Sukses

Membentuk Karakter Calon Pemimpin Era 4.0 Bersama James Gwee

Para peserta Leadership Development mendapatkan materi tentang pembentukan karakter calon pemimpin lewat sebuah sesi Motivating and Inspiring Others bersama James Gwee.

Liputan6.com, Yogyakarta Apa saja hal yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin? Pertanyaan tersebut mungkin masih jadi hal yang membingungkan untuk banyak orang. Terutama anak muda masa kini yang tengah mempersiapkan diri menjadi calon pemimpin di era 4.0, di mana perkembangan teknologi digital menjadi tantangan tersendiri.

Inilah yang menjadi pijakan Djarum Foundation dalam menggelar Leadership Development Djarum Beasiswa Plus 2019/2020 Batch 5 yang berlangsung di Eastparc Hotel, Yogyakarta. Pelatihan soft skill yang digelar mulai 16 – 19 Februari 2020 ini diadakan untuk mengasah kemampuan para Beswan Djarum dalam rangka mempersiapkan diri menjadi calon pemimpin masa depan.

Di hari ketiga pelatihan, tepatnya Rabu (18/02/2020), para peserta Leadership Development mendapatkan materi tentang pembentukan karakter calon pemimpin lewat sebuah sesi Motivating and Inspiring Others bersama James Gwee. Apa saja sih modal utama yang dibutuhkan seorang pemimpin menurut James Gwee? Berikut poin penting yang wajib diketahui.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Apa yang Dilakukan Oleh Seorang Pemimpin?

Mengawali sesi pelatihannya dengan penuh semangat, setiap materi yang disampaikan oleh motivator asal Singapura ini diperhatikan dengan penuh antusias oleh masing-masing peserta Leadership Development. Ia membuka sesinya dengan melemparkan pertanyaan tentang konsep dasar kepemimpinan kepada para peserta. Dimulai dari apa itu leader, siapa leader yang jadi favorit peserta, dan apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin.

Menurut James, ada 3 hal yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin. Pertama, leader harus memiliki visi, yaitu melihat potensi yang ada pada orang-orang di sekitarnya. Selanjutnya adalah komunikasi, yaitu kemampuan mentransfer apa yang ada dalam pikirannya, mengkomunikasikan visi yang dimiliki kepada orang-orang di sekitarnya untuk kemudian menghasilkan makna yang sama. Terakhir, seorang leader harus memiliki kemampuan memotivasi dan menginspirasi orang di sekitarnya.

3 dari 5 halaman

Pentingnya Proses Komunikasi untuk Menciptakan Kolaborasi

Seorang leader harus memiliki kemampuan dalam mengkomunikasikan apa yang menjadi visinya kepada orang di sekitar. Komunikasi ini menjadi poin yang penting untuk menciptakan kolaborasi, yaitu sebuah proses saling bekerja sama dan mengisi kekurangan satu sama lain untuk mencapai visi yang sama.

“Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, perlu mengenal karakternya terlebih dulu. Jadi, penting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui cara berkomunikasi secara efektif dengan orang yang memiliki karakteristik berbeda,” ungkap James di sela sesi pelatihannya.

4 dari 5 halaman

Modal Awal Pemimpin: Kenali Karakter Diri dan Orang Lain

Dalam sesi tersebut, James menekankan bahwa beda karakter dan kepribadian seseorang, maka cara komunikasi yang diterapkan juga berbeda. Inilah yang menjadi PR besar calon pemimpin masa depan, yaitu mengenal karakter dari orang di sekitarnya. Ia memberikan contoh, ada orang-orang yang langsung termotivasi saat diberikan tantangan.

Tapi, ada juga yang merasa lebih termotivasi saat merasa apa yang dikerjakannya menyenangkan. James pun mengajak para peserta melakukan Self Assessment Test berdasarkan teori kepribadian yang dijelaskan oleh William Moulton Marston, psikolog asal Amerika Serikat. Marston membagi 4 tipe kepribadian seseorang, yaitu Dominant, Influence, Steady, dan Compliance atau yang juga dikenal sebagai DISC.

1. Dominant

James menjelaskan ada beberapa ciri orang yang memiliki tipe kepribadian Dominant. Beberapa diantaranya memiliki sifat to the point, membuat keputusan dengan cepat, suka diberi target, dan bereaksi cepat. Tipe ini cenderung mudah termotivasi saat mendengar kata ‘tantangan’. Bahkan, mereka suka menantang dirinya sendiri. Namun, tipe ini memiliki kelemahan yaitu kurang teliti dan kurang bisa melihat hal secara detail.

