Sukses

Transformasi Digital UMKM Terkendala Sarana dan Prasarana

Pemerintah memprioritaskan dalam penyediaan infrastruktur untuk mempercepat digitalisasi UMKM.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri koperasi dan UKM Teten Masduki, akan mempercepat transformasi digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari offline menuju online. Transformasi menjadi peluang besar bagi UMKM naik kelas di tengah wabah Corona Covid-19.

“Sebenarnya momentum saja bagi kita untuk mempercepat transformasi dari UMKM offline ke online, walaupun sekarang ini memang tidak mudah meski berbagai pelatihan yang dilakukan oleh platform e-commerce kepada UMKM itu tingkat keberhasilannya masih rendah,” kata Teten dalam acara peluncuran KUMKM Hub bersama Blibli, Rabu (20/5/2020).

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa pemerintah memprioritaskan dalam penyediaan infrastruktur untuk mempercepat digitalisasi UMKM. Karena ia melihat daerah-daerah di Indonesia masih terdapat “blank spot” yang belum terhubung dengan internet.

“Ini akan menjadi konsen pemerintah kita juga sedang memikirkan bagaimana UMKM itu bisa juga punya fasilitas yang bisa terhubung, selain untuk internet UMKM juga perlu smartphone,” ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Strategi Pemasaran

Meskipun nantinya UMKM sudah berpindah menjadi online jangan berpikir akan cepat sukses, melainkan di platform online juga banyak persaingan antar UMKM dalam memasarkan produknya, bahkan UMKM harus bisa bersaing dengan merek terkenal lainnya.

Kendati begitu, menurutnya sangat penting untuk menyiapkan UMKM agar mampu bersaing dengan brand terkenal lainnya. Teten menyebut beberapa hal yang harus dimiliki UMKM jika ingin bersaing dalam platform online, yakni kualitas produk dan kapasitas produksinya, memperhatikan brand yang hendak dijual, dan memiliki kemampuan strategi penjualan.

“Kualitas produk juga kapasitas produksinya harus cukup karena kalau sudah masuk ke online, maka permintaannya akan besar, kalau tidak sanggup memenuhi pesanan-pesanan konsumen ya nanti usahanya jatuh,” jelasnya.

Selain itu, brand image menjadi penting juga. Apabila pelaku UMKM tidak bisa mengelola brand-nya maka hal itu juga akan berpengaruh pada kualitas dan kapasitas produksinya.

“Tidak mudah mengelola brand, selain kualitas dan kapasitas produksi juga kemampuan proporsi membidik pasar dan konsumen, serta pemeliharaan toko di online, karena berbeda dengan offline maka penting kemampuan itu dimiliki oleh UMKM,” ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Konsolidasi Merek

Ia menyebut, saat ini masalah yang dihadapi UMKM yakni terlalu banyak brand kecil, sehingga untuk mengantisipasi brand-brand kecil itu ia berusaha akan mengkonsolidasi brand-brand tersebut menjadi satu brand besar yang benar-benar kualitasnya terjamin.

“Kami mau mencari satu upaya bagaimana mengkonsolidasi mereka jangan terlalu banyak brand, mungkin sebagian tidak perlu memiliki brand, sehingga yang lain bisa mensuplai bahan bakunya atau bahan lainnya atau dipake packaging ulang, itu cara-cara seperti itu sudah dilakukan di Jepang, dan tidak berhasil. Kenapa tidak dilakukan di UMKM di Indonesia,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.