Sukses

BUMN Ini Kucurkan Dana Infrastruktur Rp 553 Triliun dalam 10 Tahun

Pendanaan ini tidak cukup besar jika dibandingkan dengan jumlah dana yang diberikan oleh negara untuk infrastruktur.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atas pencapaian pemberian dana pembangunan infrastruktur sebesar Rp 553 triliun selama 10 tahun berkarya. Saat didirikan, SMI hanya memiliki modal pendanaan sebesar Rp 1 triliun.

"Betapa pencapaian dalam 10 tahun dimulai dengan Rp 1 triliun dan sekarang sudah bisa mendanai lebih dari Rp 553 triliun proyek luar biasa memang," ujar Sri Mulyani dalam perayaan ulang tahun ke-10 PT SMI di Jakarta, Kamis (28/3/2019).

Sri Mulyani mengatakan, pendanaan ini tidak cukup besar jika dibandingkan dengan jumlah dana yang diberikan oleh negara untuk infrastruktur.  Namun SMI diminta tidak cepat puas dan terus berkarya mengatasi pemerataan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

"Bu kayaknya udah cukup deh Bu. Ini cukup besar deh saya bilang nggak juga Rp 553 triliun it is a small money. Comparing kebutuhan untuk membangun infrastruktur Indonesia yang bisa mencapai lebih dari Rp 5.000 triliun. Jadi jangan terlalu cepat puas memang tidak semuanya harus dibangun oleh PT SMI, tapi anda tahu bahwa anda harus memiliki posisi yang cukup signifikan di dalam mengatasi pembangunan infrastruktur di Indonesia," jelas dia.

Direktur Utama PT SMI, Emma Sri Hartini mengatakan pendanaan proyek sebesar Rp 553 triliun mencapai multiplayer effect sebanyak 18 kali. Pembiayaan itu juga diiringi dengan biaya portofolio pengembangan infrastruktur mencapai sebesar Rp 653 triliun, jasa advisery sebesar Rp 546 triliun serta proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha yang mencapai Rp 51 triliun.

"Alhamdulillah semuanya bisa berjalan dengan baik. Mudah-mudahan percepatan delivery-nya lebih baik lagi," jelas Emma.

Selain itu, lanjut Emma, sebaran portofolio tersebut tidak lagi hanya berfokus di daerah-daerah yang pembangunan infrastruktur sudah baik, seperti di kota-kota besar wilayah Jawa dan Sumatera, melainkan 63 persennya sudah tersebar di luar Jawa.

Sementara itu, dari sisi sektor pembiayaannya juga semakin beragam. Meski begitu, masih didominasi oleh pembiyaan di sektor infrastruktur jalan, jalan tol, maupun ketenaga listrikan dan sektor-sektor lain yang serupa.

"Ke depan kami prioritaskan dan beri dukungan lebih kepada sektor-sektor kesehatan dan pendidikan dengan terus memajuka pembangunan infrastruktur dasar," jelas Emma.

Dengan berbagai capaian pembiayaan infrastruktur yang sangat baik dan pesat itu, Emma menegaskan, bahwa tingkat efisiensi kinerja dari PT SMI tetap terjaga rendah. Itu ditunjukkan dari Cost Efficiency Ratio atau CER yang mampu dijaga di bawah kisaran 18 persen.

"Sehingga cost eficiency rasio kita rendah 18 persen dibanding FA (Financial Advisor) yang lain rata-rata 40 persen. Ini menunjukkan kami senang disupport berbagai mitra strategis kami," tandasnya.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Akui Daya Saing Infrastruktur Indonesia Tertinggal dari Malaysia

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri perayaan ulang tahun PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) ke 10. Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menyampaikan rasa bangganya atas pencapaian yang didapat SMI.

Sri Mulyani mengatakan, sudah banyak pencapaian yang diraih dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Meski demikian, daya saing atau competitiveness index infrastruktur Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan Malaysia.

"SMIers ini pasti adalah mereka yang paling tidak, pernah ke luar negeri. Lihat tetangga kita tidak usah jauh-jauh Malaysia. Kalau dilihat dari global competitiveness index infrastrukturnya saja mereka ada di rangking 30, kita ada di rangking 71," ujarnya di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (28/3).

Ranking ini tentu bukan sesuatu yang membanggakan. Untuk itu, dia mengajak SMI agar turut serta mendorong kenaikan competitiveness index infrastruktur agar lebih baik meskipun jika dibandingkan Malaysia Indonesia memiliki wilayah yang lebih luas dan penduduk lebih besar.

"Senang nggak kita ada di bawahnya? pasti tidak. Semangat dari milenial Anda harus bisa mengejar. Anda boleh berargumentasi Malaysia lebih kecil dari kita Bu. Dia nggak punya 17.000 pulau, dia penduduknya nggak sampai 267 juta. Wilayahnya tidak sebesar 8,3 juta KM. Lautnya lebih banyak kita ibu," jelasnya.

"Anda sangat mudah mencari alasan panjang sekali untuk mengatakan Ia memang kita 71 nggak apa-apa yang di situ 30. Namun saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menggugah kalian semua jangan pernah memiliki karakter untuk selalu mencari alasan dulu untuk tidak melakukan sesuatu," sambungnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, saat ini PT SMI memiliki banyak SDM millenial yang memiliki semangat besar untuk melakukan perubahan-perubahan. Dia pun meminta, SMI dapat terus bergerak dan memerangi sikap mencari-cari alasan.

"Saya berharap semangat muda dari SMI adalah semangat yang tadi ditunjukkan dengan lagu, dengan bahkan pengibaran bendera menyanyikan Indonesia Raya. Bahkan dari sisi doanya dan gerakan kita semuanya adalah ingin membangun semangat, memerangi sikap kita untuk selalu mencari alasan bahwa ini tidak bisa dan terlalu sulit," tandasnya.

 

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini