, memasuki musim tanam saat ini pihaknya telah menyiapkan pasokan pupuk hingga ke lini III dan IV untuk memenuhi kebutuhan petani. Stok yang tersedia mencapai 1,5 juta ton untuk pupuk bersubsidi dan lebih dari 800 ribu ton pupuk non subsidi yang tersedia mulai dari Lini I (gudang pabrik) hingga Lini IV (kios).

Pasokan tersebut dipenuhi oleh para anak usaha Pupuk Indonesia yang terdiri dari PT Pupuk Kaltim, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.

Bakir mengungkapkan, Pupuk Indonesia juga telah menginstruksikan para produsen agar penyaluran bisa segera dilakukan. “Termasuk juga segera melakukan koordinasi dengan Pemerintah daerah sehingga pupuk bisa segera disalurkan," ungkapnya.

Ia juga menegaskan distributor dan kios-kios pupuk resmi agar menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai aturan dan hanya kepada petani yang terdaftar di sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).

"Pupuk Indonesia akan berupaya memastikan petani tetap bisa membeli pupuk bersubsidi dengan mudah meskipun belum memiliki Kartu Tani. Sebab, produsen dan distributor pupuk tetap dibolehkan menyalurkan pupuk subsidi kepada petani, dengan catatan petani tersebut sudah terdaftar dalam sistem e-RDKK," tutup Bakir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Realisasi Penyaluran Pupuk Bersubsidi Capai 72,03 Persen

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy membeberkan, per 27 September 2020, perkembangan penyaluran pupuk bersubsidi mencapai 72,03 persen dari alokasi 8,9 juta ton.

Sebelumnya, persentase penyaluran pupuk bersubsidi mencapai angka 80,65 persen dari alokasi 7,9 juta ton. Kendati, angka ini mengalami perubahan hitungan setelah adanya revisi DIPA berdasarkan Permentan Nomor 27 tahun 2020 yang mengatur kebijakan penambahan alokasi pupuk sebanyak 1 juta ton.

"Jadi jumlah setelah direvisi DIPA itu 8,9 juta ton dari yang awalnya 7,9 juta ton. Realisasi sampai sekarang menjadi 72,03 persen, (berubah) dari 80,65 persen sebelum revisi DIPA," kata Sarwo Edhy dalam rapat bersama Komisi IV DPR RI, Senin (5/10/2020).

Dari alokasi setelah DIPA tersebut, pupuk Urea telah terdistribusi sebanyak 2,8 juta ton dari alokasi 4 juta ton (70,13 persen). Edhy bilang, jumlah ini diprediksi sangat cukup untuk memenuhi pemupukan di musim kedua.

Pupuk SP-36 terealisasi sebanyak 461 ribu ton dari alokasi 600 ribu ton (76,94 persen). Kemudian, pupuk ZA terdistribusi sebanyak 604 ribu dari alokasi 850 ribu (71,13 persen).

"Untuk pupuk NPK terealisasi 2,097 juta ton dari alokasi 2,6 juta ton atau sekitar 78,03 persen," jelas Edhy.

Sementara, pupuk NPK Formula Khusus masih terdistribusi sebanyak 3.166 ton dari alokasi 17 ribu ton (18,62 persen). Dan pupuk organik telah terealisasi sebanyak 421 ribu ton dari alokasi 720 ribu ton (58,49 persen).

Sehingga secara total, pupuk bersubsidi sudah tersalurkan sebesar 6,411 juta ton dari alokasi 8,9 juta ton (72,03 persen). "Cukup untuk pemupukan dalam musim pertanaman mendatang," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.