Sukses

Milenial Indonesia Bakal Dongkrak Belanja Konsumsi Usai Pandemi

Masyarakat Indonesia cenderung lebih optimistis untuk mau berbelanja konsumsi usai wabah pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Retail and Consumer Leader PricewaterhouseCoopers (PwC) Peter Hohtoulas memperkirakan, masyarakat Indonesia cenderung lebih optimistis untuk mau belanja konsumsi usai wabah pandemi Covid-19.

Kesimpulan itu didapatnya setelah membandingkan hasil survei pada konsumen Indonesia sebelum pandemi datang dan setelahnya. Sebelum virus corona menyerang, data menunjukan, hanya 57 persen dari konsumen Indonesia yang mau mengeluarkan uang lebih untuk berbelanja.

"Dengan adanya pandemi, 64 persen konsumen mengatakan mereka akan berbelanja lebih," kata Piter dalam sesi teleconference, Kamis (13/8/2020).

Peter mengatakan, belanja konsumsi di Indonesia tertolong berkat adanya populasi generasi muda atau milenial di Indonesia yang cukup besar.

"Kebanyakan datang dari milenial dan generasi X. Jadi kaum muda di Indonesia, yang tentunya Indonesia punya populasi penduduk yang relatif muda, menumbuhkan keyakinan jumlah pembelian akan barang dan layanan tetap besar," tuturnya.

Sebagai perbandingan, Peter memaparkan, konsumen Indonesia yang mayoritas milenial ini telah membuat angka pengeluaran lebih besar dibanding negara lain, seperti yang ada di kawasan Timur Tengah (49 persen), China (43 persen), dan Eropa (29 persen).

Secara rata-rata, belanja konsumsi 64 persen tersebut juga lebih banyak dibandingkan angka rata-rata global. Dimana hanya 33 persen masyarakat dunia yang ingin berbelanja lebih banyak usai pandemi.

Terlebih, ia juga mendengar kabar pasar tradisional hingga supermarket di Indonesia saat ini telah banyak kembali beroperasi.

"Dan saya juga mendengar kabar dari pak Roy (Mandey), bahwa konsumen Indonesia juga telah kembali belanja di pasar (konvensional)," ujar Peter.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pendapatan Rumah Tangga Indonesia Turun 65 Persen

PricewaterhouseCoopers (PwC) melaporkan hasil survey Global Consumer Insights 2020 dengan tema 'Before and After the Covid-19'. Dalam survei tersebut dipaparkan, pendapatan rumah tangga Indonesia turun 65 persen selama pandemi virus corona.

Retail and Consumer Leader PwC Peter Hohtoulas mengatakan, penurunan pendapatan rumah tangga pada penduduk di Indonesia secara angka lebih besar dibanding rata-rata populasi global.

"Kami mencatat adanya penurunan konsumsi 65 persen di Indonesia, secara global itu 45 persen. Angka yang sangat besar," kata Peter dalan sesi teleconference, Kamis (13/8/2020).

Peter menyampaikan, pendapatan rumah tangga anjlok akibat pandemi lantaran banyak konsumer, khususnya di pasar negara berkembang, yang penghasilannya turun, dan belum terbiasa beradaptasi dengan kebiasaan baru seperti work from home (WFH).

Menurut catatannya, aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga waktu kerja yang berkurang berakibat pada pendapatan rumah tangga di Indonesia yang turun 63 persen, dan global merosot 40 persen.

Di sisi lain, kondisi tersebut juga membuat tagihan rumah tangga seperti pembayaran listrik dan utang konsumsi naik. Di Indonesia kenaikannya mencapai 63 persen, sementara secara rata-rata global 41 persen.

"Pemerintah harus bersinergi dengan perusahaan untuk merencanakan kelanjutan bisnis. Sementara dalam sudut pandang pekerja, mereka harus dapat kepastian bahwa bisnis tetap dapat berjalan meski tidak semua berada di kantor," imbuh Peter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.