Sukses

Pemerintah Siapkan Perpres Vaksin Covid-19, Atur Pengadaan dan Distribusi

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) Pengadaan dan Distribusi Vaksin Covid-19, Roadmap Pelaksanaan Vaksinasi, serta pembuatan Dashboard Tracing Vaccine Program.

Dashboard tersebut untuk melacak siapa yang mendapatkan vaksin dan bagaimana efektivitas pelaksanaan vaksinasi di lapangan. Perhitungan total kebutuhan anggaran untuk vaksin adalah sebesar Rp 37 triliun untuk periode 2020-2022, dengan estimasi uang muka Rp 3,8 triliun pada 2020 ini. Sementara, dalam RAPBN 2021 telah dialokasikan sebesar Rp 18 triliun untuk program vaksinasi,” ujar Airlangga dalam ratas, Senin (28/9/2020).

Ada beberapa negara yang diwakili oleh perusahaan tertentu telah berkoordinasi dan mengirimkan confidentiality agreement kepada Kementerian Kesehatan untuk pengadaan vaksin, seperti Pfizer dan Johnson & Johnson.

“Ini menunjukkan pemerintah sudah bekerja sama dengan berbagai institusi yang melakukan riset dan pengembangan dalam rangka persiapan mendapatkan aksen vaksin. Untuk roadmap vaksinasi, pemberiannya akan diprioritaskan untuk (mereka yang bekerja di) garda terdepan, misalkan memberi pelayanan kesehatan, selanjutnya juga untuk penerima bantuan BPJS Kesehatan, kemudian dipersiapkan juga vaksin mandiri,” ucapnya.

Pemerintah juga selalu menjaga stok ketersediaan obat yang terkait Covid-19 di dalam negeri, seperti Oseltamivir, Klorokuin, Azithromycin, dan Favipiravir. “Kalau untuk standar harga tes PCR, pemerintah sedang mengkaji laporan BPKP; ada harga yang direkomendasikan untuk individual dan kelompok,” imbuhnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Vaksin COVID-19 Sinovac dari China Siap Didistribusikan Awal 2021

Perusahaan farmasi China, Sinovac mengumumkan pada Kamis 24 September 2020 bahwa vaksin Virus corona yang dikembangkannya akan siap didistribusikan ke seluruh dunia pada awal 2021, termasuk ke Amerika Serikat.

Mengutip DW Indonesia, Senin (28/9/2020), Yin Weidong, CEO Sinovac, berjanji akan mengajukan permohonan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) untuk menjual vaksin Virus Corona di negeri Paman Sam itu, jika perusahaannya berhasil melewati uji klinis ketiga dan pengujian terakhir terhadap manusia. Yin mengklaim ia juga telah diberi vaksin percobaan. 

"Awalnya, strategi kami dirancang untuk China dan Wuhan. Namun segera setelah itu pada Juni dan Juli, kami menyesuaikan strategi, yaitu (mendistribusikan vaksin) untuk dunia," kata Yin.

"Tujuan kami adalah memberikan vaksin kepada dunia termasuk AS, UE, dan lainnya," kata Yin.

Peraturan ketat di AS, Uni Eropa, Jepang, dan Australia secara historis memblokir penjualan vaksin China. Tetapi Yin berkata kondisi itu bisa berubah.

Sinovac sedang mengembangkan salah satu dari empat kandidat vaksin teratas China, dua diantaranya yaitu vaksin yang dikerjakan bersama SinoPharm dan dengan perusahaan swasta yang berafiliasi dengan militer, CanSino.

Lebih dari 24.000 orang telah berpartisipasi dalam uji klinis vaksin corona Sinovac di Brasil, Turki, dan Indonesia, dan dengan uji coba tambahan dijadwalkan untuk Bangladesh dan mungkin Chili.

Sinovac memilih negara-negara tersebut karena mereka semua memiliki infeksi wabah yang serius, populasi yang besar, dan kapasitas penelitian dan pengembangan yang terbatas.

Yin berbincang kepada wartawan selama melakukan tur di pabrik Sinovac di selatan Beijing. Dibangun dalam beberapa bulan, pabrik Sinovac dirancang untuk memproduksi setengah juta dosis vaksin setahun. Fasilitas bio-secure terlihat sibuk pada hari Kamis (24/09) tengah mengisi botol-botol kecil dengan vaksin dan mengemasnya. Perusahaan memproyeksikan akan mampu memproduksi beberapa ratus juta dosis vaksin pada Februari atau Maret tahun depan.

Sinovac juga mulai menguji dosis kecil vaksin corona pada anak-anak dan orang tua di China setelah melihat peningkatan jumlah kasus secara global di antara kedua kelompok tersebut.

Yin mengatakan perusahaannya akan memprioritaskan distribusi vaksin ke negara-negara yang menjadi tuan rumah uji coba vaksin corona pada manusia.

3 dari 3 halaman

Uji Coba Vaksin

Sementara vaksin ini belum lulus uji klinis fase tiga, namun Sinovac telah menyuntikkan ribuan orang di China di bawah ketentuan penggunaan darurat. Yin mengatakan dia adalah salah satu orang pertama yang menerima vaksin eksperimental beberapa bulan lalu bersama dengan para peneliti, setelah fase satu dan dua percobaan pada manusia tidak menunjukkan efek samping yang serius. Yin mengatakan ia menyuntikkan vaksin itu sendiri, sebagai bentuk dukungannya terhadap vaksin corona.

"Ini semacam tradisi perusahaan kami,'' kata Yin, menambahkan bahwa ia telah melakukan hal yang sama dengan vaksin hepatitis yang sedang dikembangkan.

Awal tahun ini, China mengizinkan "penggunaan darurat'' calon vaksin untuk populasi berisiko tinggi, seperti anggota militer di perbatasan dan pekerja medis jika Sinovac dapat membuktikan "keamanan dan antibodi yang baik'' dari hasil tes terhadap sekitar 1.000 orang, kata Yin.

Sinovac menerima persetujuan tersebut pada bulan Juni lalu, bersama dengan SinoPharm dan CanSino, dan mampu memberikan puluhan ribu dosis vaksin corona kepada pemerintah kota Beijing, kata Yin.

Karyawan Sinovac memenuhi syarat untuk penggunaan darurat vaksin, karena wabah yang tersebar di dalam perusahaan berpotensi melumpuhkan kemampuan mereka dalam mengembangkan vaksin. Sekitar 90% staf perusahaan telah mendapatkan suntikan vaksin.

"Kami yakin bahwa penelitian kami terhadap vaksin COVID-19 dapat memenuhi standar negara AS dan UE, '' kata Yin. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.