Sukses

Investor Asing Bawa Perbankan di Indonesia Makin Solid

Kookmin Bank bukan menjadi investor asing perbankan pertama di Indonesia usai mengambil alih saham mayoritas Bank Bukopin

Liputan6.com, Jakarta - Kookmin Bank bukan menjadi investor asing perbankan pertama di Indonesia usai mengambil alih saham mayoritas Bank Bukopin. Bank Permata dan BTPN menjadi beberapa diantara bank di Indonesia yang sahamnya dimiliki asing, yaitu Jepang.

Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani mengatakan, sejauh ini peran investor asing dalam meningkatkan kekuatan bank di Indonesia berdampak positif bagi perusahaan dan ekonomi nasional.

Besarnya pasar di Indonesia dan tingkat suku bunga yang masih tinggi dibandingkan negara asal, menjadikan mereka memilih Indonesia sebagai salah satu destinasi investasi.

"Bagi investor asing perbankan di Indonesia itu masih sangat menarik, terlebih sebagai negara berkembang, pasar Indonesia besar sekali, jadi cukup potensial," kata dia kepada Liputan6.com, Kamis (18/6/2020).

Industri perbankan di Indonesia, menurut Aviliani, saat ini dituntut untuk cepat beradaptasi dengan teknologi jika tidak ingin hilang dari pasaran. Hal inilah yang menjadikan pemilik modal harus menambah modal hingga triliunan rupiah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kecenderungan Pemilik Bank

Dalam situasi sekarang, investor Indonesia, khususnya bank-bank BUKU 1 dan BUKU 2, saat ini cenderung lebih memilih menjual saham mereka ketimbang menanam modal yang cukup besar atau menggabungkan bank-bank mereka.

"Ke depan bank-bank harus punya ekosistem untuk bertahan. Dalam hal ini tidak hanya bisnis bank, melainkan mereka punya bisnis asuransi dan sebagainya juga yang saling berkaitan," terangnya.

"Masuknya Kookmin Bank ke Bukopin saya rasa satu momen yang bagus, karena akan memperkuat permodalan mereka. Bank Bukopin ini kan Bank BUKU 3, jadi harus diperkuat," pungkas Aviliani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.