Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diproyeksikan tumbuh positif dengan didukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Program stimulus bantuan sosial ini akan mendorong konsumsi masyarakat semester II dan implikasinya ke pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara konsumsi Pemerintah di Semester II dapat meningkat sejalan realisasi belanja pemerintah (pusat dan daerah).
Baca Juga
“Selain itu, investasi semester II diperkirakan tumbuh moderat seiring dengan membaiknya keyakinan investor. Namun, perdagangan internasional diperkirakan masih mengalami kontraksi karena masih rendahnya permintaan global,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Rahayu Puspasari dalam keternagan resmi, Sabtu (11/7/2020).
Advertisement
Sementara itu, inflasi diperkirakan meningkat bertahap seiring pulihnya konsumsi. Inflasi inti akan meningkat sejalan dengan peningkatan permintaan pasca pelonggaran PSBB bertahap. Inflasi pangan relatif terkendali, namun masih terdapat risiko fluktuasi harga pangan pada masa tanam.
Puspa juga menyebutkan bahwa nilai tukar rupiah diperkirakan dalam tren menguat. Hal ini sejalan dengan stabilitas ekonomi makro dan arus modal masuk ke dalam negeri. Namun tetap diwaspadai risiko volatilitas pasar keuangan global.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Risiko Harga Minyak
Di sisi lain, harga minyak masih terdapat risiko volatilitas karena pengaruh supply and demand global serta faktor geopolitik.
“Lifting migas akan dioptimalkan untuk mencapai target dengan menjaga keekonomian wilayah kerja, efisiensi biaya, serta mengupayakan proyek-proyek migas yang onstream di tahun 2020 dapat berjalan tepat waktu,” sambung dia.
Selain itu, pendapatan Negara semester II akan dioptimalkan terutama dari sisi perpajakan . Hal ini, kata Puspa, sejalan dengan membaiknya aktivitas usaha di Era Normal Baru.
Advertisement
“Outlook belanja negara semester II diperkirakan lebih baik sejalan dengan implementasi kebijakan penanganan Covid-19 dan program PEN,” tukas dia.
Advertisement
Berbagai Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
Sebelumnya, beragam institusi internasional memberikan proyeksi yang beragam terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang menunjukkan masih tingginya ketidakpastian, khususnya di tahun 2020.
IMF memprediksi perekonomian Indonesia pada -0,3, sementara World Bank menyebutkan pertumbuhan 0 pada 2020. OECD juga memproyeksikan perekonomian Indonesia berada pada -3,9 s.d. -2,8, sementara ADB dan Bloomberg (Median) masing-masing memproyeksi -1 dan 0,5.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.