Sukses

YLKI Tagih Kompensasi PLN Akibat Listrik Padam

YLKI menyebut listrik padam menimbulkan banyak kerugian materi dan nonmateri bagi masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menyebutkan PLN harus bertanggung jawab atas terjadinya listrik padam secara total atau black out hari Minggu kemarin. Black out tersebut disebut menimbulkan banyak kerugian materi dan nonmateri.

"YLKI meminta managemen PT PLN untuk menjelaskan pada publik apa penyebab gangguan pembangkit di Suralaya, dan lain-lain," kata dia, di Jakarta, Senin (5/8).

Tulus juga meminta PLN memberikan kompensasi pada pelanggannya. Kompensasi ini diberikan berdasarkan kerugian yang dialami masyarakat akibat listrik padam.

"YLKI meminta PT PLN memberikan kompensasi pada konsumen, bukan hanya berdasar regulasi teknis yang ada, tetapi berdasar kerugian riil yang dialami konsumen akibat pemadaman ini," tegasnya.

Tulus menilai, insiden listrik padam tersebut merupakan cerminan masih buruknya infrastruktur kelistrikan di Indonesia.

"Oleh karena itu, program pemerintah seharusnya bukan hanya menambah kapasitas pembangkit PLN, tetapi juga harus meningkatkan keandalan pembangkit PT PLN, dan infrastruktur pendukung lainnya, seperti transmisi, gardu induk, gardu distribusi, dan lain-lain," tutupnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu Achmud

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengusaha Rugi Triliunan Rupiah Akibat Mati Lampu

Padamnya listrik atau mati lampu hampir 8 jam pada Minggu (4/8/2019) kemarin mengakibatkan lumpuhnya berbagai aktivitas bisnis dan pelayanan publik di Jakarta. Hal ini dinilai sesuatu yang harus serius disikapi dan diantisipasi oleh pemerintah melalui PLN.

Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, ketergantungan dunia usaha dan pelayanan publik terhadap listrik sangatlah besar.

"Oleh sebab itu, pelayanan PLN harus dievakuasi secara serius dan mendesak karena PLN adalan milik Pemerintah," ujar dia di Jakarta, Senin (5/8/2019). 

Menurut Sarman, kerugian yang dialami oleh pengusaha sangat besar akibat padamnya listrik. Selain itu, masalah ini juga berdampak pada banyaknya pesanan barang dan jasa yang tidak terlayani.

Industri Kecil Menengah (IKM) sangat terpukul dengan mati lampu yang cukup lama ini seperti industri kuliner, konveksi, restoran, cafe, catering, transportasi online, SPBU, bengkel, mebel, dan usaha lainnya.

Sedangkah pelayanan publik di Jakarta hampir lumpuh seperti MRT, Commuter Line, ATM, pelayanan pintu tol, jaringan komunikasi, pelayanan kesehatan dan lalu lintas dan lain lain akibat mati lampu.

"Kita agak sulit menghitung angka kerugian akan tetapi jika dihat dari banyaknya sektor usaha dan pelayanan publik yang terimbas maka bisa mencapai triliunan rupiah. Kejadian ini juga akan berdampak pada ketidakpercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia jika kondisi pelayanan energi listrik seperti ini," jelas dia. 

3 dari 3 halaman

Kronologi Mati Lampu Jakarta hingga Proses Pemulihan oleh PLN

Sekitar pukul 12.00 WIB, listrik di daerah Jakarta dan sekitarnya mati total atau blackout. Ternyata, mati lampu tersebut tidak hanya di daerah Jakarta. Banten, Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah mengalami pemadaman listrik.

Kegiatan yang bergantung pada listrik menjadi lumpuh, termasuk layanan publik, transportasi, perbelanjaan hingga perbankan.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT PLN (persero), Sripeni Inten Cahyani mengungkapkan, PLN langsung melakukan recovery atau pemulihan gangguan. Adapun kronologi gangguan tersebut bermula sejak pukul 11.45 WIB.

"11.45 detik 27, pada saluran udara Ungaran terjadi gangguan pada sirkuit 1, kemudian disusul gangguan sirkuit kedua. Akibatnya di menit 48 detik ke 11, menyebabkan jaringan SUTP Depok Tasik mengalami gangguan," kata dia di Depok, Minggu (4/8/2019).

Dia menegaskan, hal tersebut merupakan awal dari terjadinya pemadaman di sistem Jawa barat, Banten dan DKI Jakarta. "Pada saat 11.45 detik ke 27 saat itu Jawa tengah normal, hanya Brebes saja, tapi Brebes sebenarnya masuk dalam sistem Jawa Barat," ujarnya.

Kemudian, pada pukul 11.48 WIB, Jabar, Banten dan DKI mengalami mati lampu. "Kami manajemen PLN memimpin langsung dan mengawal langsung proses recovery. Dari sini kita bisa memantau bagaimana pasokan listrik dari timur ke barat untuk mendukung pasokan," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.