Sukses

Program PEN Bakal Diperluas, Ada Subsidi Gaji Honorer hingga Pembebasan Cicilan KPR

Pemerintah sedang membahas beberapa usulan baru untuk perluasan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah sedang membahas beberapa usulan baru untuk perluasan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Usulan ini akan segera difinalisasi oleh Tim Pelaksana, Satgas PC-19, Satgas PEN dan dikoordinasikan dengan Kementerian Keuangan.

Adapun usulan program baru yaitu Biaya Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB) untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ditanggung pemerintah pusat, Payment Holiday (bebas pembayaran angsuran pokok dan bunga, untuk KPR maksimal Rp500 juta), Pembebasan PPh BPHTB berupa RS dan RSS (dari 5 persen menjadi 1 persen), serta Bunga Kredit Konstruksi rendah.

"Juga ada program perluasan Subsidi Upah untuk Guru Honorer, Perluasan Banpres Produktif dari Rp 9 juta menjadi Rp15 juta, Beli Produk UMKM, dan Voucher Pariwisata," ujar Menko Airlangga dalam konferensi pers online, Jakarta, Jumat (18/9).

Bersamaan dengan perluasan program, pemerintah juga terus memperketat upaya menekan pertambahan jumlah kasus. Untuk mendukung penegakan hukum dan disiplin penerapan protokol kesehatan di daerah, pelaksanaan Operasi Yustisi dengan pengenaan sanksi pidana memerlukan instrumen hukum berupa Perpu, yang akan dikoordinasikan oleh Kemenko Polhukam.

Sementara itu, realisasi anggaran PEN per 17 September 2020 sebesar Rp254,4 triliun atau 36,6 persen terhadap pagu anggaran PEN yang sebesar Rp695,2 triliun. Jika dilihat per kelompok program, realisasinya adalah Kesehatan Rp18,45 triliun atau 33,47 persen, Perlindungan Sosial Rp134,4 triliun atau 57,49 persen, Sektoral K/L atau Pemda Rp20,53 triliun atau 49,26 persen, Insentif Usaha Rp22,23 triliun atau 18,43 persen, dan Dukungan UMKM Rp58,74 triliun atau 41,34 persen.

Potensi realisasi/ penyerapan anggaran PEN sampai akhir tahun 2020, yakni Kesehatan Rp84,02 triliun, Perlindungan Sosial Rp242,01 triliun, Sektoral/ Pemda Rp71,54 triliun, UMKM Rp128,05 triliun, dan Pembiayaan Korporasi Rp49,05 triliun, serta Insentif Usaha Rp.120,61 triliun.

"Perkiraan realisasi atau penyerapan anggaran PEN akan bisa mencapai 100 persen namun akan ada perubahan komposisi re-alokasi antar 6 kelompok Program PEN,” tandas Menko Airlangga.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyaluran Dana PEN Capai 254 Triliun, Ini Rinciannya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Airlangga Hartarto membeberkan realisasi anggaran PEN hingga hari ini, Jumat (18/9/2020).

Dari pagu anggaran Rp 695,2 triliun, anggaran PEN sudah tersalurkan 36,6 persen atau sekitar Rp 254,4 triliun. Airlangga juga merinci realisasi serapan anggaran PEN ini mulai dari sektor kesehatan hingga dukungan UMKM.

"Program kesehatan realisasinya 33,47 persen atau Rp 18,45 triliun dari pagu Rp 87,5 triliun," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual, Jumat (18/9/2020).

Kemudian, anggaran perlindungan sosial sudah terealisasi sebesar 57,49 persen atau mencapai Rp 134,4 triliun dari pagu Rp 203,91 triliun.

Untuk Sektoral K/L dan Pemda, anggarannya sudah terserap sebesar 49,26 persen atau sekitar Rp 20,53 triliun.

"Kemudian, insentif usaha terserap 18,43 persen atau sekitar Rp 22,23 triliun, dan dukungan UMKM sudah tersalurkan 41,34 persen atau sebesar Rp 58,74 triliun," ujar Airlangga.

Airlangga juga memastikan alokasi anggaran PEN sebesar Rp 695,2 triliun bisa tersalurkan 100 persen dengan komposisi realokasi ke 6 kelompok kegiatan.

"Potensi penyerapan sampai akhir tahun 2020, untuk anggaran kesehatan, dari Rp 87,5 triliun diperkirakan realisasinya mencapai Rp 84,02 triliun," katanya.

Demikian pula dengan perlindungan sosial yang diperkirakan ada kenaikan dari anggaran Rp 203,91 triliun menjadi Rp 242,01 triliun.

Lalu, realisasi anggaran Sektoral K/L dan Pemda diperkirakan turun dari Rp 106,11 triliun menjadi Rp 71,54 triliun. Untuk dukungan UMKM sedikit meningkat dari anggaran Rp 123,46 triliun menjadi Rp 128,05 triliun.

"Kemudian untuk pembiayaan korporasi dari Rp 53,6 triliun diperkirakan akan menjadi sebesar Rp 49,05 triliun," kata Airlangga. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.