Sukses

WNA Masuk Indonesia Bakal Dikarantina 14 Hari

Pemerintah akan menerapkan kebijakan karantina wilayah di bandara dan juga pelabuhan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan memperluas kebijakan karantina wilayah di bandara dan juga pelabuhan. Titik-titik tersebut dirasa paling besar terjadinya penyebaran virus Corona atau Covid-19.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut binsar Panjaitan mengatakan, kedua area tersebut menjadi mobilitas terbanyak masuknya warga negara asing. Sehingga nantinya jika ada warga negara asing masuk akan dikarantina selama 2 minggu.

"Nanti akan kita bicarakan orang orang yang datang dari luar itu harus ada karantina 2 minggu, jadi baik dari Amerika, Jepang, Korea, Inggris, Eropa, itu semua 2 minggu," kata Menko Luhut dalam video offline yang di bagikan kepada wartawan, Selasa (31/3/2020).

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia enggan melakukan lockdown dalam menangani wabah virus corona, sebab upaya lockdown tidak selalu berhasil dilakukan di tiap negara.

Terbukti, hanya China yang berhasil melakukan lockdown untuk mengatasi virus corona. Sementara Italia dan Jerman gagal menerapkan kebijakan ini.

Luhut mengatakan, setiap negara memiliki caranya sendiri untuk mengatasi pandemi ini. Menurutnya, pilihan karantina wilayah lebih memungkinkan diterapkan di Indonesia.

"Setiap negara mencari caranya sendiri yang cocok dengan dia," kata Luhut.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Karantina Wilayah Tak Ganggu Distribusi Pangan dan Obat

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Bansar Panjaitan memastikan distribusi seluruh bahan pangan dan obat-obatan masih tetap aman. Menurutnya itu semua tidak jadi halangan meskipun nantinya bakal ada karantina wilayah di Jakarta.

"Kalau bahan pangan itu sudah diatur sedemikian rupa hampir tidak ada masalah lah. Jadi semua fasilitas untuk bahan pangan itu akan diberikan jadi saya tidak melihat itu jadi isu," kata dia dalam video offline yang dibagikan kepada wartawan, Selasa (31/3/2020).

Meski begitu, pengawasan dalam pendistribusian kedua komoditas tersebut tetap perlu diawasi. Sebab jika tidak khawatir akan disalahgunakan pihak-pihak tertentu, dan barang yang seharusnya jatuh di tangan konsumen menjadi terhambat.

"Karena ketersedian 11 bahan pakan itu sekarang semua kami cek masih tersedia hanya penyalurannya ini yang perlu kita waspadai jangan sampai terhambat baik beras gula segala macam itu," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini