Sukses

Top 3: Nasib Harga BBM Usai konflik Iran-Israel Memanas

Artikel mengenai nasib harga BBM usai konflik Iran-Israel memanas ini menyita perhatian di Kanal Bisnis Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta Ketegangan terbaru antara Iran dan Israel meningkat setelah Iran melancarkan serangan drone ke Israel sebagai balasan atas serangan di Damaskus. Konflik ini telah memicu kekhawatiran global, dengan banyak orang khawatir hal ini bisa menjadi tanda awal Perang Dunia III.

Memanasnya konflik Iran-Israel ini pun turut berdampak pada harga minyak dunia. Hal ini juga berpotensi memberikan dampak pada harga BBM.

Namun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan harga bahan bakar minyak (BBM) masih sesuai kebijakan, tidak akan berubah hingga Juni 2024.

Saat ini meskipun terjadi konflik antara Iran dengan Israel, pemerintah masih melihat dampak jangka pendek dari konflik tersebut. 

Artikel mengenai nasib harga BBM usai konflik Iran-Israel memanas ini menyita perhatian di Kanal Bisnis Liputan6.com. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di Kanal Bisnis Liputan6.com?

Berikut tiga artikel terpopuler di Kanal Bisnis Liputan6.com yang dirangkum pada Selasa (16/4/2024):

1. Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni 2024, Meski Ada Konflik Iran-Israel

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM) masih sesuai kebijakan, tidak akan berubah hingga Juni 2024.

Saat ini meskipun terjadi konflik antara Iran dengan Israel, Tutuka menjelaskan pihaknya masih melihat dampak jangka pendek dari konflik tersebut. Menurut dia, kondisi saat ini tergantung reaksi investor, produsen dan, konsumen terhadap risiko ke depan. Misalnya bagaimana potensi respon israel akan mempengaruhi kemungkinan eskalasi pasar. 

"Iya harga BBM masih seperti itu. Karena sekali lagi kami berpikiran ini short term karena kecenderungan dunia dan banyak pihak itu tidak menginginkan harga yang terlalu tinggi,” kata Tutuka dalam webinar Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI, Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter, Senin (15/4/2024).

Baca artikel selengkapnya di sini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Simak, ASN Ini Tak Boleh WFH pada 16 dan 17 April 2024

Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) memutuskan untuk mengkombinasikan tugas kedinasan dengan metode work from home (WFH) dan work from office (WFO) pada Selasa-Rabu, 16 dan 17 April 2024. Langkah ini dijalankan agar arus balik Lebaran 2024 tidak menumpuk.

Namun tidak semua ASN bisa WFH. Terdapat ASN di instansi yang berkaitan langsung dengan pelayanan publik tidak bisa WFH, alias tetap bekerja dari kantor 100 persen. Kebijakan itu tertuang dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 1 Tahun 2024 yang ditujukan kepada pejabat pembina kepegawaian di seluruh instansi pemerintah.

“Untuk instansi yang berkaitan dengan pelayanan publik secara langsung, WFO tetap diterapkan optimal sebesar 100 persen," kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Abdullah Azwar Anas dikutip Senin (15/4/2024).

Baca artikel selengkapnya di sini

3 dari 3 halaman

3. Harga Minyak hingga Emas Siap-Siap Melambung Tinggi Jika Konflik Iran-Israel Berlanjut

Ekonom Mari Elka Pangestu memperingatkan harga emas dan minyak berpotensi melonjak jika konflik Iran dan Israel berlanjut. Menurutnya, bila kedua negara lanjut berperang, maka rantai pasok dunia akan terganggu, sehingga terjadi kenaikan harga komoditas pangan. Kemudian disusul oleh kenaikan harga minyak. 

“Gejolak harga minyak, inflasi, dan gejolak harga komoditi yang lain juga akan memengaruhi Indonesia,” kata Marie dalam webinar Ngobrol Seru Dampak Konflik Iran-Israel ke Ekonomi RI, Eisenhower Fellowships Indonesia Alumni Chapter, Senin (15/4/2024). 

Mari menambahkan, dampak konflik tersebut disebutnya tentu akan berpengaruh pada nilai tukar Rupiah yang kini sudah melemah dan lebih jauh lagi akan berdampak pada penurunan bond yield dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Baca artikel selengkapnya di sini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.