Sukses

Pemerintah Belum Berencana Naikkan Harga BBM

Menteri ESDM Ignasius Jonan meminta tak perlu membesar-besarkan soal kenaikan harga BBM.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan tidak akan ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam waktu dekat.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, sejauh ini pemerintah belum punya rencana untuk menaikkan harga BBM. Oleh sebab itu, isu seperti ini tidak perlu dibesar-besarkan.

"Soal harga BBM, menurut saya, pemerintah tidak merencanakan kenaikan harga BBM dalam waktu dekat. Itu jawabannya," ujar dia di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (4/9/2018).

Sebagai informasi, harga minyak naik pada penutupan perdagangan hari Senin (Selasa pagi WIB) ditopang kekhawatiran penurunan produksi Iran usai sanksi yang dikenakan Amerika Serikat (AS) mulai November mendatang.

Meski kenaikan harga dibatasi lonjakan pasokan minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dan AS.

Melansir Reuters, Selasa (4/9/2018), harga minyak Brent naik USD 37 sen menjadi USD 78,01 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik USD 30 sen menjadi USD 70,1 per barel.‎

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga BBM Diprediksi Naik Tahun Depan

Bank Mandiri meramalkan tingkat inflasi Indonesia akan kembali meningkat pada tahun 2019. Inflasi diprediksi akan berada pada angka 4,5 persen atau lebih tinggi dari periode dua tahun sebelumnya yang berada pada level 3 persen.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Anton Gunawan mengungkapkan faktor utama yang medongkrak inflasi adalah karena adanya program penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM).

"Tahun depan diperkirakan 4,5 persen karena mau tidak mau setelah Pemilu dan Lebaran, pemerintah mau tidak mau harus adjust harga BBM, tidak semua, sebagian, tapi mau tidak mau," kata Anton dalam acara Macroeconomic Outlook di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis (30/8/2018).

Dia mengungkapkan menaikkan harga BBM terpaksa dilakukan pemerintah tahun depan sebab harga minyak dunia akan terus naik. BBM sendiri merupakan salah satu komponen penyumbang inflasi yang mempunyai porsi cukup besar sehingga ketika terjadi kenaikkan harga maka dampaknya akan sangat terasa pada inflasi.

"Sehingga kenaikan bahan baku entah karena depresiasi rupiah dan BBM yang tidak disubsidi, itu masih belum bisa ditransfer ke konsumen sementara ini, sehingga mengurangi profit margin-nya atau dia lakukan banting cost. Tapi pada titik tertentu harus ada adjustment dan mungkin mendekati perubahan ke CPI (customer price index)," ujarnya.

Sebagai informasi, saat ini inflasi berada di level 3,18 persen. Prediksi hingga akhir tahun 2018 inflasi akan berada di angka 3,6 persen atau sedikit lebih tinggi dari asumsi yang hanya 3,5 persen.Tingginya inflasi tersebut juga tidak luput dari tingginya harga pangan di pasaran. "Karena ada perkiraan kenaikan harga pangan," ujarnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.