2. Influence

Motivator yang mendapat julukan Indonesian Favourite Trainer ini melanjutkan penjelasannya pada tipe kepribadian kedua, yaitu Influence. Tipe yang satu ini memiliki karakter pembawaan ceria, optimis, selalu aktif, punya kemampuan komunikasi yang baik, dan selalu berpikir positif.

“Biasanya orang-orang Tipe I nggak betah duduk lama. Pasti ada yang dilakukan. Tapi mereka punya kemampuan komunikasi yang baik,” jelasnya. Tipe yang satu ini bisa dibilang kebalikan dari Dominant. Pembawaannya memang santai dan mampu mencairkan suasana. Tapi, kelemahan dari tipe ini adalah karena terlalu santai sehingga sering menunda pekerjaan. “Tipe I ini kalau diberi tugas, dia bakal santai. Ditinggal ngopi dulu, baru kalau sudah mepet deadline, mereka akan panik,” ujar James memberikan contoh.

3. Steady

Selanjutnya, James menjelaskan karakter pemilik kepribadian Steady atau yang biasa ia sebut Tipe S. Steady merupakan kelompok orang yang suka berempati dan mudah diajak kerja sama dengan orang lain. Pemilik karakter ini juga dikenal cinta damai dan menyukai ketenangan.

“Tipe S ini biasanya tidak bisa menolak. Misalnya saat si tipe D minta bantuan mengerjakan tugas yang deadline-nya mepet, Tipe S adalah orang yang tepat buat membantu karena dia tidak bisa menolak,” tutur pria berkacamata tersebut.

4. Compliance

Pembahasan akhirnya sampai juga pada tipe kepribadian terakhir, yaitu Compliance atau yang sering disebut James sebagai Tipe C. Mereka yang memiliki karakter Compliance adalah orang-orang yang sangat tertib, rapi, dan perfeksionis. Saat akan melakukan sesuatu, mereka cenderung membuat rencana yang detail.

Namun, ada juga kelemahan dari pemilik kepribadian ini, yaitu terlalu teliti sehingga cenderung lama dalam membuat keputusan. Setelah mengenali karakter diri dan orang lain, maka seorang pemimpin bisa lebih efektif dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini bisa mendukung proses kolaborasi untuk mencapai visi bersama.

5 dari 5 halaman

Grit, Karakter Penting Pemimpin di Era 4.0

James kemudian melanjutkan sesi sharing tersebut dengan membahas apa saja yang diperlukan seorang pemimpin di era 4.0. Modal utama yang wajib dimiliki adalah Grit, atau persisten. Motivator yang pertama kali datang ke Indonesia sejak tahun 1984 ini kemudian menjelaskan konsep Grit yang dikutip dari buku Angela Duckworth, Grit: The Power of Passion and Perseverance.

Sederhananya, grit merujuk pada konsep kerja keras yang dilakukan secara terus-menerus. Grit adalah kondisi di mana kamu terus memegang teguh hal yang ingin dicapai, meskipun apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk dapat memiliki grit secara maksimal, seseorang harus terus melatih growth mindset dalam dirinya, atau kemampuan untuk terus berkembang.

James juga menyampaikan jika orang yang rajin dan selalu bekerja keras akan lebih dihargai dibandingkan orang yang berbakat. “Semua orang sukses itu bekerja keras untuk meraih apa yang ingin dicapainya, dan bekerja lebih keras lagi untuk menjadi lebih sukses,” tegas James.

Ia pun memberikan sebuah kesimpulan tentang peran seorang pemimpin yang sebenarnya. “Seorang pemimpin tidak hadir untuk dirinya sendiri. Pemimpin adalah orang yang mau berkorban untuk orang lain. Leadership intinya adalah melayani supaya berdampak untuk banyak orang,” pungkas James.

Motivating and Inspiring Others bersama James Gwee ini adalah salah satu dari serangkaian kegiatan Leadership Development Djarum Beasiswa Plus 2019/2020 Batch 5. Para pesertanya adalah mahasiswa terpilih yang lolos seleksi sebagai penerima Beswan Djarum dari berbagai universitas di tanah air.

Dalam pelatihan soft skill dari Djarum Foundation tersebut, para peserta mendapatkan berbagai materi yang berhubungan dengan dasar kepemimpinan di era 4.0. Mulai dari materi Gritty Leadership yang diberikan pada hari pertama bersama Program Associate Djarum Foundation, Galuh Pascamagma. Di hari kedua, mereka mendapatkan materi Critical Writing bersama Margareta Astaman dan Effective Oral Communication yang dibawakan oleh Riko Anggara.

 

Penulis : Wuri Anggarini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini