Sukses

Luhut Minta Setop Polemik Pekerja China, Jangan Terpancing Isu

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan masyarakat untuk menghentikan polemik terkait kedatangan 500 TK asal China.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait kedatangan 500 TKA asal China Ke Sulawesi Tenggara. Menurut dia, kedatangan TKA tersebut bertujuan meningkatkan lapangan kerja di Tanah Air.

"Ramai tenaga asing apa sih. Dia datang 500 orang (TKA) untuk 5.000 orang baru," ujar Luhut dalam Webinar via YouTube seperti ditulis Senin (29/6).

Luhut kemudian meminta masyarakat untuk menghentikan polemik terkait kedatangan 500 TK asal China. Sebab ia menyebut para TKA asal China itu hanya akan bekerja di Indonesia untuk sementara waktu, maksimal 6 bulan.

Selain itu, para TKA juga bertugas untuk memberikan sharing ilmu terkait penggunaan teknologi kepada tenaga kerja lokal. Sehingga kemampuan penggunaan teknologi oleh tenaga kerja lokal akan meningkat.

Bahkan, ia memproyeksikan pada 2024 lapangan pekerjaan di Sulawesi Tenggara bisa menyerap 250 ribu orang. Namun, proyeksi ini didasari oleh iklim investasi yang menunjang, antara lain situasi kondusif pada tataran masyarakat.

"Mereka (TKA) hanya untuk 6 bulan tinggal, ada yang 3 bulan, ada yang 1 bulan, tergantung keahlian. Dia (TKA) harus teknologi transfer, wajib hukumnya," jelasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Terpancing Hoaks

Oleh karenanya, Luhut berharap masyarakat tidak terpancing berita hoax terkait kedatangan 500 TKA China yang akan bekerja ke PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel. Pun kedatangan TKA itu juga disebutkannya telah sesuai prosedur yang berlaku di Indonesia.

"Jadi, kami terus koordinasi dengan Bu Ida (Menteri Ketenagakerjaan) terkait ini (TKA). Kan kita juga, nggak mungkin jual republik ini," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.