Sukses

Begini Perkembangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 asal China di Indonesia

Vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac dari China, saat ini akan dilakukan uji klinik fase 3 di site penelitian Fakulatas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad).

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus berupaya untuk mengembangkan vaksin Covid-19 di Indonesia. Uji klinis terhadap vaksin yang didatangkan dari luar negeri pun dilakukan untuk mempercepat penemuan vaksin virus tersebut.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Kabadan Litbangkes), Slamet mengatakan, terkait dengan perkembangan pembuatan vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac dari China, saat ini akan dilakukan uji klinik fase 3 di site penelitian Fakulatas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad). 

“Sesuai dengan standar internasional juga peraturan Badan POM untuk registrasi obat/vaksin, maka protokol penelitian ini harus mendapatkan persetujuan etik dari site penelitian yang akan dituju, dalam hal ini Unpad,” katanya dikutip dari laman Setkab, Selasa (4/8/2020).

Komisi Etik Unpad, menurut Kabadan Litbangkes telah melakukan telaah protokol penelitian fase 3 vaksin tersebut. Pada tanggal 27 Juli 2020, Slamet sampaikan bahwa Unpad mengumumkan persetujuan etik terhadap uji klinik ini.

Artinya, dia menambahkan bahwa data-data yang mendasari dilakukan uji klinik fase 3 dapat diterima secara ilmiah, risiko terhadap subjek dapat diminimalisasi dan manfaat diperkirakan dapat diperoleh. 

“Komisi Etik Universitas Padjajaran berkewajiban melakukan monitoring pelaksanaan penelitian,” jelasnya. 

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya akan informasi yang diragukan kebenarannya. Untuk itu, Slamet mengingatkan untuk melakukan saring sebelum sharing, bersikap kritis dan cari informasi dari sumber yang terpercaya.

”Kepada seluruh pihak, khususnya tokoh publik, kami harap dapat memberikan pencerahan tentang Covid-19 kepada masyarakat dan bukan sebaliknya menimbulkan pro-kontra,” pungkas Slamet.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Proses Produksi Obat

Slamet juga menyampaikan garis besar proses produksi obat. Pertama, diawali dengan upaya penemuan bahan/zat/senyawa potensial obat melalui berbagai proses penelitian.

Kedua, Bahan/zat/senyawa potensial obat tersebut harus melewati berbagai proses pengujian diantaranya adalah uji aktivitas zat; uji toxisitas in vitro dan in vivo pada tahap pra klinik; serta Uji Klinik untuk fase I, fase II dan fase III.

Ketiga, proses izin edar. Keempat, diproduksi melalui cara pembuatan obat yang baik (GMP) dan dilakukan kontrol pada proses pemasaran. 

“Banyak lembaga internasional dan nasional sedang bekerja keras untuk mendapatkan obat ataupun vaksin Covid 19. Sebagian kandidat vaksin juga sudah memasuki tahap uji klinik tahap akhir,” kata Slamet. 

Namun, diakui Slamet, hingga saat ini belum ada satu negara atau lembaga manapun di dunia yang sudah menemukan obat atau vaksin secara spesifik bisa menanggulangi Covid-19. 

“Saat ini beberapa negara termasuk Indonesia tergabung dalam Solidarity Trial WHO, untuk mendapatkan bukti klinis yang lebih kuat dan valid terhadap efektivitas dan keamanan terbaik dalam perawatan pasien Covid-19,” jelas Slamet. 

3 dari 4 halaman

Ridwan Kamil Sebut RI Bakal Datangkan Vaksin Covid-19 dari 3 Negara

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil angkat suara terkait rencana uji klinis fase ketiga vaksin Covid-19 yang akan dilakukan tim riset Universitas Padjadjaran. Tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad yang ditunjuk PT Bio Farma akan menguji klinis vaksin corona produksi Sinovach, Tiongkok.

Menurut pria yang karib disapa Emil ini, selain dari Tiongkok, Indonesia akan menggunakan vaksin Covid-19 dari Korea Selatan dan Inggris.

"Vaksin itu sudah ada Alhamdulillah yah (Sinovach). Itu menurut Pak Menko Perekonomian Airlangga (Hartarto), Indonesia itu akan mendatangkan vaksin dari tiga negara. Pertama dari Tiongkok, lalu kedua dari Korea dan ketiga dari Inggris," ujarnya.

Dengan demikian, Emil menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya mengimpor vaksin Covid-19 asal Tiongkok. "Jadi tidak betul hanya dari Tiongkok," tegasnya.

Mantan Wali Kota Bandung ini pun menjelaskan ihwal dipilihnya vaksin produksi Sinovach yang akan dilakukan uji klinis oleh tim riset Unpad di Bandung pada awal Agustus nanti. Agar vaksin itu dipakai, harus dilakukam tes sebanyak tiga kali.

"Dua di negaranya, satu di negara konsumennya. Nah Tiongkok ini sudah melakukan dua kali tes di negaranya, maka di negara konsumennya (kita) dilakukan tes ketiga," katanya.

 

4 dari 4 halaman

Vaksin asal Korea dan Inggris

Sementara, vaksin yang dibuat Korea dan Inggris, kata Emil, belum melakukan tes kedua di negaranya masing-masing. Sehingga vaksin tersebut belum bisa didatangkan ke Indonesia.

"Kenapa dari China? karena sudah melakukan tes kedua di negaranya. Kalau Tiongkok kerja sama dengan Bio Farma, kalau Korea dengan Kalbe Farma, yang Inggris dengan AstraZenica," papar Emil.

Untuk pelaksanaan uji klinis fase ketiga vaksin Covid-19 yang dilakukan Unpad, dibutuhkan sebanyak 1.620 relawan. Emil mengaku Gugus Tugas Jabar ikut membuka pendaftaran peserta tersebut.

"Pembukaan kerelawanan Bisa ke gugus tugas mendaftarkan. Nanti dari kami sebagian yang memenuhi syarat bisa mendaftarkan diri," ungkapnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.