Sukses

Peringati Hari Berkabung Nasional untuk George HW Bush, Wall Street Tutup

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tutup peringati hari berkabung nasional untuk Presiden AS ke-41 George H.W. Bush pada Rabu waktu setempat.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tutup peringati hari berkabung nasional untuk Presiden AS ke-41 George H.W. Bush pada Rabu waktu setempat.

George H.W Bush tutup usia pada Jumat pekan lalu. Pemakaman kenegaraannya dilakukan pada Rabu 5 Desember 2018. The New York Stock Exchange dan Nasdaq tutup untuk menghormati mendiang Presiden George H.W. Bush yang meninggal pada usia 94 tahun.

“Kami ingat Presiden Bush sebagai seorang veteran yang berjuang melawan totalitarinisme, negarawan yang mengadvokasi kebebasan, dan pemimpin yang melayani negaranya, dan seorang yang berbakti kepada keluarga,” ujar Presiden NYSE Group Stacey Cunningham, seperti dikutip dari laman USA Today, Kamis (6/12/2018).

Selain itu, pasar obligasi AS juga tutup untuk perdagangan Rabu waktu setempat. Hal itu berdasarkan rekomendasi dari Asosiasi Industri Sekuritas dan Pasar Keuangan atau lebih dikenal SIFMA.

Merupakan tradisi bursa saham AS tutup selama pemakaman kepala negara. Penutupan wall street terakhir pada 2 Januari 2007 untuk pemakaman mantan Presiden AS Gerald Ford. Selain itu, pada Juni 2004 untuk Ronald Reagan dan April 1994 untuk Richard Nixon.

Selain wall street, semua kantor federal juga tutup. Namun, beberapa karyawan dalam peran tertentu harus melapor bekerja pada hari itu. Demikian juga Mahkamah Agung dan DPR. Demikian kutip laman foxbusiness.com.

Layanan pos AS juga akan tutup dan menangguhkan pengiriman surat biasa. Namun, beberapa pengiriman paket akan berlanjut. Beberapa bank dan pengadilan lokal di seluruh negeri juga tutup. Sedangkan sistem pembayaran the Federal Reserve akan berfungsi seperti biasa.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wall Street Tumbang

Sebelumnya, Wall Street jatuh lebih dari 3 persen pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pelemahan dipimpin oleh saham-saham di sektor perbankan dan industri karena penurunan imbal hasil obligasi AS akibat adanya potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi AS.

Mengutip Reuters, Rabu 5 Desember 2018, Dow Jones Industrial Average turun 799,36 poin atau 3,1 persen menjadi 25.027,07. Untuk S&P 500 kehilangan 90,31 poin atau 3,24 persen menjadi 2.700,06. Sedangkan Nasdaq Composite turun 283,09 poin atau 3,8 persen menjadi 7.158,43.

Indeks S&P 500 membukukan persentase penurunan harian terbesarnya dalam sekitar dua bulan dan membalikkan keuntungan yang diperoleh seminggu sebelumnya.

Indeks acuan saham-saham dengan kapitalisasi kecil yaitu Russell 2000 turun 4,4 persen. Angka ini merupakan penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari tujuh tahun.

Investor Wall Street fokus pada obligasi AS di mana yield 10 tahun jatuh ke titik terendah sejak pertengahan September.

Para analis melihat adanya sinyal kurva imbal hasil inversi, ketika imbal hasil obligasi 10 tahun mengalami pembalikan arah yang sangat cepat.

"Ini adalah ketakutan tentang kurva imbal hasil terbalik dan apa artinya bagi perekonomian dan merupakan prekursor untuk resesi," kata Chuck Carlson, chief executive officer Horizon Investment Services, Hammond, Indiana, AS.

The New York Stock Exchange dan Nasdaq akan ditutup pada hari Rabu, untuk hari berkabung bagi mantan Presiden George H.W. Bush, yang meninggal pada hari Jumat lalu pada usia 94 tahun.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.