Sukses

Cirebon Power Operasikan Pembangkit Ramah Lingkungan pada 2022

Konsorsium Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Power berkomitmen menjadi operator pembangkit ramah lingkungan di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Konsorsium Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Power berkomitmen menjadi operator pembangkit ramah lingkungan di Indonesia, dengan meningkatkan kinerja.

Presiden Direktur Cirebon Power, Heru Dewanto mengatakan, Cirebon Power akan terus meningkatkan kinerja dan standar operasi. Hal ini untuk meningkatkan performa perusahaan dalam mengoperasikan pembangkit listrik, termasuk dalam meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

"Cirebon Power akan terus memacu kinerja, khususnya kepedulian terhadap lingkungan," kata Heru, di Jakarta, Jumat (16/11/2018).

Cirebon Power merupakan konsorsium operator pembangkit listrik PLTU Cirebon berkapasitas 660 MW yang beroperasi sejak 2012. Pembangkit tersebut paling awal menerapkan teknologi super critical yang ramah lingkungan, dibandingkan PLTU biasa. Perusahaan itu juga tengah membangun PLTU Cirebon Unit II dengan kapasitas 1.000 MW. 

"Pembangkit yang ditargetkan beroperasi pada 2022 itu, akan menggunakan teknologi yang lebih maju dan bersih, yaitu Ultra Super Critical," ujar dia.

Atas penggunaan teknologi ramah lingkungan  yang digunakan tersebut, Cirebon Power dinilai sukses mengembangkan PLTU ramah lingkungan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan  dua penghargaan yang didapat Cirebon Power.

Penghargaan pertama adalah The Best Pioneer In Utilization of Clean Coal Technology in The Country, di ajang ASEAN Outsanding Engineering Achievement Award 2018  di Singapura.

Penghargaan yang diberikan oleh ASEAN Federation of Engineering Organisations (AFEO) ini untuk mengapresiasi terobosan PLTU 1x660MW Cirebon, yang menjadi pelopor penerapan teknologi batu bara bersih. 

Kemudian, perusahaan pembangkit listrik itu juga memenangkan penghargaan khusus The Best Environmentally Concerned Company, atau perusahan yang paling peduli pada kelestarian lingkungan, dalam ajang Indonesia Best Electricity Award (IBEA) 2018 di Jakarta.

Dalam ajang ini, Cirebon Power dinilai terbukti berkomitmen tinggi dan sukses menjaga lingkungan sekitar dalam mengoperasikan pembangkit listriknya. 

"Ini bukti kepedulian kita terhadap lingkungan. Jadi ini pengakuan dari kerja keras kita semua. Seluruh karyawan di Cirebon Power yang bersungguh-sungguh menjalankan values,” kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PLN Hemat Rp 1,2 Miliar dari PLTU Jeranjang Lombok

Sebelumnya, PT PLN (Persero) mencatat dapat menghemat Rp 1,2 miliar per hari atas pengurangan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM), dengan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang Unit 1 dan 3, Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).

Deputi Manajer Enjinering Pembangkit PLN Wilayah NTB, Adam Priyo‎ mengatakan, kehadiran PLTU Jeranjang unit 1 pada April 2016 dan unit 3 pada Desember 2012 membawa dampak positif pada penurunan Biaya Pokok Produksi (BBP) listrik. Ini karena mengurangi penggunaan Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

"‎PLTU Jeranjang menurunkan BPP siginfikan, karena sebelumnya hampir 60 persen lebih BBM," kata Adam, di PLTU Jeranjang, Lombok, ‎Rabu (12/9/2018).

Adam menuturkan, meski hanya menyumbang 17,7 persen ke kelistrikan Lombok‎, peran PLTU Jeranjang sangat besar dalam penghematan produksi listrik, mencapai Rp 600 juta per hari untuk satu unitnya. Selain itu, Rp 1,2 miliar per hari dengan dioperasikanya dua unit pembangkit dengan kapasitas masing-masing 25 Mega Watt (MW).

"Penghematan satu unit beroperasi Rp 600 juta per hari, dia mampu menghemat minyak," tutur dia.

Adam melanjutkan, penghematan didapat karena harga batubara sebagai sumber energi PLTU jauh lebih murah‎, ketimbang harga BBM sumber energi PLTD.

Ke depannya, PLN wilayah Lombok akan terus berupaya mengurangi penggunaan PLTD dan menggantikan dengan pembangkit dengan sumber energi yang jauh lebih murah untuk menurunkan BPP di wilayah tersebut agar lebih hemat.

"Kita on progres biaya bikin listrik murah, program kedepan minyak ini semakin dikurangi.

‎Untuk diketahui, saat ini porsi pasokan listrik Lombok sebanyak 256 MW teridiri dari, PLTG MPP 18,1 persen, PLTD Sewa 24,1 persen, PLTU Jeranjang 17,7 persen, PLTU IPP 17,7 persen, PLTMH 3,6 persen.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.