Sukses

Kenaikan Peringkat RI Bukti Kepercayaan Asing pada Kebijakan Pemerintah

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa Indonesia patut mensyukuri kenaikan peringkat atau rating oleh lembaga pemeringkat Internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa Indonesia patut mensyukuri kenaikan peringkat atau rating oleh lembaga pemeringkat Internasional. Hal tersebut merupakan bukti kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia.

"Rating ini Alhamdulillah adalah karunia Allah yang betul-betul sangat besar terhadap Indonesia," kata dia saat ditemui di sela-sela acara Silaturahmi Idul Fitri 1440 H BI dan OJK di Kompleks BI, Jakarta, Senin (10/6/2019).

Kenaikan peringkat utang Indonesia oleh S&P, kata Perry menunjukkan dua hal. Pertama kepercayaan lembaga tersebut kepada kondisi perekonomian Indonesia.

"Satu bahwa confidence dari S&P terhadap prospek ekonomi Indonesia. Bahwa prospek ekonomi Indonesia jangka pendek jangka panjang itu akan baik," ujarnya.

Kedua, kenaikan peringkat utang tersebut menunjukkan kepercayaan pada rangkaian kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

"Ini adalah prove of confidence terhadap koordinasi dan kredibilitas kebijakan dari Indonesia. baik dari kebijakannya pemerintah fiskal maupun juga koordinasi dengan BI, kebijakan moneter juga di sektor keuangan itu yang sangat erat," ungkapnya.

"Juga kebijakan-kebijakam reformasi struktural yang di berbagai pihak. Bagaimana mendorong ekspor, bagaimana kemudian mendorong industri dalam negeri, mendatangkan PMA, maupun perbaikin iklim investasi," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

S&P Dongkrak Peringkat Utang Indonesia Jadi BBB

Sebelumnya, lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's/ S&P global rating menaikkan peringkat kredit utang jangka panjang Indonesia atau sovereign credit rating Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook atau prospek stabil pada Jumat (31/5/2019).

Selain itu, S&P juga menaikkan peringkat utang Indonesia jangka pendek menjadi A-2 dari A-3.

Dalam keterangan tertulis yang dikutip Jumat pekan ini, kenaikan peringkat tersebut mencerminkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat dan dinamika kebijakan yang mendukung. Hal ini diharapkan berlanjut seiring terpilihnya kembali Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Peringkat pada Indonesia terus didukung oleh utang pemerintah yang relatif rendah dan kinerja fiskal yang moderat,” tulis S&P Global Rating. 

Faktor-faktor ini menyeimbangkan kelemahan terkait ekonomi Indonesia dengan masyarakat penghasilan menengah ke bawah dan capital adequacy ratio (CAR) yang moderat.

Selain itu, S&P menilai ekonomi Indonesia tumbuh lebih cepat dari negara-negara lainnya yang memiliki tingkat pendapatan yang sama.

Ini mencerminkan pembuatan kebijakan pemerintah telah efektif dalam menerapkan dan mempromosikan keuangan publik yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi yang seimbang.

Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) per kapita riil di Indonesia sebesar 4,1 persen, menurut S&P merupakan hal yang baik, berdasarkan rata-rata 10 tahun. Ini dibandingkan dengan rata-rata 2,2 persen di seluruh negara di tingkat global dengan tingkat pendapatan yang sama. Pencapaian pertumbuhan ekonomi ini di tengah lingkungan eksternal yang menantang selama beberapa tahun terakhir.

Selain itu, hasil pengumuman resmi menunjukkan kalau pemilihan umum (Pemilu) Indonesia baru-baru ini telah memberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mandat baru. Meski pun calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto juga terus membantah hasilnya.

Ini dengan Prabowo Subianto mengajukan pengaduan ke Mahkamah Konstitusi yang mungkin memerlukan peninjauan resmi atas hasilnya selama beberapa bulan mendatang.

Meski pun perselisihan dan sempat ada kericuhan menambah ketidakpastian di lingkungan politik Indonesia dalam waktu dekat, tapi diharapkan tidak berdampak terhadap kebijakan jangka panjang dan prospek ekonomi.

Lembaga politik di Indonesia juga umumnya stabil dan bebas dari tantangan terhadap legitimasinya.

Sementara itu, pemerintahan Joko Widodo menerapkan langkah-langkah kebijakan mendukung daya beli dan konsumsi jelang pemilihan umum hanya bersifat sementara. Diharapkan ada momentum reformasi seiring ada pemerintahan baru.

Adapun prospek yang stabil mencerminkan pandangan S&P mengenai lingkungan kebijakan yang konstruktif di Indonesia sehingga akan mendukung prospek pertumbuhannya di tahun-tahun mendatang, dan meningkatkan profil kredit yang lebih luas dari pemerintah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.