Sukses

Dirut Bulog: Pasokan Cukup, Indonesia Tak Impor Beras hingga 2020

Pasokan beras cukup dan produksi petani masih akan berlangsung hingga Maret 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog), Budi Waseso mengatakan, Indonesia tidak akan melakukan impor beras hingga 2020. Hal tersebut karena pasokan beras cukup dan produksi petani yang masih akan berlangsung hingga Maret 2020.

"Itu menurut saya aman, sangat aman. karena Maret sudah produksi lagi kan. Kita ambil. Nah kalau itu bisa maksimal maka sampai 2020 kita tidak impor. Saya punya keyakinan itu," ujar Budi Waseso di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Budi Waseso mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan lembaga Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mendapat informasi fluktuasi cuaca. Dengan demikian, bisa ditangani hal-hal yang dapat mengganggu produksi beras.

"Yang penting kita harus semaksimal mungkin dengan prediksi-prediksi cuaca. Kita ikuti BPS, kita ikuti ramalan cuaca, kebutuhan perkembangan masyarakat sendiri karena kita di Bulog kan sebagai buffer stok," paparnya.

Dia menargetkan, Bulog mampu menyerap beras sebanyak 1,8 ton tahun ini. Sementara untuk tahun depan serapan akan meningkat sebesar 10 persen dari angka tersebut.

"Tahun ini targetkan serapan 1,8 ton, tahun depan kita naikkan 10 persen di atas itu. Iya mungkin bisa juga di bawah kalau ternyata kebutuhan menurun stok kita banyak," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bulog Pastikan Stok Beras Aman Meski Kemarau Panjang

Musim kemarau telah dimulai. Bahkan diperkirakan kemarau panjang akan terjadi di depan mata. Kendati demikian Perum Bulog memastikan stok beras aman untuk tahun ini.

Direktur Komersial Perum Bulog, Mansyur mengungkapkan hingga saat ini stok beras sebanyak 2,3 juta ton yang berasal dari serapan Oktober tahun lalu hingga Juli tahun ini. 

“Kita sampai hari ini sudah 2,3 juta ton (beras). Itu stok 2019, yang penyerapan tahun ini sekitar 1,2 juta ton. Sisanya dari tahun kemarin, penyerapan terakhir tahun kemarin,” kata dia saat ditemui usai menghadiri rapat koordinasi pembahasan tentang perkiraan cuaca dan dampaknya terhadap produksi tani, di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (6/8).

Selain itu dia menegaskan hingga saat ini penyerapan beras masih berlangsung. Sehingga diperkirakan stok beras masih akan terus bertambah.

Penyerapan beras saat ini mencapai 4.000 ton per hari. Kemudian, di puncak panen gadu (panen pada musim kering) bulan ini, dia optimis penyerapan beras per harinya dapat meningkat.

“Sampai sekarang masih ada penyerapan 4.000 ton per hari. Agustus mungkin naik lagi,” ujarnya.

Menurutnya, hingga akhir tahun Bulog masih akan menyerap 1,5-1,7 juta ton beras yang mampu memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun. Di panen puncak bulan ini target Bulog menyerap 8.000-10.000 ton per hari.

“Artinya yang jelas stok kita sampai akhir Desember itu 1,5 sampai 1,7 juta ton, itu perkiraan. (Di puncak panen bulan ini) bisa saja naik atau barangkali sama seperti tahun lalu 8.000-10.000 ton per hari,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.