Sukses

Kemenhub Kaji Opsi Larangan Mudik Lebaran Karena Pandemi Corona

Pemerintah sedang mempertimbangkan opsi pelarangan mudik untuk mencegah penularan virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati menyatakan pemerintah sedang mempertimbangkan opsi pelarangan mudik untuk mencegah penularan virus Corona.

Seperti yang diketahui, Idul Fitri tahun 2020 akan jatuh pada 24 hingga 25 Mei 2020. Dengan diperpanjangnya darurat Corona di Indonesia hingga 29 Mei 2020, kemungkinan besar Indonesia masih dilanda wabah virus asal Wuhan, China ini.

"Tadi sempat dibicarakan, apakah mudik akan dilakukan seperti biasa, atau ditinjau lagi, atau bahkan ekstrimnya dilarang. Tapi ini belum diputuskan," ujar Adita dalam video conference bersama wartawan di Jakarta, Jumat (20/3/2020).

Adapun untuk membahas hal itu, akan ada tim khusus yang akan dikoordinir oleh salah satu deputi dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi. Mudik sendiri dinilai sebagai salah satu aktivitas yang memicu orang-orang untuk berkumpul.

Namun di saat seperti ini, tentunya pengumpulan massa harus dihindari untuk mencegah penularan virus Corona.

"Kalau mudik terbayang ada pengumpulan masyarakat entah di bandara, terminal, pelabuhan," kata Adita.

Selain itu, pertimbangan evaluasi mudik gratis juga akan didiskusikan kembali.

"Mudik gratis juga akan dibahas lagi, apakah akan dilarang, ditiadakan atau dibatasi. Kita tahu pengumpulan massa kan sangat dihindari," kata Adita mengakhiri.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dampak Corona, Penumpang Pesawat Turun hingga 70 Persen

Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati menyatakan wabah epidemi Covid-19 atau virus corona menurunkan tingkat okupansi transportasi massal seperti pesawat.

Pada periode Februari 2020 ke Maret, tepatnya 19 Maret 2020, terjadi penurunan penumpang pesawat domestik sebesar 40 hingga 60 persen.

"Lalu untuk penumpang pesawat internasional lebih besar lagi itu sekitar 66 hingga 70 persen," kata Adita dalam telekonferensi bersama wartawan di Jakarta, Jumat (20/3/2020).

Adita menyatakan, penurunan ini disebabkan masyarakat yang memang mengurangi intensitas bepergian. Sebagaimana diketahui, sudah banyak peringatan bepergian bahkan larangan, yang tujuannya untuk meredam penularan virus Corona lebih jauh.

Sementara secara tahun ke tahun, hingga 19 Maret 2020 ini ada peningkatan okupansi yang tipis khusus untuk penerbangan domestik. Namun untuk penerbangan nasional, trennya negatif.

"Itu satu hal yang wajar melihat kondisi saat ini. Yang namanya Corona tidak ada yang mengharapkan, ya. Ini jadi konsen yang luar biasa," lanjut Adita.

Bahkan, beberapa waktu sebelum Corona mewabah di Indonesia, Kemenhub juga sudah memperkirakan akan ada dampak yang menghantam kinerja angkutan umum.

"Ya, seminggu terakhir ini saja kan sudah mulai menerapkan social distancing, work from home (WFH), jadi akan sangat wajar kalau berdampak ke arus pengguna dan transportasi umum dan ini sudah diprediksikan efeknya," tutup Adita.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.