Sukses

Tensi Perang Dagang Meningkat Bikin Harga Minyak Tersungkur

Harga minyak mentah AS berakhir turun 0,4 persen, sementara Brent jatuh 1,5 persen dalam sepekan ini.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah dunia turun, terhenti dari kenaikan pada sesi sebelumnya. Hal ini dipicu kekhawatiran meningkatnya tensi perang dagang yang membebani pasar dan kondisi permintaan minyak dunia.

Melansir laman Reuters, Sabtu (4/8/2018), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS, turun 47 sen menjadi USD 68,49 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka Brent ditutup ke posisi USD 73,21 per barel, turun 24 sen.

Harga minyak mentah AS berakhir turun 0,4 persen, sementara Brent jatuh 1,5 persen dalam sepekan ini.

"Saat ini ada perasaan gelisah, selama kita masih dibayangi ketidakpastian sanksi Iran dan ketidakpastian tarif impor," kata Jim Ritterbusch, Analis Galena, Illinois.

Kekhawatiran bahwa permintaan China dapat menurunkan harga minyak, setelah Sinopec memangkas pembelian minyak mentah AS. Unipec, perusahaan dari China yang merupakan bagian dari Sinopec, telah menghentikan impor minyak mentah dari Amerika Serikat (AS) seiring meningkatnya tensi perdagangan antara Washington dan Beijing.

"Permintaan China dari penyuling independen juga lebih rendah sementara perang perdagangan yang meningkat juga tidak membantu sentimen," kata Warren Patterson, Ahli Strategi Komoditas ING.

China mengatakan berencana memberlakukan tarif pada gas alam cair. "Ini meningkatkan kekhawatiran jika kebijakan serupa bakal berlaku untuk minyak," kata John Kilduff, Rekanan Again Capital Management di New York.

Di sisi lain, produksi minyak Rusia naik 150.000 barel per hari (bpd) pada Juli dari bulan sebelumnya menjadi 11,21 juta barel per hari, menurut data kementerian energi pada hari Kamis.

Output eksportir Arab Saudi juga telah meningkat baru-baru ini, menjadi sekitar 11 juta bpd, sementara produksi AS berada di sekitar level itu.

Arab Saudi, Rusia, Kuwait dan Uni Emirat Arab telah meningkatkan produksi untuk membantu mengimbangi kekurangan pasokan akibat adanya sanksi AS terhadap Iran yang direncanakan berlaku akhir tahun ini.

Tetapi penghentian total pasokan Iran tampaknya tidak mungkin karena China, pelanggan terbesar minyak Iran, telah menolak permintaan AS untuk memotong impor dari anggota OPEC.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kekhawatiran Pasokan Turun Bikin Harga Minyak Naik

Harga minyak mentah dunia menguat, dengan patokan minyak AS naik hampir 2 persen setelah para pedagang melihat adanya laporan industri yang menunjukkan stok minyak mentah domestik akan segera turun, usai ada kejutan kenaikan pada minggu terakhir Juli.

Melansir laman Reuters, Jumat (3/8/2018), minyak mentah berjangka Brent ditutup naik USD 1,06, atau 1,5 persen menjadi USD 73,45 per barel. Harga minyak mentah AS naik USD 1,30, atau 1,9 persen, menjadi USD 68,96 per barel.

Pedagang mengatakan harga minyak mulai melaju saat perusahaan penyedia informasi industri Genscape melaporkan bahwa persediaan minyak mentah di Cushing, Oklahoma, hub pengiriman untuk minyak mentah AS, turun 1,1 juta barel sejak Jumat, 27 Juli.

Pada hari Rabu, harga minyak sempat merosot ketika pemerintah AS melaporkan bahwa pada minggu sebelumnya, total persediaan AS naik 3,8 juta barel, sementara persediaan di Cushing turun 1,3 juta barel. 

"Ada harapan bahwa kenaikan harga pada minggu ini akan hilang minggu depan," kata Phil Flynn, Analis Price Futures Group di Chicago. Dia juga mencatat angka produksi bulanan AS jatuh pada bulan Mei.

Sebelum laporan Genscape memicu reli, harga minyak sempat jatuh lebih awal karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan.

Arab Saudi, Rusia, Kuwait dan Uni Emirat Arab telah meningkatkan produksinya untuk membantu mengompensasi kekurangan yang diantisipasi dalam pasokan minyak mentah Iran setelah sanksi AS diberlakukan.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan mitra-mitranya termasuk Rusia telah memangkas produksi untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan.

"Saat ini, ada ketidaksesuaian dalam penentuan waktu, di mana ada peningkatan pasokan OPEC dan kami tidak melihat penurunan signifikan dalam pasokan Iran," kata kata ahli strategi komoditas ING, Warren Patterson.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.