Sukses

Pesan Khusus Sri Mulyani ke Anak Buah saat Buka Rangkaian Acara Hari Oeang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka rangkaian acara Peringatan Hari Oeang ke-74

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka rangkaian acara Peringatan Hari Oeang ke-74 yang puncaknya dirayakan pada 30 Oktober mendatang.

Mengusung tema adaptif, responsif dan peduli, Sri Mulyani berpesan agar keluarga Kementerian Keuangan tetap solid dalam mendorong kebangkitan Indonesia yang terguncang akibat pandemi Covid-19.

"Tema ini sangat relevan dan penting. Dalam menghadapi pandemi ini kita harus adaptif, responsif dan peduli," kata Sri Mulyani dalam sambutannya dia Kick Off Rangkaian Peringatan Hari Oeang Ke-74, Jakarta, Jumat (2/10/2020).

Sebagai bendahara negara, kata Sri Mulyani, Kementerian Keuangan harus adaptif dalam mengubah diri sendiri di masa pandemi ini. Mengubah diri menjadi responsif dan peduli di dalam mengelola keuangan negara.

Sikap adaptif tersebut telah diwujudkan dalam menggunakan instrumen keuangan negara dalam merespon keadaan yang dipicu kepedulian terhadap masyarakat. "Kita mengubah APBN untuk menangani masalah kesehatan, bantuan sosial kepada masyarakat, dunia usaha, UMKM hingga Pemda untuk bangkit dari keadaan," tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengatakan perubahan tersebut perlu dilakukan untuk menjaga daya tahan masyarakat dan keuangan negara agar bisa mengatasi dampak yang diakibatkan Covid-19. Dia optimis Indonesia bisa keluar dari lubang sempit ini kita semua pihak saling menguatkan tekad dan bersama-sama menjaga keuangan negara.

"Insya Allah dengan ikhtiar dan doa kita bisa mengatasinya," kata dia.

Dia berpesan agar keluarga Kementerian Keuangan bisa saling memberi semangat dan menularkan optimisme dalam menghadapi krisis ini. Tak peduli jabatan, rangking, lokasi kerja, semua yang ada di kementerian ini memiliki tanggung jawab yang sama.

"Meski berat, keluarga Kementerian Keuangan terus menjaga tanggung jawab kita, jangan pernah lelah mencintai Republik Indonesia," kata Sri Mulyani mengakhiri.

Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Target Penerimaan Negara Tembus Rp 1.743,6 Triliun di 2021

Dalam APBN 2021, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui target pendapatan negara sebesar Rp 1.743,6 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan yang diajukan Kementerian KEuangan dalam RAPBN 2021 sebesar Rp 1.776,4 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merincikan, penerimaan perpajakan ditargetkan mencapai Rp 1.444,5 triliun. Sementara penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diproyeksikan sebesar Rp 298,2 triliun.

“Dengan adanya target Rp 1.444,5 triliun, ini berarti akan ada kenaikan sekitar 2,9 persen dari penerimaan tahun 2020 yang diperkirakan sebesar 1.404,5 triliun,” kata Menkeu dalam konferensi pers usai rapat paripurna, Selasa (29/9/2020).

Adapun penerimaan pajak ini, diproyeksikan akan mencapai Rp 1.229,6 triliun atau tumbuh optimal sekitar 2,6 persen dari target Perpres Nomor 72 Tahun 2020, dengan fokus memberikan dukungan insentif secara selektif dan terukur untuk percepatan pemulihan ekonomi serta melanjutkan reformasi pajak.

“Untuk bisa tetap menjaga keseimbangan antara melakukan peningkatan penerimaan perpajakan baik pajak dan Bea Cukai namun disisi lain kita tetap mendukung perekonomian, maka fokus untuk reform di bidang perpajakan akan terus,” kata Menkeu.

Untuk kepabeanan dan cukai, ditargetkan sebesar Rp 215,0 triliun atau meningkat sebesar 4,5 persen dari target Perpres Nomor 72 Tahun 2020, yang disertai dengan dukungan percepatan pemulihan dan transformasi ekonomi serta penguatan pengawasan yang terintegrasi.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) diproyeksikan sebesar Rp 298,2 triliun, yang didukung oleh prospek meningkatnya harga komoditas utama dunia terutama minyak bumi serta optimalisasi penerimaan dari pelayanan PNBP Kementerian/Lembaga dan BLU sejalan dengan membaiknya aktivitas masyarakat.

Sementara penerimaan hibah diperkirakan mencapai Rp 0,9 triliun, antara lain ditujukan untuk program-program pengembangan desa dan perkotaan termasuk penyediaan air bersih dan penanganan perubahan iklim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.