Sukses

Luhut soal Pilpres AS: Kami Tak Ingin Campuri Masalah Domestik Negara Manapun

Pada 3 November 2020 mendatang, Amerika Serikat bakal melakukan pemilihan presiden ke-59

Liputan6.com, Jakarta Tanggal 3 November 2020 mendatang, Amerika Serikat bakal melakukan pemilihan presiden ke-59. Sebagai mitra kerjasama Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan menghormati proses demokrasi yang berlangsung di negara Paman Sam tersebut.

"Kami tidak ingin mencampuri masalah domestik negara manapun," kata Luhut dalam siaran persnya, Jakarta, Rabu (26/8).

Sebab Luhut tak ingin negara lain ikut campur dengan urusan domestik yang ada di dalam negeri.

“Kami tidak ingin beberapa negara ikut campur dalam masalah domestik kami," sambungnya.

Luhut menyampaikan apapun hasilnya, Indonesia akan menghormati karena itu merupakan proses demokrasi internal Amerika Serikat. Saat ini, hubungan Amerika dan China sedang dalam kondisi yang kurang baik. Namun Indonesia tidak memihak siapapun.

"Kami tidak memihak negara manapun," kata dia.

Menko Luhut Ingin Negara ASEAN Jadi Juru Damai Amerika Serikat-China

Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan kedua negara itu. Bahkan Luhut mengaku memiliki hubungan personal yang cukup baik.

Sehingga kata dia, tidak ada alasan bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya bertindak untuk menjembatani hubungan antara kedua negara tersebut.

Luhut menambahkan targetnya saat ini untuk menjadikan Indonesia sebagai negara modern, efisien dan. Dia juga ingin Indonesia dapat meningkatkan kualitas pendidikan, memudahkan investor untuk berinvestasi di Indonesia.

"Namun integritas bangsa kita itu adalah suatu keharusan," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Di Forum ASEAN, Menko Luhut Pamer Indonesia Bangun Food Estate

Kemandirian pasokan pangan suatu negara diuji ketika virus corona menyebar di dunia. Begitu juga dengan Indonesia, meskipun dikenal sebagai negara agraris, namun Indonesia belum memiliki food estate.

"Hingga kini Indonesia belum memiliki food estate," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam paparannya di forum virtual, Standard Chartered ASEAN Business Forum 2020: Membuka Potensi Kawasan, Jakarta, Rabu (26/8/2020).

Luhut mengatakan saat ini pemerintah tengah mempersiapkan food estate. Kalimantan dan Sumatera Utara direncanakan bakal menjadi lokasi food estate.

Kawasan food estate di Kalimantan memiliki luas 1 juta hektar. Sementara di Sumatera Utara seluas 40 ribu hektar.

"Di Kalimantan 1 juta hektar dan juga 30.000 - 40.000 hektar di Sumatera Utara," kata dia.

Hal ini pada dasarnya, lanjut Luhut, untuk memastikan negara dapat menyediakan pasokan bahan pangan, bila terjadi sesuatu secara global.

Dalam pertemuan tersebut Luhut meminta negara-negara di ASEAN perlu memperkuat upaya integrasi dan menghilangkan hambatan dalam perdagangan.

ASEAN harus mempromosikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, wajib lindungi sumber daya alam dan mencegah eksploitasi sumber daya.

Selain itu ASEAN juga perlu mendukung investasi di industri hilir dan mendorong negara-negara untuk menjadi bagian dari rantai pasokan global dalam teknologi hijau yang ramah lingkungan.

Sementara untuk dapat memulihkan kepercayaan pada multilateralisme dan perdagangan global. Luhut menilai ASEAN harus berkomitmen untuk menghindari pembatasan ekspor atas barang-barang penting, seperti peralatan medis dan, khususnya, produk makanan.

Kemudian, untuk mempersiapkan Indonesia dalam perdagangan regional dan global serta menjadi lebih kompetitif, Indonesia telah menyiapkan Omnibus Law yang akan segera disahkan awal bulan depan. Melalui Omnibus Law tersebut, harapannya dapat meningkatkan posisi Indonesia dalam peringkat easy of doing business dari 72 menjadi 50.

Sebagai informasi, dalam forum internasional tersebut hadir pula Menteri Senior dan Menteri Koordinator Kebijakan Sosial / Ketua MAS, Tharman Shanmugaratnam dan CEO Standard Chartered Group, Bill Winters.

Anisyah Al Faqir

Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.